Bab 1

200K 6.2K 140
                                    

Hai hai.. kali ini aku benar-benar akan merevisi total setiap bab, mungkin cerita ini akan jauh lebih berbeda dari cerita sebelumnya, kerenaaa..
Hampir 90% isinya bakal berubah, dan alur serta konfliknya juga bakal aku buat lebih jelas.

Rencana buat squel ke dua mungkiiinn akan aku batalin, kenapa??
Jawabannya RAHASIA..

happy Reading Sean-Gaby 😘😘

👄👄👄👄👄

Seorang gadis berusia dua puluh tahun mengerjapkan kelopak matanya ketika cahaya matahari dari celah gorden yang belum tertutup sempurna tepat mengenai wajah cantiknya. Gadis itu menggeliat guna melemaskan otot-otot yang terasa kebas.

Iris mata biru kehijauan nya tampak bersinar terkena pantulan sinar matahari, wajahnya terlihat jauh lebih cantik dengan senyuman terbentuk di kedua sudut bibirnya. Gabriella Hill menegakkan tubuhnya sembari menatap jam digital di atas nakas sebelum beranjak dari ranjang menuju pintu kamar mandi.

Tidak membutuhkan waktu lama hingga akhirnya Gaby menyelesaikan rutinitas paginya dan mengenakan pakaian. Kini gadis itu tengah berdiri sembari memandangi penampilannya di depan cermin.

Well.. Hanya olesan bedak tipis serta lipstik berwarna peach dan Gaby sudah sangat siap untuk memulai harinya kali ini.

Tok..tok..tok..

Suara ketukan pintu membuat gadis itu segera meraih tas serta buku-buku yang harus ia bawa untuk mata kuliah hari ini. Ya.. Gaby adalah seorang mahasiswi jurusan bisnis di salah satu universitas terkenal.

Seorang wanita paruh baya berdiri di ambang pintu sembari menundukkan kepala hormat setelah gadis itu membuka pintu kamarnya.

"Bibi jangan menundukkan kepala seperti itu" ucap gadis itu dengan nada sedikit merajuk.

Belinda, kepala pelayan mansion keluarganya tersenyum sangat ramah sebelum mengucapkan tujuannya.
"Tuan menunggu Anda untuk sarapan nona" ucapnya sopan.

Gadis itu mengerutkan dahi bingung, pasalnya tuan yang di maksud oleh Belinda adalah ayahnya, dan tentu saja ayahnya selalu melapor sehari sebelum ia kembali dari perjalanan bisnis yang bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu itu. "daddy sudah pulang?" Tanyanya memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

Kepala pelayan itu mengangguk dengan senyuman hangat yang masih menghiasi bibirnya.

Senyuman mengembang di bibir Gaby, gadis itu berjalan dengan tergesa menuruni anak tangga, berjalan menuju ruangan tempat dimana kegiatan makan berlangsung. Namun ketika tubuhnya sudah berjarak tiga meter dari pintu ruang makan, Gaby menghentikan langkah.

"Hallo princess" seorang pria berusia empat puluh lima tahun tengah berdiri di ambang pintu, lengkap dengan setelan jas mahal melekat pas di tubuhnya yang masih tegap dan berotot meski usianya tidak muda lagi, pria itu tersenyum menyambut Putri semata wayangnya.

"Daddy" Gabriella segera berhamburan memeluk ayah yang sangat jarang ia temui akibat padatnya jadwal pekerjaan milik pria itu.

Lukas Danet Hill membalas pelukan putrinya dengan sama eratnya sembari menciumi puncak kepalanya sayang. Satu-satunya hal yang membuatnya merindukan mansion ini adalah ketika ia dapat melihat senyuman mengembang di bibir gadis kecilnya ketika menyambut kepulangannya.

"Bukankah daddy bilang akan pulang Minggu depan?" Ucap Gaby seraya berjalan memasuki ruang makan bersama Lukas yang memeluk pinggangnya.

Lukas berjalan lebih dulu sembari menarik salah satu kursi, mempersilahkan Gaby untuk duduk, sementara dirinya duduk disamping Gaby. "Ah.. soal itu, nanti kita bicarakan setelah sarapan princess. apa kau masih ada waktu?"

My Vampire Secret [REVISI]Onde histórias criam vida. Descubra agora