Bab 9

69.8K 2.9K 48
                                    


Hembusan nafas kasar terdengar mengisi keheningan ruangan kamar bernuansa ungu tersebut. Di depan sana tepatnya di atas ranjang, seorang gadis tengah terbaring terlentang sembari menatap nyalang langit-langit kamarnya.

Khawatir. Perasaan itulah yang Gaby rasakan saat ini mengingat bagaimana wajah marah pria vampire itu ketika Jason dengan sikap angkuhnya membalas tatapan Sean dengan penuh tantangan.

Gaby bahkan tidak bisa membayangkan apa yang akan pria vampire itu lakukan pada Jason. Tapi satu hal yang pasti. Jika terjadi hal buruk pada pria itu, Gaby tentu akan menyalahkan dirinya sendiri.

Tidak seharusnya orang lain terluka karena dirinya, karena pria vampire itu tidak menyukai saat pria lain mendekatinya. Semua adalah salahnya. Termasuk kejadian yang menimpa Jeremy.

Kembali ia menghembuskan nafas sebelum akhirnya membawa ponsel dalam genggaman tangannya ke depan wajah. Jam sudah menunjukkan pukul satu malam, namun gadis itu sama sekali tidak merasakan kantuk. Ia masih sibuk dengan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Gaby sudah memikirkannya berulang kali, haruskah ia menghubungi salah satu dari kedua pria itu dan memastikannya sendiri?

Ah.. sepertinya tidak bisa, mengingat Gaby tidak memiliki keberanian untuk menjatuhkan tuduhan langsung pada pria vampire itu, sementara ia tidak akan pernah mau menghubungi Jason terlebih dahulu.

Lalu apa yang harus ia lakukan?

Gaby mengusap rambutnya frustasi sebelum melempar pelan ponsel yang berada di genggaman tangannya secara sembarang. Gadis itu memejamkan mata mencoba menghilangkan sedikit kekhawatiran yang saat ini berkelebat di kepalanya.

Besok ia akan bertanya langsung pada pria vampire itu, ya.. Gaby akan mengumpulkan keberanian untuk bertanya, dan sekarang ia hanya bisa berharap semoga saja Sean belum melakukan hal buruk pada Jason.

Mata biru kehijauan itu kembali terbuka, namun kali ini kekhawatiran yang tadi terlihat jelas di binar matanya berubah menjadi tatapan kesiap terkejut saat wajah seorang pria saat ini tepat berada di atasnya.

Gaby menelan saliva susah payah sebelum mengerjapkan kelopak mata dengan bulu lentiknya. Jantung Gaby mendadak berpacu cepat begitu pria di hadapannya menaikkan satu sudut bibirnya menyeringai.

"M-Mr.Alexander sejak kapan-.."

"Kenapa kau belum tidur Gabriella?" Pertanyaan Gaby terpotong begitu Suara Sean terdengar.

Gaby masih memproses semua yang tiba-tiba terjadi, sejak kapan pria itu berada di atasnya, bukankah Gaby memejamkan mata hanya beberapa detik dan setidaknya ada suara pintu ataupun balkon kamar yang terbuka mengingat Gaby sudah menutup rapat semua akses yang bisa di jadikan pria itu untuk memasuki ruangan kamarnya. Namun saat pandangan Gaby melihat le sekeliling, ruangan kamar itu masih dalam keadaan sama, tertutup. Lalu dari mana pria itu masuk?

Sibuk dengan segala pemikirannya, Gaby tidak sadar bahwa Sean saat ini sudah mendekatkan wajahnya ke telinga Gaby sebelum mengulum daun telinga gadis itu lembut.

"Apa kau menungguku?" Sean berbisik parau sembari terus menyapukan bibirnya mengecupi telinga gadis itu kemudian menurunkan ciumannya tepat di leher Gaby.

"E-eh aku tidak" Gaby menggigit bibir bawahnya begitu kecupan pria itu berubah menjadi sebuah hisapan cukup kuat, dan Gaby yakin bahwa di lehernya pasti sudah memerah akibat dari hisapan yang di berikan pria itu.

My Vampire Secret [REVISI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin