Bab 2

123K 4.7K 214
                                    

"kau?"

*******

Pria beriris mata biru menaikkan satu alisnya, kedua tangannya berada dalam saku celana, melangkah mendekati Gaby yang saat ini tengah menatapnya bergantian dengan tubuh seorang wanita yang sudah tak sadarkan diri yang tadi ia letakkan di lantai.

"K-kenapa kau bisa ada di sini? Bu-bukankah kau tadi di sana, la-lalu-..." Gaby merutuk dalam hati saat perasaan gugup itu mulai menyerangnya lagi. Sial.. seharusnya ia tidak menanyakan hal bodoh yang hanya akan mempermalukan dirinya seperti ini.

Langkah pria itu semakin dekat membuat Gaby sontak melangkah mundur seiring jaraknya dengan pria itu bertambah membuat kegugupannya semakin tak terkendali.

Takut, mungkin itulah yang di rasakan Gaby, ia bisa saja melarikan diri saat ini, namun Ia tidak mungkin meninggalkan gadis itu, gadis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri, bahkan mungkin saja gadis itu sudah tidak bernyawa.

"Lalu apa Hem?" Nafas Gaby tercekat begitu wajah pria itu kini hanya berjarak beberapa inchi darinya, menghembuskan nafas hangat yang perlahan menyapu hampir seluruh bagian pori kulitnya.

Mata biru cemerlang pria itu menatapnya dalam, sementara bibir maskulin pria itu terlihat menyeringai. Detakan jantung Gaby semakin cepat, saat tatapan matanya tertuju pada sudut bibir bagian kanan yang masih menyisakan darah segar.

Ya.. pria itu adalah vampire yang baru saja ia lihat, namun kini mata merahnya berubah menjadi biru sedangkan taring yang mencuat di bibir pria itu sudah tidak ada lagi.

Cukup lama mereka beradu tatapan dalam diam hingga Gaby menelan salivanya kasar sebelum memberanikan diri membuka suara. "A-apa gadis itu su-sudah mati?" Ucapnya terbata di tengah tatapan mata biru tajam yang seolah tidak berkedip memandangnya.

Pria itu menaikkan satu alisnya bingung, sebelum kembali menyeringai. "Kau memikirkan orang lain sementara dirimu sendiri belum tentu selamat dariku-.." pria itu menjeda kalimatnya sesaat saat telapak tangannya perlahan bergerak menyentuh pipi Gaby lembut.

"Menarik" ucapnya lagi diiringi senyuman yang membuat Gaby semakin merasakan jantungnya kian menggila.

Apa yang di gambarkan semua novel, film dan juga komik yang ia baca memang benar, sosok vampire benar-benar memiliki wajah tampan dan sorot mata tajam yang bisa membuat siapa saja terpesona.

Rahang tegas, hidung mancung serta mata biru cemerlang pria itu benar-benar seperti apa yang Gaby bayangkan ketika membaca seluruh novelnya, bahkan sesaat Gaby tidak berkedip untuk memperjelas seluruh bagian garis wajah pria di hadapannya.

"A-apa kau akan membunuhku juga?"  Gaby memejamkan mata sembari menyandarkan kepala pada rak kayu di belakang tubuhnya saat wajah pria itu semakin dekat hingga gadis itu dapat merasakan gesekan kedua hidung mereka.

"Menurutmu?" Suara pria itu terdengar berbisik tepat di depan bibir Gaby.

Gaby mengalihkan pandangan masih dengan menutup erat kedua matanya. Merasakan nafas hangat pria itu kini berpindah pada leher jenjangnya. Begitu dekat hingga Gaby membelalak begitu lidah hangat pria itu menjilati lehernya.

Apa ini akhir dari hidupnya? Gaby bahkan belum melakukan satupun dari daftar rencana masa depan yang sudah ia buat.

Tidak, ia tidak boleh mati sekarang, atau seluruh harapannya akan menjadi tidak berguna. "Ku-kumohon jangan, tolong lepaskan aku"

"Lepaskan Hem?.. Bagaimana jika aku tidak mau?" kali ini Gaby menahan nafas saat bibir pria itu menghisap lembut kulit lehernya, memberikan sebuah getaran rasa takut yang lebih besar dari sebelumnya.
Bagaimana jika taring pria itu mendarat disana, bagaimana jika pria itu menghisap seluruh darahnya. Sial.. membayangkan hal itu saja membuat Gaby semakin tidak tenang.

My Vampire Secret [REVISI]Where stories live. Discover now