1. Permulaan

6.2K 231 26
                                    

    Pagi ini sangatlah nyaman. Enggan sekali untuk bangun apalagi kasur ini sungguh lembut dan empuk.

Seperti halnya aku, malas sekali rasanya untuk bangun. Untuk sekedar mengintip dunia pun sangatlah sulit sekali.

Ahh aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Mesya Celia Alexander. Kalian ingin tau siapa keluarga Alexander?  Sepertinya tidak. Yah..  Karena kalian sudah sangatlah tau siapa keluarga Alexander.

Kelopak mata ini masih belum bisa terbuka berat rasanya. Hanya gelap yang ku lihat.

Namun tiba tiba ada suara yang menganggu. Suara handphone ku yang sangat berisik. Ingin tak mengangkat tapi jika itu penting bagaimana?

Dengan sangat malas aku meraba raba kasurku untuk mencari letak handphone itu. Setelah ku dapatkan ku geser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

Dengan kaget sekaligus spontan aku membuka mataku beserta duduk. Apa yang diucapkan orang disebrang sangat mengejutkan. Aku sungguh tak mau tak mau sekali.

" Pah... Mesya nggak mau ke Indonesia titik" kata Mesya cemberut.

" Dan papah gak mau tau kamu harus ke Indonesia!!" Ucap papa Mesya tegas.

" Tapi pah bagaimana dengan sekolah dan teman temanku, aku nggak bisa pergi gitu aja". Ucap Mesya mencari cari alasan.

" Papah sudah urus semuanya! Kamu hanya tinggal menurut sama papah!! Besok papah akan mengirimkan jett pribadi kesana".

"Terserah" Mesya langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Yah sekarang Mesya berada di apartemen miliknya yang berada di negara Brazil. Mengapa Mesya disana? Karena itu negaranya. Ya Mesya blasteran Brazil-Indo. Bagaimana dengan keluarganya? Mereka semua berada di Indonesia. Mesya sendirilah yang memutuskan untuk tinggal di Brazil sendirian karena dia sudah sangat nyaman dengan tempat tinggalnya sekarang.

Sebenarnya ia dulu sempat tinggal dengan kakaknya namun saat kakaknya akan menginjak SMA ia memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Katanya ia ingin dengan kedua orangtuanya dan sempat ia ketahui kalau Marco sedang mengincar seorang perempuan.

****

     Setelah menempuh perjalanan 30 jam akhirnya Mesya sampai di Indonesia. Yah sangat celat jika Brazil ke Indonesia hanya membutuhkan waktu 30 jam tapi bagaimana pun bisa dilakukan oleh keluarga Alexander. Lagi pula ia mengenakan jett pribadi jadi tak akan perlu transit dahulu. Mungkin jika ia mengenakan pesawat pada umumnya akan membutuhkan kurang lebih 42 jam.

" Akhirnya nyampe juga di Indonesia, Kalo bukan karena papah ogah dah gue kesini, Yah tapi mau bagaimana lagi lagian gue juga sangat rindu dengan keluarga gue". Ucap Mesya ketika dia sudah berada di negara dimana keluarganya tinggal.

" Permisi nona, apakah anda ini nona Mesya?". Tanya seseorang yang mengejutkan Mesya.

" Oh iya, ada apa?" jawab Mesya dengan mengernyitkan dahinya karena dia tak mengenal orang tersebut.

" Perkenalkan saya adalah sopir papa nona. Disini, saya akan mengantarkan nona ke mension. Mari ikut saya nona". Kata orang yang tak lain adalah sopir keluarganya.

Sopir tersebut dengan segera mengangkat barang bawaan Mesya untuk dimasukkan ke dalam mobil.

Mesya pun mengikuti sopir tersebut dari belakang. Tak perlu jalan jauh Mesya sudah sampai ke tempat mobilnya berada.

Mereka pun menuju ke mension dengan mengendarai mobil mewah yang dimiliki oleh keluarga nya. Ketika diperjalanan Mesya hanya memandangi jendela mobilnya, dia menikmati gedung gedung yang ia lihat dengan senyumannya.

****

" Hallo,apa ada orang di dalam? Yuhu... Mesya celia alexander yang cantik se antariksa ini sudah tiba, apa tid..... emph" teriak Mesya ketika memasuki mensionnya.

