Bab 16

48.9K 2.3K 121
                                    

Gaby tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, bahkan di saat ia merasa bahwa semua yang terjadi padanya sekarang terlalu cepat.

Sean meraih dagunya dengan lembut sembari mendekatkan wajah, mengikis jarak di antara mereka, menatap Gaby dengan tatapan dalam sebelum akhirnya berbisik tepat di depan bibir gadis itu.

"Aku mencintaimu Gabriella"

Nafas Gaby tercekat begitu bibir Sean menyentuh kemudian memagut bibirnya lembut, jauh lebih lembut dari ciuman yang pernah ia rasakan.

Gaby mendengar bisikan itu dengan sangat jelas, Sean mengatakan bahwa pria itu mencintainya.

Ya.. pria itu mencintainya. Sungguh, Gaby tak bisa menahan detakan jantungnya yang mulai menggila. Ia tidak yakin jika apa yang ia rasakan kali ini adalah perasaan bahagia.

Pasalnya bagaimana mungkin seorang bisa jatuh cinta hanya dalam beberapa hari? Dan sejak kapan Sean memiliki perasaan itu terhadapnya? 

dan Seakan ingin memperjelas semuanya , Sean memagut bibirnya semakin dalam dan panas, mencoba mengatakan melalui ciuman bahwa tiga kata yang ia bisikkan tadi adalah perasaan sesungguhnya yang dirasakan pria itu pada Gaby.

Perlahan Gaby pun memejamkan mata sembari melingkarkan kedua tangannya di leher Sean, membalas setiap lumatan yang di berikan pria itu.

Erangan demi erangan halus keluar dari mulut Gaby saat Sean menekan tengkuknya untuk lebih memperdalam ciuman mereka.

Sean melumatnya, menghisap. Menggigit serta menautkan lidah mereka yang sukses membuat tubuh Gaby semakin melemas. Dan Gaby sudah akan luruh jika saja kedua tangan Sean tak cukup sigap untuk melingkar di pinggangnya kemudian membawa tubuhnya mendekat ke salah satu dinding yang berada di dekat mereka.

Tubuh Sean mengurung tubuh Gaby dengan sebelah tangan pria mendekap pinggang gadis itu  sementara bibir mereka masih terus bergerak, saling melumat mencari kepuasan masing-masing.

"Apa.. apa kau mengatakan yang sebenarnya?" Akhirnya Gaby bisa mengeluarkan suara begitu ciuman panas mereka terlepas. Untung saja ia masih memiliki sisa kewarasan untuk mengucapkan pertanyaan itu di tengah nafasnya yang memburu.

Sean mengalihkan pandangannya dari bibir Gaby yang membengkak sebelum menatap mata biru kehijauan gadis itu lekat. Ada ketulusan dan juga tatapan dalam yang sulit Gaby artikan di binar mata pria itu. Namun Gaby cukup tahu bahwa Sean bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Tentu.., aku tidak akan berbohong jika itu menyangkut perasaan"

Sean kembali mendekatkan wajahnya, sebelah tangannya yang bebas menyentuh telinga Gaby pelan, menyebarkan gelenyar aneh yang membakar tubuh Gaby dalam hitungan detik.

Gadis itu menggigit bibir bawah sembari memejamkan mata  merasakan tangan besar itu membelai telinganya lembut, kemudian turun ke leher dan berakhir di bahu telanjangnya.

"Aku merindukanmu Gabriella" Sean berbisik parau tepat di samping telinga Gaby, menghembuskan nafas hangatnya yang menyapu permukaan kulit gadis itu sebelum melumat daun telinganya dengan gerakan sensual.

"Aku ingin mengulang permainan kita" kembali bisikan parau pria itu membuat Gaby menahan nafas.

Gaby tahu apa yang di maksud Sean dengan 'permainan', dan astaga, pria itu benar-benar menginginkannya sekarang terbukti saat tangan Sean yang berada di bahunya meraih kain tipis yang menjadi penyangga dress orange selutut yang ia kenakan kemudian membawanya turun melewati bahunya, sedangkan tangan yang berada di pinggang Gaby mulai bergerak semakin turun kebawah dan berakhir menyentuh bagian sensitif dirinya.

My Vampire Secret [REVISI]Where stories live. Discover now