D-day-- Execution

14.4K 2.2K 114
                                    

Begitu menginjakkan kaki di airport, Taehyung melangkah tergesa menuju pintu keluar terminal empat. Disana sudah ada seorang pengawal nya yang berdiri disisi kanan Land Rover hitam gagahnya. Yang pria itu pedulikan kini adalah Jungkooknya, kesayangannya. Bahkan berkas kerja sama dan rincian produksi produk kerjasamanya sama sekali tak dipedulikan.

Biarlah orang Swedia sana membatalkan semua kerjasama mereka asal hari ini Jungkook selamat dan kembali ke pelukan hangatnya. Jimin menyusul tak lama kemudian, berdiri di depan kap mobil sambil menundukkan badan—— nafasnya terengah-engah, efek mengejar langkah panjangnya Taehyung.

"Brengsek, tunggu aku sialan!" Taehyung tak menghiraukan sama sekali umpatan Jimin. Ia diburu waktu. Kalau tidak mungkin Jungkook tak akan selamat. Pria dengan kemeja biru garis garisnya masuk ke mobil. Kepalanya menengok ke arah Jimin yang berada di luar.

"Pergi dengan mobil lain. Hubungi semua pengawalku, jangan sampai ketahuan oleh polisi. Siapapun yang berani melukai Jungkook, aku akan pastikan dia mati ditanganku." Geramnya kesal. Setelahnya Taehyung pergi begitu saja, meninggalkan Jimin yang kesal di trotoar jalan.

"Jacque—— hubungi semua pengawal." Pemuda keturunan Belanda itu membungkuk hormat. Jimin mengusap wajahnya yang kini kelihatan sangat buruk. Kantung mata tebal, pucat serta rambut acak-acakannya yang menunjukan kalau mereka terburu-buru, seperti mengejar bom waktu. Ditambah perjalanan dari Swedia yang tidak main main lamanya. Pemuda Park itu tersenyum tipis sambil melampirkan jas di bahunya. Ia memikirkan satu hal di dalam kepalanya.

Taehyung berubah menjadi seseorang yang punya hati.

Dan Jimin senang mendengarnya. Semuanya karena Jungkook. Mungkin ketika Jungkook ditemukan, ia harus berterimakasih karena hybrid manis itu mampu merubah sosok sahabatnya.

————

Kali ini bau anyir darah melingkupi ruangan kecil itu. Mingyu tersenyum licik di kursi. Tangannya memegang sepucuk revolver produksi Austria, memainkannya dengan jemari panjang dengan sengaja. Bau anyir itu berasal dari tetesan darah di depan Mingyu. Tepatnya dari tiga orang yang digantung dengan keadaan terbalik. Pakaian mereka tak berbentuk seperti awal lagi, sudah sobek di beberapa bagian. Semuanya karena Abigail si perempuan psikopat itu yang menorehkan goresan goresan tipis nyaris disekujur tubuh mereka. Kalau ditanya siapa yang mengalami banyak luka, jelas Jungkook

"Kalian belum mati juga ternyata." Mingyu berucap dengan nada penuh sarkastik nya, Yoongi mendecih pelan. Kedua mata hybrid kucing itu menutup, sesekali meringis begitu Abigail dengan sengaja menggoreskan ujung mata pisau tajamnya di lengannya. Tidak dalam, hanya segores tipis dan tetes demi tetes cairan berbau anyir turun dari sana membasahi kaos lusuh miliknya. Jungkook mencoba meraih kesadarannya yang mulai menipis. Hybrid serigala kecil itu terisak pelan. Tubuhnya makin sakit dibanding kemarin saat hari ke dua disini. Entah apa yang di dalam pikiran sekretaris Taehyung sampai berbuat sebegininya.

"Aku menunggu eksekusi final kalian sebentar lagi." Mingyu tersenyum licik. Rasa dendamnya sudah mencapi batas puncak, dan ia ingin membalaskan kematian Wonwoo dengan cara ini. Jemarinya membelai mulut revolver, merasakan sisa bubuk mesiu disana. Peluru di dalam revolver itu tinggal dua, sisa tiga yang nanti akan digunakan untuk menembak tiga orang tawanannya saat eksekusi. "Wonwoo ditembak mati tanpa peringatan. Tapi senyum terukir di bibirnya. Ia bilang jangan menuntut dendam pada Taehyung, tapi aku tidak bisa. Aku tidak ingin membunuh kalian semudah Taehyung membunuh Wonwoo. Aku ingin kalian mati secara perlahan, merasakan sakit bertubi tubi yang sengaja Abigail torehkan di atas kulit kalian. Aku ingin kalian merasakan apa yang dirasakan Wonwoo ku!" Mingyu menatap netra kebiruan Abigail, memberi isyarat untuk menancapkan pisau pada perut Yoongi.

SLEB!

'AKH—— M-Mingyu!'

Abigail tertawa seperti psikopat disana begitu melihat darah merah pekat mengucur dari luka yang sengaja dibuat pada perut Yoongi. Posisi tubuh yang terbalik membuat darah mengucur deras dari luka sepanjang tiga centi itu. Jungkook makin terisak melihat hyung nya dilukai lagi. Ia hanya tak sanggup menyaksikan serta merasakan sakit sekarang ini. Harapannya soal Taehyung yang akan menyelamatkan sekarang hanya sekedar angan belaka karena sampai detik ini tak ada tanda-tanda berupa suara mobil ada disekitar gedung tempatnya disekap.

"Serigala manis menunggu pangeran menyelamatkan ya?" Mingyu tersenyum tipis. Ia mendekati Jungkook, mengeluarkan pisau kecil dengan ujung lancip—— menyeretnya pelan di pipi gembil Jungkook. Mencoba bermain-main saja. "Sayangnya pangeranmu tidak akan datang kesini."

"Tidak! Tuan Taehyung akan kemari untuk menjemputku—— AKH !!!"

SRET!

Pisau tadi menggores pipi Jungkook kilat, menghasilkan luka baru diatas luka lamanya. Darah mengucur perlahan membasahi wajah serta surai basahnya. Mingyu tertawa puas setelahnya. Ia senang membunuh perlahan seperti ini, ada sensasi tersendiri yang terasa di dalam tubuhnya dibanding membunuh cepat dengan menembak mati seperti yang Taehyung lakukan pada Wonwoo.

Bobby sudah tidak sadarkan diri, begitupun dengan Yoongi hyungnya. Mereka semua kekurangan darah. Semuanya akibat perlakuan dua orang berpakaian formal, Mingyu dan Abigail. Hanya Jungkook yang masih tersadar meskipun tingkat kesadarannya sudah berkurang banyak. Hybrid itu mencoba bertahan, menunggu seseorang yang ia sayangi untuk segera datang menyelamatkannya. Mingyu memberi isyarat dengan lirikan matanya pada Abigail untuk mendekat.

"Eksekusi si manis itu sekarang, Gail. Aku ingin melihatnya mati ditanganmu." Wanita itu mengangguk. Ia mengambil revolver dari balik jas hitamnya, menarik kokangnya dengan ibu jari lalu mengarahkannya tepat di kening Jungkook. Hybrid itu hanya bisa menutup matanya pasrah sambil menahan isaknya. Jungkook sudah tak sanggup lagi bertahan. Kalau memang ini waktunya, ia akan menerima.

"One,

Two,

Th——"

BRAK!!

Suara pintu yang didobrak dari luar sejenak mengalihkan perhatian Mingyu dan Abigail. Jungkook pun membuka matanya dan menemukan seseorang yang diharapkannya sejak awal.

'Berani menekan pelatuk, kalian mati ditanganku.'

Harapannya terkabul sekarang.

'Tenang sayang, tahan dirimu untukku.'

————
Maafkan diriku yang baru update :"
Chapter selanjutnya insyaallah sabtu atau minggu ya!

⭐350 + comment yang banyak

Selamat malam dan selamat membaca ya!♡

Little Wolfie +taekook ( ✅ )Where stories live. Discover now