Bab 15

56.2K 2.6K 126
                                    

Siapa yang kangen couple ini??

Aku sibuk akhir-akhir ini, jadi susah buat dapetin imajinasinya.

Semoga Part ini gak mengecewakan yah. Happy reading.

📓📓📓

Mata biru kehijauannya membulat, ia tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya saat ini.

"Sean ini-.."

*****

Di hadapan mereka terdapat sebuah Rumah yang hampir sebagian besarnya terbuat dari kayu dan di kelilingi pepohonan menjulang tinggi.

Jika biasanya rumah di tengah hutan tampak menyeramkan, namun rumah kecil di hadapan Gaby saat ini berbeda, terlihat sangat nyaman, sederhana dan tentu saja terdapat berbagai sentuhan interior modern yang terlihat dari pintu kaca besar dengan gorden yang terbuka tepat di bagian denpannya, menampilkan hampir seluruh bagian dalam rumah kecil tersebut.

Gaby berbalik, menatap Sean dengan mata memicing.
"Kau tidak berniat meninggalkanku sendirian di tempat ini kan?" Ucap Gaby pelan.

Sean menaikkan satu alisnya kemudian menyeringai membuat semua prasangka buruk yang saat ini berputar di kepala Gaby menjadi semakin bertambah. Gadis bergaun oranye tanpa lengan selutut itu menggigit bibir bawahnya menunggu pria vampire menjawab, namun rupanya Sean tidak berniat untuk membalas, pria itu memilih berjalan melewati Gaby sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana.

"Sean.." Gaby kembali merengek saat kaki Sean mulai melangkah menaiki satu demi satu anak tangga kayu sebelum berhenti tepat di di depan pintu kaca.

Dan tepat saat Sean menempelkan ibu jarinya di layar benda pipih berukuran kecil yang tertempel di antara pintu kaca tersebut, pintu itu bergeser dengan otomatis, membuat Gaby melongo tak percaya.

"Kau hanya perlu percaya padaku"

Ucapan Sean sontak membuat Gaby terlempar dari keterpakuannya. Sean sudah lebih dulu masuk kedalam rumah tersebut, meninggalkan Gaby yang masih mematung di tempatnya berdiri.

Setelah beberapa menit berfikir dan menimbang, pada akhirnya Gaby memutuskan untuk percaya, entah percaya bahwa Sean tidak berniat meninggalkannya atau malah sebaliknya. Gaby mendesah sebelum melangkahkan kaki memasuki rumah kayu di hadapannya.

Sejenak Gaby menahan nafas begitu tatapannya mengedar, ruangan yang didominasi warna coklat kayu, putih serta hitam membuat mata biru kehijauannya berbinar. Gaby mengakui bahwa selera Sean memang terkesan elegan, berkelas dan tentu saja, mahal.

Satu set sofa berwarna putih yang berada di sudut kiri ruangan lengkap dengan televisi yang tergantung di dinding, sedangkan di sudut kanan terdapat sebuah kitchen set lengkap dengan meja bar serta tiga buah bangku dan di sebelahnya juga terdapat bangku dan meja makan yang cukup untuk menampung empat orang, dan beberapa perabotan yang juga melengkapi ruangan tengah membuat kesan elegan seorang pria begitu terpancar, semua tertata begitu rapi dan tidak berlebihan.

Fakta yang ia dapatkan seolah membuktikan apa yang di katakan oleh Fabio bahwa Sean selalu menginginkan kesempurnaan memang benar.

Suara pintu terbuka membuat Gaby sontak mendongak. Ia tidak menyadari berapa tepatnya waktu yang ia perlukan untuk mengagumi rumah yang terlihat begitu mungil di luar, namun memiliki bagian yang begitu luas di dalam hingga membuat Sean sudah sampai di lantai dua dan memasuki salah satu pintu.

My Vampire Secret [REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora