20. Patah

2.1K 95 5
                                    

Pagi ini tak sama dengan pagi pagi sebelumnya. Pagi ini terasa menyiksa. Entah karena apa. Apa karena dia lagi?

" Jangan cengeng ih, ini air mata gak bisa berhenti deh dari tadi malam" ucap Mesya seraya mengusap air matanya.

Air mata? Dia tak tau mengapa harus menangisi semua ini padahal ia sudah berusaha untuk berpikir secara positif tapi apa daya otak tak sejalan dengan hati. Mereka berbeda pendapat berbeda argument!!

Tak peduli dengan matanya dengan segera ia berdandan layaknya orang cupu. Dia tak tau harus melepas dandanan ini kapan. Tak ada hal yang mendorongnya untuk membongkar identitasnya.

Selangkah kian selangkah ia turun ke bawah menghampiri kakaknya yang berada di ruang keluarga. Dia tak bisa berdiam seperti ini dengan kakaknya rasanya ada bagian hidupnya yang hilang.

" Maaf gue gak mau kita berdiaman seperti ini" ucap Mesya setelah sampai di hadapan Marco.

Marco pun melirik ke arah Mesya yang semula ia bermain dengan ponselnya.

Marco pun menghela napas " Gue udah maafin lo"

" Gak ikhlas, lo masih dingin"

" Gue emang gini dari dulu"

" Tapi nggak seperti biasanya"

" Yaudah lo mau gue kaya gimana? Seperti ini?" ucap Marco dengan menaikkan sebelah alisnya.

" Ya! Jangan marah lagi gue gak mau karena cuma lo laki laki yang gue sayang" kata Mesya dengan memeluk kakaknya.

" Gue marah demi kebaikan lo! Gue gak mau lo sakit lagi cuma karena laki laki"

" Tapi lo juga laki laki yang bikin gue sakit juga! Jangan marah lagi" ucap Mesya dengan tersenyum kepada Marco

" Maaf kalo gitu gue antar ke sekolah" kata Marco.

Mesya pun mengangguk anggukan kepala. Dengan segera ia melepas pelukannya.

Mereka berdua pun berjalan dengan santai ke arah mobilnya. Dengan cepat Marco mengendarai mobilnya menuju sekolahnya.

Tak butuh waktu lama mereka telah sampai di sekolahnya. Mereka berdua pun turun dari mobilnya.

Seperti biasanya Mesya selalu mendapatkan hujatan dan Marco mendapat pujian. Selalu seperti itu setiap harinya.

Saat Mesya akan berjalan dirinya melihat Kelvin turun dari mobilnya. Saat ia ingin menuju ke arah Kelvin langkah kakinya berhenti seketika.

Di sana ia melihat Sasa turun dari mobil Kelvin. Sasa menghampiri Kelvin dengam tersenyum gembira.

" Gue harus berpikir positif mereka hanya teman, Sasa teman kecil Kelvin jadi tak harus dikhawatirkan" ucap Mesya dalam hati.

Mesya pun dengan segera membalikkan badannya menuju ke arah kelasnya. Ia tak peduli dengan kakaknya yang sedari tadi hanya menatapnya.

Tapi kini Marco malah berada di sampingnya, mengikutinya.

" Mereka cuman sahabatan jadi jangan cemburu, sekarang gue gak ngelarang lo berhubungan sama siapa yang terpenting lo bahagia untuk sekarang ini, so gue dukung lo" kata Marco.

" Sok bijak lo!! Udah ah gue mau ke kelas jangan nguntit mulu! Gue malas denger ocehan fans lo!!" kata Mesya menghentakkan kakinya lalu dengan segera ia meninggalkan kakaknya.

Marco yang melihatnya pun hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Sungguh tingkah Mesya sangat menggemaskan sekali.

***

Remember My Nerd Onde histórias criam vida. Descubra agora