[6] PERNIKAHAN

7.9K 424 33
                                    

Di salah satu ruangan, nampak jelas lelaki paruh baya sedang sibuk dengan laptop dan beberapa berkas di mejanya.

"Iyem..." Teriaknya dari dalam ruangan yang kebetulan tidak jauh dari dapur. Seketika orang yang disahutinya itu datang.

"Ada apa, Tuan?"

"Tolong kamu panggil Kira, suruh temui saya sekarang."

Dengan anggukan, Iyem pergi menemui Kira.

Di kamar...

"Iya! Sudah berapa kali sih gue bilang? Gue memang mau nikah. Seminggu lagi pun."

Hahahahahahah...

"Lo jangan ketawa mulu deh, gue tersiksa di sini. Tahu, gak?!"

"Yaa... Gue gak habis pikir aja lo mau nikah secepat ini. Bukan waktunya sih, tapi calon suami lo? Hahahah... Siapa, tuh? Penjual putu? Anak pesantren? Ha??? Gak salah? Hahahahahah udik banget pasti."

"Ceritanya panjang. Gue terpaksa nikah sama orang gak jelas gitu demi harta warisan bokap."

"Terpaksa apaan... Ntar juga lama-lama lo bakalan jatuh cinta sama dia."

"Gue? Jatuh cinta? Ya gak mungkin lah."

"Awas ngejilat ludah sendiri. Lo gak tahu kata orang tua zaman dulu? Cinta akan tumbuh karena terbiasa. Dan gue yakin lo pasti akan merasakan itu, nanti... Nahhh... Terus..."

TOK TOK TOK...

Suara ketukan pintu sontak membuat Kira tertegun dan langsung menutup telponnya.

"Sstttt... Diem. ART gue datang. Sudah, ya. Makasih lhoo kata-kata mutiaranyaa, semoga gak benaran kejadian. Oke, bye..." Tit tit tit...

"Masuk!!" Sahutnya.

"Non, dipanggil Tuan ke ruangannya. Sepertinya ada yang mau dibicarakan."

Gadis itu hanya mengangguk dan bergegas pergi.

***

Rizky sedang duduk di bawah gubuk kayu tempat biasa para santri menghabiskan waktu istirahat.
Hujan dan semilir angin menambah sepi siang itu. Lamunannya terdampar di salah satu sisi pikirannya. Pikiran yang riak riuh tentang pernikahan yang sakral atau terpaksa.

Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya ucapan Haris beberapa waktu lalu,
Ky, jadilah lentera untuk orang lain.

"Ya Rabb... Aku ikhlas jika memang dia jodohku." Katanya lirih diiiringi helaan nafas panjang.

"Ya harus itu." Sahutan suara membuat Rizky tersadar dari lamunan.

"Eh, kamu, Mas."

"Nih." Haris yang tiba-tiba datang dengan sarung yang terangkat hingga setengah betis memberikan segelas susu jahe kesukaannya kepada Rizky.

Kedatangan Haris membuat Rizky tertegun.

"Kok malah dilihatin? Ambil. Nanti masuk angin, lho... Calon pengantin harus sehat terus." Ejeknya dengan tawa kecil.

"Apa sih, Mas." Rizky hanya menunduk malu.

"Riko kenopo, to? Cerita ambek aku laah... Biar lebih enakan."

Rizky menatap Haris, "Mas, aku sudah ikhlas untuk menikah dengan Kira. Tapi, kenapa kaya masih ada beban di hatiku, ya? Rasanya berat gitu nikah sama dia."

Lelaki Pilihan (Season 1 & 2)Where stories live. Discover now