Bab 7

88K 3.6K 114
                                    

Part ini belom di edit sama sekali..
Tolong kasi tau kalo ada typo yah..

Happy reading..

******

Gadis berusia dua puluh tahun itu menggigit ibu jari sembari berjalan mondar-mandir di dalam kamar bernuansa ungu miliknya.
Gaby masih tidak percaya pada fakta yang baru saja di setujuinya dengan terpaksa.

Seakan tidak puas hanya dengan menjadikan Gaby sebagai bank darah, Pria vampire itu justru menginginkan lebih darinya. Hanya tinggal menunggu waktu dan semuanya akan berubah menjadi mimpi buruk bagi Gaby.

Tidak... menyetujui perjodohan itu sama saja dengan bunuh diri dan Gaby tidak boleh membiarkan hal itu terjadi, ia tidak mungkin terus bersama makhluk penghisap darah itu. Meskipun Gaby mengakui bahwa pria vampire itu sangat tampan dan mampu membuat jantungnya berdetak dengan cepat.

Namun jika Gaby menolak sekarang dan memberitahukan semua alasannya pada Lukas, ia tidak akan tahu apa yang bisa vampire itu lakukan pada ayahnya.

Siall...

Apa yang sebenarnya pria itu rencanakan? Dan kenapa harus dirinya? Kenapa pria itu tidak memilih gadis yang jauh lebih cantik atau bahkan lebih segala-galanya darinya?

Gaby mengerang sembari memijat kedua pelipisnya sebelum mendudukkan diri di sisi ranjang.

Tanpa Gaby sadari, Sean tengah menyandarkan tubuhnya di kusen pintu sembari bersidekap. Kedua sudut bibir pria itu tertarik membuat sebuah senyuman tipis.

Gaby mengerutkan dahi, pasalnya Setelah kepergian Lukas beberapa menit yang lalu untuk kembali melakukan perjalanan bisnis, Gaby segera berlari ke dalam kamar dan segera mengunci pintu, tetapi ketika mendengar suara Sean yang berasal dari arah pintu kamarnya sontak saja ia begitu terkejut melihat pria vampire itu berjalan memasuki kamar dengan langkah santai sementara pintu yang tadi di kuncinya sudah terbuka lebar.

Namun keterkejutan Gaby rupanya tidak bertahan lama saat matanya tidak sengaja melihat sebuah kunci yang menggantung di tangan pria itu.

"Ku rasa Anda salah memasuki kamar Mr.Alexander, kamar Anda tepat di samping kamar ini, jadi tolong keluarlah, aku sedang tidak ingin di ganggu" Gaby menunduk, mengalihkan pandangan dari Sean yang saat ini sudah berdiri di hadapannya.

"Kau berfikir terlalu keras Gabriella"

Gaby tidak tahu apa yang di pikirkan pria vampire ini sebenarnya, bukankah pantas jika Gaby harus berfikir keras, itu karena ia tidak ingin memiliki sebuah ikatan dengan pria itu.

"Bukankah aku sudah mengatakannya dengan jelas bahwa aku tidak ingin di ganggu Mr.Alexander"

Gaby terkesiap begitu Sean menyentuh dagunya kemudian menariknya ke atas memaksanya mendongak menatap mata biru yang saat ini tengah menatapnya dalam.

"Apa kau berfikir aku mau menurutinya?" Pertanyaan dingin. Yang di lontarkan pria itu seketika membuat Gaby menelan saliva kasar.

Ia bisa melihat dengan jelas raut wajah tampan dengan sorot mata dingin itu seolah memberikan ancaman yang akan membuat siapa saja ketakutan, dan gaby tidak menampik fakta bahwa ia merasakan ketakutan itu sekarang.

Ibu jari Sean bergerak membelai bibir bawah Gaby, ia menginginkan gadis itu, menginginkan bibir penuh itu berada dalam kuasa bibirnya. Namun melihat sorot mata ketakutan yang di berikan gadis itu padanya membuat Sean mau tidak mau menahan keinginan itu.

My Vampire Secret [REVISI]Where stories live. Discover now