" Berisik!!! "ketus sang kakak sambil membekap adik kesayangannya.

" Emphh.. Yyyepppassss!!!!" Ucap mesya dengan meronta ronta.

" Diam kalo gitu!!" ucap Marco sambil melepaskan bekapannya.

" Iya iya, lo itu ya ketus amat etdah! Adik baru datang jauh jauh bukannya dipeluk malah dapat sambutan dengan ketusan!! "

" Siapa suruh berisik!!" sambil memeluk sang adik.

" Yaudah ke kamar dulu bersih bersih habis itu turun ke meja makan" kata Marco lagi.

" Siap boss". Hormat Mesya sambil meringis dan menuju ke kamarnya

*****

      Kini keluarga Alexander sudah berada di meja makan. Meja makan yang banyak sekali tempat duduk tapi cuman ditempati 4 orang saja.

Hidangan yang tinggal pilih saja tanpa perlu repot repot menunggu jadwal jika ingin makan ini itu.

" Lusa kamu sudah boleh sekolah!" kata papanya Alexander memecah keheningan.

Mesya yang mendengar papanya bicara pun dengan cepat ia menjawab.

" Cepet amat pah, lagian aku juga baru datang ke Jakarta" kata Mesya dengan memasukkan suapannya ke dalam mulut.

" Biar kamu tidak ketinggalan pelajaran" jawab Alexander sangat singkat macam kakaknya mungkin menurun sifatnya.

" Begitu yah, ngomong ngomong aku sekolah dimana? Emmh,, bodo lah Mesya nggak peduli yang penting enggak di sekolah milik papah dan satu sekolah sama kak Marco" kata Mesya yang kembali memasukkan suapannya.

" Tapi kamu sekolah disitu?!" jawab papanya.

" Uhuk..uhuk.." Batuk Mesya karena ia tersedak oleh makanan yang ia makan dan dengan cepat ia meminum air yang ada di dekatnya.

" Ya! kamu sekolah di SMA Trajaya Nasional" kata papanya lagi.

" Papah aku nggak mau sekolah di situ, lagian kenapa harus sekolah di situ!?" jawab Mesya setelah tenggerokonnya sudah membaik.

" Karna gue yang mau!" ucap Marco tiba tiba.

" Kenapa?" tanya Mesya dengan menunjuk Marco dengan garpu.

" Untuk ngejaga lo yang sifatnya kebangetan" jawab Marco tanpa melirik Mesya.

" Apaan sih lo kok ngatur pendidikan gue!!" ucap Mesya.

" emmm tapi ada syaratnya agar aku bisa nerima itu" kata Mesya lagi setelah ia memikirkan sesuatu.

" Apa syaratnya? " tanya Marco.

" Aku mau kalian semua harus sembunyikan identitas ku dan aku mau jadi orang miskin".

" Apa!!!! " ucap mereka serentak.

" Kenapa sayang? Masa putri mamah mau dandan kek gitu kaya orang miskin?" kata mamanya.

" Buktinya mau, kalo nggak setuju aku nggak mau sekolah disitu! Lagian aku juga mau cari sensasi"

" Aneh lo kerjaannya cari sensasi mulu  terserah lo, lagian nanti yang malu lo sendiri! besok gue temenin belanja keperluan lo" kata Marco.

Mereka pun kembali melanjutkan makan malamnya dengan obrolan obrolan kecil tak lupa Mesya menceritakan apa yang ia lakukan di Brazil.

Setelah selesai makan dan perut pun sudah sangat kenyang. Mereka menuju ke kamar masing masing untuk pergi ke alam mimpinya yang entah indah ataupun buruk ataupun tidak semuanya.

____________________________________________

Hai, readers ini cerita pertamaku loh. Semoga kalian suka yah. Jangan lupa vote ya dan koment.

Koment kalian semangat agar. Agar bisa membuat cerita ini lebih menarik.

Oh yah mau bilang memang diawalan aku buat pendek sekali. Namun part part yang akan datang panjang kok panjang amat malah.

Hal itu aku buat karena pingin aja :v

Remember My Nerd Where stories live. Discover now