Bab 11

59K 3.3K 62
                                    

"Apa yang kau lakukan di tempat ini Gabriella?."

*****

Tolong katakan jika pendengarannya salah, atau tolong bangunkan ia dari mimpi menyebalkan yang saat ini tengah menimpanya.

Siall.. Gaby bahkan tak ingin membuka matanya. Suara itu, suara yang membuat bulu kuduk Gaby seketika berdiri.

Pria vampire itu ada disini? Oh astaga.. ini tidak mungkin, bagaimana bisa kedua pria itu mengetahui di mana tepatnya berada sekarang?

Gaby semakin menundukkan kepala, berusaha menghapus sisa air mata yang masih membasahi pipinya. Sean tidak boleh melihatnya dalam keadaan seperti ini. Namun gerakan tangan Gaby terhenti begitu tersadar bahwa mungkin saja pria vampire itu sudah melihat dan mendengar semuanya.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Apa yang Anda lakukan di tempat ini?"

Kali ini pertanyaan Jason lah yang membuat Gaby meringis ngeri. Gadis itu menggigit bibir bawahnya sembari menautkan kedua tangan. Sean sudah pasti akan marah. Ya pria itu akan sangat marah mengingat bahwa Gaby sudah berjanji untuk menjauhi Jason, namun nyatanya kalimat terakhir yang tadi ia ucapkan sudah pasti membuat Jason semakin gigih untuk mendekatinya.

Apa yang kau katakan Gabriella, kau bodoh. Jason akan terluka dan itu sudah pasti karena kau.

Hening, tidak ada balasan yang terdengar membuat perasaan Gaby semakin cemas. Namun perasaan cemas itu berubah menjadi kesiap terkejut saat tangan seseorang mendarat tepat di dagunya dan memaksanya untuk mendongak.

Sean.. pria itulah yang saat ini berada tepat di hadapannya, menatapnya dengan tatapan menilai sebelum mengeraskan rahang dan mengeratkan cengkraman tangan yang menyentuh dagunya. Mata biru pria itu terlihat menyimpan amarah, dan Gaby tahu bahwa kemungkinan Jason untuk selamat hanya beberapa persen sekarang.

Dan ya.. Jason, mata Gaby melebar sebelum melangkah mundur, melepaskan tangan Sean dari dagunya.

Tidak.. ini tidak boleh, Jason tidak boleh tahu tentang hubungannya dengan Sean mengingat pria itu masih berstatus sebagai dosen di universitasnya.

"Aku akan mengantarmu pulang"  desis Sean bersamaan dengan tatapan mata yang terus menatap Gaby lekat seolah memberitahu gadis itu bahwa ia bisa kapan saja membunuh seseorang jika Gaby menolak.

"Aku yang akan mengantarnya." Jason kembali bersuara, kali ini dengan nada dingin. Sean telah mengacaukan semuanya. Semua yang ingin di dengar Jason dari Gaby harus kembali tertunda dan itu karena ulah pria yang sama.

Tubuh Gaby bergidik begitu mata biru Sean berubah merah berkilat tajam, Namun hanya sebentar sebelum kembali ke warna aslinya.

Sean hanya diam, pria itu berbalik sebelum melangkah dengan angkuh melewati Jason yang menatapnya dengan tatapan tajam. "Seharusnya kau malu mengatakan hal bodoh seperti itu setelah membuat seorang gadis menangis"

Perkataan dengan nada yang tidak kalah dinginnya seketika menampar telak Jason dan membuat pria itu bungkam. Jason beralih menatap Gaby lama sebelum menundukkan kepala.

***


Mobil Sean melaju dengan kecepatan tinggi menembus jalanan sepi yang saat ini mereka lewati. Kedua tangan Sean semakin erat mencengkram setir kemudi sembari terus mengeraskan rahang. Peluh sudah membanjiri kening serta wajah pria itu akibat racun yang tadi ia suntikkan sebelum memasuki mobil. Racun yang dapat membunuh siapa saja dalam waktu satu jam.

My Vampire Secret [REVISI]Onde histórias criam vida. Descubra agora