[30] PENJELASAN (extra extra extra chapter!)

1.3K 66 9
                                    

Tidak ada yang mampu mengetahui seperti apa jadinya hidup tanpa kejujuran. Kesalahpahaman, permasalahan, konflik yang pernah terjadi di masa lalu harus segera diselesaikan. Namun, kebanyakan orang sibuk dengan semua kehidupan yang terjadi saat ini, hingga mereka lupa bahwa masa lalu dapat menghancurkan apa yang sudah tertata rapi menjadi berantakan dalam sekejap.

***

"Sedang apa kau di sini? Ke mana saja kau selama ini? Kenapa tiba-tiba muncul di hadapanku seolah tak merasa bersalah?!" Tanya Gunawan kepada Fauzan dengan nada tinggi.

Fauzan ke luar dari mobil dan menoleh ke arah Ali. "Ali, masuklah ke mobil. Ini pembicaraan orang dewasa." Pintanya.

Ali mengiyakan.

Apa ini sudah waktu yang tepat untukku mengatakan semuanya? Batin Fauzan.

"Maaf. Aku harus pergi." Fauzan membalikkan badan dan hendak masuk ke mobilnya kembali.

Tidak. Ini belum waktu yang tepat. Sebentar lagi, tapi tidak sekarang.

Gunawan menarik lengannya, "HEI! APA-APAAN KAU INI! AKU SUDAH MENCARIMU SELAMA HAMPIR 20 TAHUN! DAN SEKARANG KAU INGIN PERGI TANPA MERASA BERSALAH?!" Teriaknya.

"Aku akan memberitahukan semuanya padamu. Tapi saat ini bukan waktu yang tepat."

"AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU LOLOS KALI INI! KATAKAN PADAKU! DI MANA PUTRAKU, FAUZAN??!!!" Gunawan menarik kerah baju Fauzan dan seolah hendak melayangkan pukulan ke arah wajahnya.

Ali yang melihat dari dalam mobil hanya merasa aneh dan penasaran akan pembicaraan mereka. Mengapa Ayah dan Pak Gunawan terlihat sangat serius? Sejak kapan mereka saling kenal? 

"Lepaskan aku Gunawan! Kau membuatku sesak!" Fauzan memberontak.

Melihat itu, Ali langsung ke luar dari mobil dan membantu ayahnya. "Lepaskan Ayah saya." Katanya sembari melepaskan genggaman tangan Gunawan yang mengenai leher Fauzan.

"UHUK UHUK! K-Kau... Penyakit lamamu belum sembuh juga, Gunawan? Intermittent Explosive Disorder (IED) itu masih mengakar di dalam dirimu? Penyakit yang membuatmu kehilangan istri dan anakmu sendiri, begitu?! Haha... Gunawan... Gunawan... Bagaimana rasanya menjadi seorang pembunuh dan dibenci oleh orang-orang di sekelilingmu?!"

Ada apa ini? Kenapa Ayah berkata seperti itu?  Ali semakin heran.

SET!

"Gunawan kembali menarik kerah baju Fauzan, kemudian ia mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajahnya. "KAU! Kau sudah tahu jelas bahwa aku bukan pembunuh! DI SINI ADALAH KESALAHANMU! DI MANA PUTRAKU, FAUZAN?!! Hikss... Hiks..." Emosi Gunawan membuat air matanya tumpah.

Fauzan berontak, melepaskan dirinya dari genggaman Gunawan. "HEI!" Kini Fauzan yang justru mengarahkan telunjuknya di depan wajah Gunawan. "Jika kau mampu menahan emosimu, mengontrolnya, dan tidak bertindak sesuka hati, istri dan putramu tidak akan pergi darimu! Sadarilah bahwa kau memang seorang pembunuh! Harusnya kau sudah mendekam di penjara sekarang! Bukan malah berkeliaran di sini dengan santai. Kenapa? Kau telah membungkam para polisi itu dengan uangmu, ya?"

BUAK!!!

Gunawan memukul wajah Fauzan sekuat tenaga hingga membuat tubuhnya terbentur badan depan mobil. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Lelaki Pilihan (Season 1 & 2)Where stories live. Discover now