Bab 6

84.2K 3.9K 39
                                    

Helaan nafas terdengar cukup keras tepat di hadapannya. Gaby mendongak kemudian menaikkan satu alisnya saat menatap Elena yang terlihat menatap lurus ke depan ke arah pintu keluar dengan sorot mata kekaguman sembari menumpukan dagu di salah satu tangannya di atas meja.

Sekarang, baik Gaby maupun Elena sedang duduk berhadapan di salah satu bangku dengan meja panjang sebagai pemisah yang berada di kantin universitas . Keadaan kantin cukup sepi karena hari sudah menjelang sore saat Elena memintanya untuk menemani gadis itu mengisi perut.

Gaby mengikuti arah pandangan Elena, dimana seorang pria tengah di kerubungi beberapa mahasiswi yang memang terlihat ingin menggodanya. Pria itu mengalihkan pandangan. Gaby sontak salah tingkah begitu tatapan pria itu tertuju ke arahnya, membuat rona merah dengan cepat menyebar di pipi gadis itu.

"Bukankah Mr.Alexander sangat seksi?" Pertanyaan sahabatnya sontak membuat Gaby kembali menatap gadis itu bingung. Sementara tatapan Elena masih saja tertuju pada Sean, sembari sesekali melambaikan tangan ke arah pria itu.

"Ya. He's so hot" Gaby menjawab tak acuh kemudian kembali berkutat dengan buku di hadapannya, ia harus menyembunyikan rona merah di pipinya sebelum Elena mengetahui ada yang salah pada dirinya saat ini.

Gaby masih mengingatnya dengan jelas, bagaimana cara pria itu menciumnya, mengklaim dirinya dengan cara egois, serta menyentuh bagian tubuh sensitifnya. Detakan jantung Gaby mendadak berdetak dengan cepat, gadis itu meraih gelas lemon tea pesanannya, kemudian menenggaknya hingga tandas.

"Haahh.. dia sangat tampan, bahkan saat dia sedang memainkan ponselpun pesonanya seakan tidak menghilang"

Gaby hanya diam sembari menunduk, menatap buku di hadapannya lamat-lamat, mencoba menormalkan jantungnya yang seakan ingin meledak.

Siaalll.. kenapa ia jadi seperti ini, ada apa dengan dirinya?

Gaby merupakan gadis yang sulit untuk membuka hati bagi seorang pria, namun pria vampire itu justru dengan mudah membuatnya merasakan debaran aneh yang saat ini ia rasakan.

"Kau kenapa?"

Gaby kembali mendongak begitu suara Elena menyentaknya keluar dari pikirannya. "apa?"

"Wajahmu merah seperti kepiting rebus, apa kau sakit?" Elena berucap pelan bersamaan dengan punggung tangan yang ia tempelkan di dahi Gaby.

"Aku tidak apa, rasanya sedikit panas disini" Gaby tidak mungkin mengatakan penyebab wajahnya yang memerah, ia tidak mungkin mengatakan pada sahabatnya itu bahwa dosen yang baru saja di pujinya telah berbuat hal mesum dengannya.

Ah.. memalukan.. Gaby bahkan tidak mampu menatap mata Elena saat ini. Ia takut bahwa sahabatnya itu curiga dengan sikap anehnya dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang Gaby yakini akan sulit untuk ia jawab.

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku?"

Deg!!

Pertanyaan Elena sontak membuat nafas Gaby tercekat. Oh ayolah.. gadis ini sangat peka jika menyangkut sebuah rahasia, dan Gaby adalah tipe orang yang tidak bisa menyembunyikan raut wajah gugupnya saat kedapatan menyimpan sesuatu.

Berpikirlah Gabriella, berfikir.

"Tidak. A-aku Ingin memesan minuman, apa kau ingin sesuatu" Gaby buru-buru berdiri namun tangan Elena yang tiba-tiba menggenggam tangannya membuat Gaby meringis pelan.

"By kau tau aku tidak bisa kau bohongi bukan?"

Gaby menggigit bibir bawahnya sebelum mengangguk, mengiyakan pertanyaan Elena. Gadis itupun duduk kembali kemudian dengan perlahan mendongak, menatap mata Elena yang juga menatapnya dalam diam, menunggu ia membuka suara.

My Vampire Secret [REVISI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant