Bab 10

73.2K 4.1K 195
                                    

Banyak yang nanya, 'kok updatenya lama banget?'

Lah gimana gak lama, kalian aja males kasi komen atau sekedar kasi bintang buat cerita ini. Ya udah aku juga males-malesan buat ngetik.

Padahal aku buat cerita ini biar bisa di nikmati sama kalian secara gratis loh. Cuma ya itu.. balesan kalian ke akunya selalu bikin kecewa.

Aku sempat mikir 'apa sebaiknya cerita ini langsung di bukukan aja biar gak nyesek setiap update yang komen cuma beberapa orang.

Gmana menurut kalian?

#curahanhati author yang tersakiti 😂😂😂😂😂😂😂😂

*****

Mata biru kehijauan gadis itu berbinar menatap danau kecil yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Setelah berlari selama hampir setengah jam, akhirnya ia sampai di tempat itu, tempat yang selalu ia kunjungi sehabis berolahraga untuk sekedar mengembalikan kembali energi yang terkuras habis selama satu Minggu penuh.

Ya, saat ini adalah akhir pekan, dimana Gaby tidak harus mengerjakan soal, ataupun di pusingkan dengan berbagai jadwal mata kuliahnya.

Gaby menghela nafasnya panjang,  senyuman tipis terukir di bibir gadis berusia dua puluh tahun, berambut coklat kemerahan sepunggung itu. Danau itu nampak sepi, karena memang letaknya yang tersembunyi di balik banyaknya pepohonan membuat tempat itu seakan menjadi tempat pribadi bagi Gaby seorang. dan Gaby menyukainya, ia menyukai kesendirian. Entah sejak kapan kesendirian mulai akrab dengannya. Ia selalu menjaga jarak hampir dengan semua orang, tidak banyak yang mengenal dirinya, bahkan orang-orang terkadang meragukan bahwa ia adalah anak dari seorang pengusaha terkenal yang memiliki beberapa gedung pencakar langit di kota New York, melihat dari sikap Lukas dan dirinya yang bertolak belakang.

Sikap tertutupnya membuat Gaby tidak banyak memiliki teman, dan hanya Elena serta Jasonlah yang mau berteman sekaligus menjadi orang terdekatnya.

Jason.. ah mengingat nama itu membuat Gaby kembali mengingat bagaimana cara pria itu pertama kali mengenalkan dirinya. Saat itu situasi terasa canggung, Gaby bukanlah orang yang pandai bersosialisasi begitu pula dengan Jason. Kesan pertama yang di berikan pria itu adalah seorang pria misterius, tertutup dan memiliki kepribadian yang sama dengannya.

Ya Jason cenderung menutup dirinya, atau lebih tepatnya menjauh dari semua orang, namun pria itu selalu memperlakukannya dengan baik. Jarak umur yang terpaut hanya dua tahun membuat pria itu seakan menjadi sosok kakak laki-laki yang selalu Gaby inginkan.

Hingga saat itu, saat dimana Gaby baru saja menginjak umur enam belas tahun, Jason menyatakan bahwa dirinya memiliki perasaan lebih dari seorang teman. Ya.. pria itu mengatakan bahwa ia mencintai Gaby dan ingin menjalin hubungan dengannya. Gaby tentu saja tidak menolak, gadis itu langsung menjawab 'ya' dan langsung di hadiahi ciuman oleh pria itu yang juga merupakan ciuman pertamanya.

Gaby tersenyum miris, semua masa lalu itu perlahan kembali menyayat hatinya, seharusnya ia sudah bisa melupakan Jason, seharusnya ia tidak terlalu larut dalam perasaan sakit hati yang terus menyiksanya seperti ini. Gaby tidak menyangkal bahwa jauh di dasar hatinya ia masih menyimpan perasaannya pada Jason. Pria brengsek yang telah membuat harapannya melambung tinggi lalu memberikan rasa sakit yang membuatnya jatuh kedalam jurang dalam sekejap.

Kenapa pria itu harus kembali menghantui pikirannya? Kenapa pria itu terus mendekat di saat Gaby sudah mulai meninggalkan semua kenangan menyakitkan itu? Kenapa?

Gaby memejamkan mata sembari menghirup aroma alam yang di hasilkan oleh pohon serta rerumputan di sekitarnya.

Tidak.. ia tidak boleh menangis lagi. Semua sudah berlalu, dan saatnya ia memulai kembali masa depannya tanpa pria itu.

My Vampire Secret [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang