Bab 22

28.5K 1.5K 47
                                    

Happy reading😘😘😘😘

****

"maaf atas keterlambatan saya tuan." seorang pria berusia empat puluh lima tahun menundukkan kepala hormat kepada seorang pria yang berdiri membelakanginya.

Pria dengan kedua tangan berada dalam saku celana dan berdiri tepat menghadap jendela tengah memandang jauh ke arah beberapa pohon yang sudah kehilangan hampir seluruh daun-daunnya.

"Bagaimana hasilnya?" suara yang terkesan dingin mengalun begitu lancar dari bibir maskulin pria bermata biru tersebut.

Sementara pria dengan setelan jas abu-abu yang masih melekat di tubuh tegap meski sudah tidak muda lagi itu menunduk setelah sang tuan berbalik menghadapnya, menghunuskan tatapan tajam yang seolah membuat seluruh saraf dalam tubuhnya berhenti bekerja. Tatapan tajam yang selalu membuatnya tunduk.

"Maafkan saya tuan, saya sudah memeriksa alamat yang anda berikan, dan barang itu tidak saya temukan. Menurut keterangan dari beberapa orang yang tinggal di sekitar sana, rumah besar itu Sudah hampir tiga tahun dalam keadaan kosong, tepat saat pemilik satu-satunya yang merupakan pria berusia delapan puluh lima tahun wafat dan tidak ada seorang pun yang pernah terlihat di sana akhir-akhir ini"

"Lalu kenapa kau kembali jika tidak mendapatkan barang itu?" Ucap pria bermata biru sembari mengepalkan kedua tangan.

Sial.. waktunya semakin dekat, dan kenyataan bahwa salah satu tangan kirinya tidak membawa apa yang ia inginkan membuat kemarahan perlahan mulai ia rasakan.

Tidak.. tidak lagi. Ia tidak akan membiarkan Gabriella mengalami nasib yang sama seperti Angela nya.

"Saya telah memeriksa rumah itu di setiap bagian sudutnya, dan saya menemukan ini"

Pria paruh baya mengambil selembar foto yang berada dalam saku jasnya kemudian memberikannya pada sang tuan dimana hal itu sontak membuat Sean mengerutkan dahi.

Ada tiga orang yang tengah tersenyum dalam foto hitam putih tersebut, dimana tepat di bagian tengah seorang bocah laki-laki tersenyum dengan tangan merangkul kedua pundak orang tuanya.

"Saya telah menganalisanya, ke dua orang tua dalam foto tersebut sudah meninggal, namun sang anak sepertinya tidak tinggal bersama mereka. Dan saya rasa anak itu yang bertugas mengambil barang milik tuan, karena tidak ada satupun orang yang menjadi terduga kuat selain dirinya"

Sean kembali mengarahkan tatapan matanya, dan sedetik kemudian menyeringai.

"Saya sudah menemukan siapa bocah laki-laki dalam foto tua itu, dan hal itu juga yang membuat saya kembali, karena dia saat ini sangat dekat dengan kita"

Sean tahu jika orang yang pantas melakukan tugas ini adalah pria di hadapannya, dan keyakinannya selalu benar. Terbukti dengan hasil yang selalu membuatnya merasa puas.

"Baiklah, aku akan urus sisanya. Kau boleh pulang dan beristirahat" ucap Sean sebelum melangkah mendekati pria yang sudah menjadi salah satu orang yang paling ia percayai setelah Fabio, menepuk pundak pria itu sebanyak dua kali yang di balas anggukan singkat.

"Terimakasih tuan, saya permisi"

Sean kembali pada kegiatannya semula, membiarkan pria itu melangkah mendekati pintu.

My Vampire Secret [REVISI]Where stories live. Discover now