(SEASON 2) - [14] DON'T GO

306 21 0
                                    

Terdengar suara langkah kaki tergesa-gesa dari luar.

BRAK!!! Pintu dibuka dengan hantaman yang cukup keras.

"Di mana?! Di mana Mas Rizky?!" Kira panik. Wajahnya pucat pasi. Pandangannya mengarah pada seseorang yang sudah ditutupi kain putih di sekujur tubuhnya di kasur itu.

Ia berjalan dengan langkah pelan.

"Umi..." Sahut seorang gadis kecil yang genggamannya baru saja dilepas oleh ibunya. Melihat itu Ivan segera memperbaiki raut wajahnya dan membawa gadis itu keluar.

"Aisyah... Ayo ikut Om keluar... Kita beli es krim, yuk?" Ajak Ivan yang merendahkan tubuhnya setara dengan tinggi gadis mungil itu.

Kira tak menghiraukan. Kini ia berada di sisi kiri pembaringan, masih tidak percaya atas seseorang yang ada di depannya.

"Ica dak mau. Tata umi, Ica dak boyeh itut tama oyang yan dak dikenay. Emok! Ica ayus ati-ati." Tap tap tap... Gadis itu berlari kecil ke arah Kira.

"Umi... Umi.. Ada Om jaat dicitu." Katanya sembari menarik-narik gamis ibunya.

Tes tes tes...

Air mata Kira menetes. Ia tak kuasa membuka kain putih yang menutupi jenazah suaminya. Ia terduduk lemas.

"U-umi... Umi tenapa? Kok Umi nanis? Ica natal ya, Mi? Ummm....." Gadis kecil itu ikut duduk. "Ica mau diem aja deh. Umi janan nanis agi, ya?!" Tatap Aisyah dengan hangat.

Kira memeluk putrinya erat diselingi senyum tipis di bibirnya. Ia kembali berdiri menatap Ivan. (Translate: Tolong bawa Aisyah keluar)

Ivan memahaminya. "Ica... Ikut Om sebentar, yuk?! Ica mau apa? Nanti Om beliin."

Aisyah menatap Kira. "Umi?"

"Ica Sayang, kamu ikut Om Ivan sebentar, ya... Tidak apa-apa, Om Ivan baik kok. Ica jangan nakal ya, Nak?" Pinta Kira.

Aisyah mengangguk.

..

Ruangan itu kembali sepi.

Kira kembali menatap pembaringan. "Mas..." Sahutnya pelan.

Ia menguatkan hati membuka kain itu. Perlahan. Tangannya gemetar. Raut mukanya semakin tidak karuan. Matanya berbinar ketika kain yang dibukanya telah menunjukkan potongan rambut khas suaminya.

Perlahan...

Susunan alis layaknya semut yang berbaris.

Bulu mata yang panjang dengan kelopak yang teduh.

Hidung mancung, kumis tipis, sudah terlihat dengan jelas.

Juga rambut yang tumbuh di sekitar bawah telinga hingga menutupi dagu (Read: brewok) semakin meyakinkan Kira bahwa orang yang sedang 'tertidur' di kasur itu adalah benar suaminya.

"M-Mas?..." Sahutnya lagi.

Tidak ada balasan.

"Mas???" Dia mencoba mencubit pipi Rizky seperti kebiasaannya dulu.

Tidak ada respon wajah lucu kesakitan seperti biasanya.

"HUH!" Suaranya sesenggukan. Air matanya kian deras.

"Mas... Jangan bercanda... Hiks... Hiks... Gak lucu. Mas..." Kini, ia menggoyang-goyangkan tubuh Rizky.

Dingin. Tidak hangat seperti biasanya.

"Mas?! Mas?! MAS?! MAS RIZKY?!!! MAAASS???!!!" Panik. Wajahnya memerah. Air matanya semakin deras.

"MAS?! MAS??!!!! MAASSSS!!!! BANGUN MASSS!!!!! MAS RIZKYYYY!!!!!! HUWAAAA!!!!!!!" Pecah! Teriakan Kira berhasil memenuhi ruangan.

Lelaki Pilihan (Season 1 & 2)Where stories live. Discover now