Bab 33

17.3K 972 46
                                    

"Takdir yang mengikat kalian, mengharuskan salah satu di antaranya harus berkorban. Kau atau Sean akan mati dalam sebuah ritual pengorbanan untuk menyegel kembali makhluk itu ke tempatnya semula. Dan Sean sudah memutuskan jika dia yang akan melakukan hal itu, dia sudah berjanji padaku untuk membuatmu tetap hidup"

Gaby menghembuskan nafasnya berat, sebelum kembali menatap pantulan dirinya di air kolam yang terus bergerak akibat tekanan angin yang terlalu besar. Hari memang sangat dingin sekarang, mengingat sebentar lagi musim gugur akan segera berakhir.

Tetesan air baru saja jatuh bercampur dengan air kolam, Gaby kembali meneteskan air mata. Akankah dia sanggup kehilangan pria itu di saat perasaannya kian membesar?

Gaby memejamkan mata sebelum mendongak, ia menggigit bibir bawahnya keras sembari memeluk dirinya sendiri. Bahkan jaket tebal yang ia kenakan sekarang tak mampu membuatnya berhenti menggigil dan gemetar.

Mata biru kehijauan itu perlahan terbuka dan tepat di seberang kolam renang itu, Sean terlihat berdiri dengan kedua tangan berada dalam saku celana, memberikan senyuman kecil yang mampu membuat tubuh Gaby membeku.

Haruskah ia kehilangan pria itu? Haruskah ia membiarkan begitu saja ketika Sean berniat mengorbankan diri untuknya?

"Hey, kau masih dalam keadaan kurang sehat By, seharusnya kau tidak berada di sini" suara lembut seseorang membuat Gaby menoleh.

Elena tampak mengerutkan dahi ketika mendapati wajah Gaby dengan air mata yang terus mengalir dari kedua sudut matanya.

"Kenapa kau menangis?"

Gaby tidak menjawab, gadis itu kembali melihat dimana Sean tadi berdiri, namun ia tidak mendapati pria itu berdiri di sana. Lagi-lagi ia berhalusinasi, rasa rindunya terhadap pria vampire itu rupanya sangatlah besar.

Ia ingin melihat Sean, ia ingin memeluk dan menghirup aroma tubuh pria itu, ia ingin bersandar di dada bidang yang selalu memberinya kehangatan.

Lalu bagaimana jika nantinya ia tidak bisa melihat pria itu selamanya?

Elena terlonjak kaget saat Gaby tiba-tiba saja memeluknya sembari menangis, hanya sebentar sebelum ia membalas pelukan gadis itu dengan sama eratnya.

"Apa Mr.Alexander menyakitimu?"

Gaby menggeleng kemudian melepaskan pelukannya, hanya sebuah pelukan dari sahabatnya itu dan kini Gaby merasa jika dirinya sudah lebih baik. Ia lalu berusaha untuk memberikan senyum, meskipun terlihat seperti sebuah senyum yang di paksakan.

"Aku merindukanmu El"

"Kau pembohong yang buruk by" Elena menatap tajam wajah Gaby, ada sesuatu yang di sembunyikan sahabatnya itu darinya, namun Elena juga tidak akan memaksa Gaby untuk mengatakan hal yang tidak ingin sahabatnya itu katakan.

"Apa kau tahu, hampir seluruh mahasiswi di universitas membencimu"

"Aku?"

Elena mengangguk.

"Kenapa?" Pertanyaan Gaby yang seolah tidak menyadari apapun membuat Elena memutar bola matanya.

"Ayolah by, kau tahu gosip bahwa kau adalah tunangan yang di bangga-banggakan Mr.Alexander sudah menyebar bagaikan virus zombi. Ya  tentu saja itu karena mereka iri padamu bodoh" Elena memasang raut wajah kesal membuat senyuman tulus itu perlahan terlihat di sudut bibir Gaby.

My Vampire Secret [REVISI]Where stories live. Discover now