(SEASON 2) - [22] TAMAT

849 30 2
                                    

Kau benar, Mas. Ikhlas bukan tentang melupakan, tapi melepaskan. Terima kasih sudah menuliskan buku ini untukku. Batin Kira yang sedang membereskan barang-barangnya di rumah sakit.

KRIEETT... Pintu terbuka. Seseorang baru saja masuk. "Ra... Apa kabar?" Sahutnya.

Kira berbalik, "Eh? Da-ra..."

Dara yang datang dengan pasmina ungu melemparkan senyum tipis pada Kira.

"Kamu sudah berhijab sekarang? Alhamdulillah. Ini kejutan buatku loh, Dar." Kata Kira.

Dara duduk di pinggir kasur Kira, "Y-yaa... Gue baru aja pakai, sih... Sejak di Ausy dan mau berangkat ke Bosnia."

"Bosnia?"

"Gue juga ketemu Rizky di sana. Kami jalan-jalan ke Mostar, Konjic, dan beberapa tempat lainnya di Bosnia."

Kira hanya diam, ia tertegun.

"Apa lo lupa? Lo, Rizky, gue, Ivan, Caca, Tante Rani, bahkan sekretaris Rizky -Wira-, kita semua yang ada di Sarajevo waktu itu pulang dengan pesawat yang sama ke Indonesia dan membawa jenazah Rizky untuk dimakamkan di Jakarta."

Kira berpikir sejenak, "Aku tidak ingat." Katanya.

"O-oh... Ya, wajar, sih... Saat itu lo sedang depresi karena kehilangan Rizky."

"Hmm..."

"Sejujurnya kedatangan gue ke sini karena ada hal yang ingin gue bicarakan, Ra."

"Apa itu, Dar?"

"Kemarin, Ivan melamarku." Kata Dara, malu.

Apa dia wanita pilihan yang dibilang Ivan kemarin?

"Lalu?"

"Saat dia melamarku, saat itu pula dia bilang kalau ada seorang lelaki yang sudah meninggal dan berwasiat kepada Ivan untuk menikahi istrinya."

Dasar, Ivan. Dia tidak pandai melihat situasi.

"Siapa orangnya? Apa kamu kenal?" Tanya Kira, memancing.

"Tidak, Ra. Ivan tidak mengatakannya."

Kira berusaha menahan tawa, Apa kukerjain aja, ya?

"T'rus, kamu maunya bagaimana sekarang?"

"Gue gak tahu. Udah lama gue suka sama Ivan, Ra. Jujur, saat lo baru saja putus dengan Ivan dulu, gue udah suka sama dia. Dan sampai detik ini perasaanku padanya tetap sama meskipun dia menolakku berkali-kali."

"Hmm... Tapi, jika seseorang sudah berwasiat, berarti wasiat itu harus dilaksanakan jika tidak melanggar syariat agama, Dar." Kata Kira yang mulai menjalankan taktiknya.

"Iya, gue tahu. Gue juga bilang itu ke Ivan, tapi... Hati gue sakit banget rasanya, Ra. Ya, gue tahu memang saat itu Ivan pernah bilang ke gue kalau dia tidak akan bertanggung jawab kalau nanti gue sakit hati karena dia tidak membalas perasaan gue..."

Pas banget.

"... Lo tahu gak sih, Ra? Orang tua gue sampai memutuskan hubungan sama gue karena gue lebih memilih kuliah di Ausy daripada tinggal bersama mereka di Perancis untuk menjalankan bisnis keluarga. Semua itu gue lakuin karena gue gak mau jauh-jauh dari Ivan." Jelas Dara, gundah.

"Ya, apa mau dikata, Dar. Wasiat tetaplah wasiat. Lebih baik kamu sekarang mengikhlaskannya dengan sungguh-sungguh. Karena sebentar lagi dia akan menjadi suami orang lain."

"Terlalu berat. Lo bayangin gak, sih? Udah bertahun-tahun gue suka sama dia, menjaga perasaan ini untuknya, sampai orang tua gue murka karena gue membangkang, tapi ini hasil yang gue dapat? Tuhan gak adil banget!" Kata Dara, kesal.

Lelaki Pilihan (Season 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang