Bab 26

28.9K 1.6K 87
                                    

1200 vote untuk Bab 27.

Happy reading  😘😘

*****

Sosok pria bermata biru baru saja masuk melalui pintu balkon, ia kemudian berdiri di samping ranjang menatap seorang gadis yang saat ini tengah meringkuk sembari memejamkan mata di tengah ranjang besar miliknya.

Salah satu tangannya terulur berniat mengusap rambut coklat kemerahan yang tergerai menutupi sebagian wajah, namun terhenti saat pertanyaan itu kembali mengusik pikirannya.

Ia tahu jika suatu saat Gaby pasti bertanya dengan panggilan yang ia berikan pada gadis itu, dan sekeras apapun ia berusaha untuk mencari sebuah alasan, maka yang ada hanyalah kebuntuan.

Ia tidak mungkin berkata bohong jika Gaby merupakan seorang yang di anggap sebagai wanita yang dulu pernah mengisi hatinya. Ia tidak mungkin mengatakan pada gadis itu jika ia masih memikirkan Angela.

Memang pada awalnya Sean mengira bahwa Gaby merupakan gadis yang sama, selain wajah yang begitu mirip, tanda dan sifat keduanya semua memiliki kesamaan, hanya saja Angela tidak pernah menentang semua perintah serta peraturan yang ia buat, berbeda halnya dengan Gaby.

Gadis itu selalu membuatnya merasakan amarah terutama saat dengan mudahnya Gaby memakai pakaian yang sangat minim juga berdansa dengan pria yang ia kenal sebagai mantan pacar gadis itu.

Well. Meskipun Sean telah memberi pria itu pelajaran, namun tetap saja, jika ia masih bisa melihat wajah pria bernama Jason, maka dirinya tidak akan pernah puas. Ia terbiasa membunuh siapa saja yang mencoba mengganggu atau mengambil apa yang menjadi miliknya, dan Gaby adalah miliknya.

Terlepas dari fakta bahwa gadis yang saat ini tengah memejamkan mata dengan wajah damai bukanlah gadis yang selama ini ia tunggu. Sean tidak menyangkal jika perasaannya mulai tumbuh untuk Gaby, meskipun dirinya masih terus mengingat Angela di saat gadis itu menatapnya lekat.

Siall..
Sean sangat menyadari bahwa apa yang saat ini ia rasakan untuk gadis itu adalah sebuah kejahatan, ia terobsesi pada Angela dan begitu melihat betapa miripnya Gabriella membuatnya menginginkan gadis itu, lebih dari apa yang selama ini ia bayangkan. Namun kembali, takdir tidak menginginkan kebahagiaan mereka dan Sean harus memilih. Memilih pilihan yang tepat untuk dirinya, Gabriella dan beberapa orang yang telah ia beri janji.

Sean melepaskan jubah hitam yang ia kenakan sebelum melemparkannya asal. Pria itu berbaring tepat di sebelah Gaby kemudian meraih tubuh gadis itu untuk ia peluk dan memberikan kecupan-kecupan kecil di puncak kepalanya. Menghirup dalam aroma sampo vanila yang tercium dan entah kenapa hal itu membuat Sean kembali teringat dengan awal pertemuan mereka hingga saat terakhir sebelum Gaby tertidur di atas ranjangnya.

"Berjanjilah untuk bahagia Gabriella" ucapnya berbisik seraya mengusap rambut halus Gaby naik turun.

***

Sudah terlalu malam bagi Roger untuk menghubungi dokter, dan ringisan Jason semakin terdengar keras seiring tangan terampilnya membersihkan luka yang masih mengalirkan darah tepat di pelipis bagian kiri tuan mudanya itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada anda tuan?" Ucap Roger sembari menempelkan plester untuk menutupi luka tersebut dan beralih meraih tangan kanan Jason yang sedari tadi tidak di lepaskan oleh pria itu.

"Bisakah kau pelan-pelan, rasanya sakit sekali" ucap Jason sembari meringis.

Roger mendongak untuk menatap wajah tuannya sebelum menghembuskan nafas lelah.

My Vampire Secret [REVISI]Where stories live. Discover now