17. Door

3K 128 5
                                    

Saat ini Mesya melewati lorong sekolah yang memang sepi karena para siswa di sini sudah pulang sedari tadi.

Ia bertujuan untuk ke parkir sekolah dan langsung masuk ke mobil kakaknya Marco. Tapi saat sudah hampir sampai dengan parkir sekolahnya tiba tiba.......

" Ish.. Siapa sih ini lepasin nggak" ucap Mesya demgan meronta ronta melepaskan sebuah tangan yang menutup kedua matanya.

" Kalau gue bicara kaya gini pasti lo tau" kata seseorang tersebut.

" Kel.. Kelvin" kata Mesya melepaskan tangan tersebut yang mulai melemah dan membalikkan badannya.

Dan deg

Rasanya Mesya tak bisa berkutik lagi. Dirinya seperti tak hidup. Seluruh darahnya berdesir dengan sangat hebat.

Objek yang pertama kali Mesya lihat sangat membuatnya terlena. Kalian tau apa itu. Senyuman Kelvin.

" Lo ngenalin suara gue hemm" kata Kelvin dengan tersenyum sangat manis. Rasanya Mesya tak ingin keluar dari zona tersebut.

Mesya pun hanya menjawab dengan tatapannya. Dia hanya menatap kedua bola mata coklat milik Kelvin.  Seakan ia tak ingin lepas dari keindahan tersebut.

Kelvin mengernyit" Kenapa natap gue seperti itu" kelvin bingung dengan tatapan Mesya kepadanya.

Tatapan tersebut seperti ada makna. Seakan Mesya tak ingin kehilangan dirinya atau terpesona dengan dirinya. Ataukah dua dua nya.

" Nggak ada apa apa" jawab Mesya dengan memalingkan wajahnya. Mesya merasa pipinya sudah merah semerekah mawar. Dirinya terlalu terlena sehingga dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Sampai sampai Kelvin menyadarinya.

Kelvin tau Mesya saat ini sedang berbohong. Tapi ia juga tidak mungkin memaksa Mesya untuk jujur.

" Ikut gue " kata Kelvin dengan menggenggam pergelangan tangan Mesya dan membawanya ke dalam mobilnya.

Sedangkan Mesya pun hanya diam. Dirinya hanya menurut. Dia seperti terhipnotis dengan Kelvin. Padahal hanya melihat senyum Kelvin saja.

Kelvin pun menjalankan mobilnya keluar dari halaman sekolah. Dia mengendarai mobilnya dengan perlahan. Rasanya dia ingin berlama lama dengan Mesya.

Di dalam mobil mereka hanya diam. Sepertinya mereka tak ada yang ingin memulai pembicaraan.

Kelvin yang fokus dengan menyetir mobil dan Mesya hanya menatap keluar jendela.

Di saat Mesya menatap Keindahan sore di perkotaan tiba tiba dia menyadari jika tempat ini sangat asing untuknya.

Dia tidak pernah melewati jalan ini. Atau mungkin dia memang masih harus belajar jalan di kota tersebut.

Mesya ingin menanyakan ke Kelvin di mana ia sekarang dan mau di bawa ke mana dia.

Tapi lidah Mesya seakan kelu untuk mengucapkan sebuah kata. Atmosfer dingin terlalu mendominasi mobil tersebut.

Kelvin yang sedari diam tak ingin melepas keheningan bahkan tak ada lantunan musik untuk sekedar menepis saja.

Mesya pun memutuskan untuk diam saja. Lebih baik dia diam daripada bertanya kepada Kelvin. Nanti dia juga akan tau kemana dia dibawa pergi.

Tak lama kemudian mobil berhenti. Mesya pun menatap sekeliling tapi dia juga masih tak mengenal tempat ini.

Melihat Kelvin keluar dari mobil Mesya pun mengikuti untuk keluar dari mobil hitam pekat milik Kelvin.

Mesya pun mengikuti arah Kelvin pergi. Dia hanya mengikutinya dari belakang. Bahkan Kelvin tak berniat untuk menengok ke belakang menatap Mesya.

Mesya terpaku dia terpesona dengan apa yang ia lihat sekarang. Pemandangan ini memang sangat ia sukai.

Remember My Nerd Where stories live. Discover now