32. Epilog

2.2K 84 19
                                    

" Arghh..... Pergi Pergi Pergi!!" Teriak Kelvin di dalam mobilnya. Ia pun langsung memegang kepalanya. Kepalanya rasanya sangat pusing sekali. Ia pun menggeleng gelengkan kepalanya ini rasanya sangat sakit. Sakit.

Namun tak berselang waktu lama tiba tiba...

Bbrrraakkk....

Mobil Kelvin pun menabrak pengendara yang berlawanan arah dengannya. Ia menabrak sebuah mobil dihadapannya. Mobilnya pun langsung terpental dari sana dan menyebabkan dirinya kembali membuat pengendara lain menjadi korban. Dan tiba tiba keluar asap dari mobilnya itu.

Di sana ia sudah tak kuat lagi. Ia merasa tubuhnya sekarang ini sudah remuk. Ia sadar jika sekarang ini tubuhnya sudah berlumuran darah. Tapi untuk meminta bantuan pun rasanya sudah tak sanggup.

Biarlah mungkin ini sudah jalannya. Mungkin ini jawaban dari tuhan. Yah jawaban untuk mewujudkan harapannya itu. Ia akan segera pergi menyusul Mesya di sana dan pasti dia akan bisa mewujudkan harapan itu.

Ia pun sekarang ini hanya pasrah. Karena buat apa bersusah payah jika hidup hanya membuatnya penuh dengan penyesalan lebih baik dia pergi menyusul orang yang ia sayangi.

Sedikit demi sedikit kelopak matanya pun kian menutup. Ia ingin tidur sekarang ia sudah sangat lelah. Dan matanya pun sudah tertutup rapat. Ia hanya tidur ya tidur sebentar saja.

Orang orang pun yang melihat kejadian itu pun segera melaporkan ke polisi dan menghubungi pihak rumah sakit. Kecelakaan itu telah menjatuhkan banyak korban. Terdapat 2 mobil yang telah ia tabrak, dan beberapa diantaranya para pejalan kaki yang berada di sekitar sana.

Kelvin segera dibawa ke rumah sakit setelah ambulance datang ke tempat tersebut.

Saat sampai di hospital ia pun langsung ditangani oleh dokter di sana. Dan yah ternyata ia ditangani oleh Dr. Ben. Ya dirinya di bawa ke tempat Mesya di rawat.

Dr.Ben yang melihatnya pun kaget dan dengan cepat ia langusng menyiapkan alatnya untuk menangani Kelvin. Ia pun menangani dengan semaksimal mungkin. Karena ia tau hanya anak ini yang terlihat berantakan saat mengetahui keadaan putri temannya itu. Mungkin tadi ia sangat frustasi sampai sampai hal ini terjadi. Padahal ia tak mengetahui semuanya.

***

Sudah satu hari terlewati sejak kejadian kemarin. Tapi seorang perempuan yang terbaring lemah di ranjang itu pun masih belum sadarkan diri.

Flashback on

Setelah kepergian Kelvin, alexander pun mengucapkan sesuatu.

" Ben biarkan alat ini di sini terlebih dahulu. Kamu boleh cabut alat ini jika besok pagi Mesya belum sadarkan diri."

" Baiklah jika itu keputusanmu aku pergi dahulu" jawab Dr.Ben lalu pergi dari ruangan itu.

Flashback off

Dan di pagi ini Mesya belum sama sekali sadarkan diri. Yah mungkin ini akan jadi hari yang terakhir. Mesya akan diangkat alat alatnya yang digunakan untuk bertahan hidup.

Dr Ben dan suster di sana pun sudah bersiap melepas alat itu. Tapi tiba tiba tangannya dicegah oleh seseorang.

" Saya mohon tunggu sebentar lagi biarkan saya melihat adik saya sebentar" ucap Marco. Dr. ben tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

Marco pun mendekat pada tubuh Mesya. Dengan lembut ia menyapu anak rambut yang ada di wajah adiknya. Dengan tatapan teduh ia menatap Mesya tak terasa air matanya pun kembali jatuh. Ia masih belum bisa merelakan adiknya ini.

Remember My Nerd Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang