[14] RASA (extra part)

7K 376 51
                                    

Siang itu Haris sedang jalan-jalan di sekitar komplek. Sedikit berlari kecil mungkin akan membuatnya fresh dari ejekan pasangan muda di rumah nomor 21 B itu.

Ia terhenti ketika melihat Diana terburu-buru keluar rumah.

"Ma, sebentar ya, Di otw nih. Di telat bangun. Tungguin ya, Ma." Katanya di telepon.

Diana mau ke mana? Karena penasaran Haris memperpanjang langkahnya ke arah Diana.

"Assalamu'alaikum, Mbak Diana." Sahutnya.

"Eh, Mas Haris. Wa'alaikumussalam. Ada apa, Mas?"

"Gak papa, Mbak. Hm.. Mbak Diana mau kemana? Kelihatannya buru-buru banget?"

"Panggil Diana atau Di saja, Mas. Biar lebih mudah dan enak didengar. Saya mau jemput orang tua saya di bandara. Lain kali kita sambung ya, Mas. Saya sedang buru-buru. Wassalamu'alaikum." Diana memasuki mobilnya dan bergegas pergi.

"Wa'alaikumussalam." Haris terdiam sejenak dan spontan mengatakan, "Diana... Hati-hati, ya."

Diana hanya membalas senyum.

***

Entah mengapa hari ini Kira juga sedang rajin. Ia menyiapkan makan siang untuk suaminya dan Haris. Ia terlihat bingung ketika tidak melihat Haris sedari tadi.

"Mas Haris mana?" Tanya Kira pada Rizky yang baru keluar dari kamar.

"Tidak tahu. Tadi sih katanya mau keluar sebentar."

"Oh... Lo mau siap-siap jualan?"

Rizky hanya mengangguk.

Tiba-tiba...

"Assalamu'alaikum." Terdengar salam dari depan rumah.

"Wa'alaikumussalam." Sahut Rizky dan Kira bersamaan.

"Dari mana, Mas?" Tanya Rizky memulai obrolan.

"Keliling komplek bentar, Ky." Haris melihat penuh makanan yang tersedia di meja. "Wih... Mantap nih. Jarang-jarang makan siang pake daging. Kalau di pondok mau sarapan atau makan siang tetap nasi bahan pokoknya. Di kota beda, ya? Serasa jadi orang kaya." Kata Haris yang sedikit bercanda.

"Itu kan ada nasinya juga, Mas." Balas Kira. Ia melanjutkan, "Sayang... Adek siapin sarapannya, ya." Katanya pada Rizky. "Nih, adek suapin sekalian. Buka mulutnya aaaaa..." Kata Kira yang kemudian disambut Rizky dengan membuka mulutnya.

"Ky, Mas pulang aja deh. Jomblo gak halal-halal itu gak enak. Diejekin mulu sama kalian. Ya Allah..."

"Eh, jangan dong, Mas. Kok gitu sih. Baperan. Yakin mau pulang ke pondok? Mau ninggalin bidadari surga sebelah?" Rizky menunjukkan sudut matanya ke sebelah kanan, rumah Diana.

"Sebelah? Mas Haris suka sama Diana?" Sambung Kira.

Rizky tahu dari mana?

"Ngomong opo kowe? Sudahlah, Mas mau siap-siap dzuhur. Lama-lama ngelihat kalian berdua cuma bikin hati tersiksa." Kata Haris yang kemudian berjalan ke luar rumah menuju masjid.

"Makan dulu, Mas." Sahut Rizky.

"Gak selera." Balasnya dari balik punggung.

Rizky tertawa kecil, "Hahaha... Ada-ada aja Mas Haris."

Setelah keberadaan Haris tidak ada di antara mereka, Rizky menyela, "Mau sampai kapan seperti ini, Ra? Berpura-pura terus? Kasihan Mas Haris, dia belum menikah. Setidaknya jagalah perasaannya."

"Basi lo. Gue juga terpaksa kali ngelakuin ini. Emang lo mau Mas Haris lihat kondisi rumah tangga kita, lapor ke Ustadz hingga akhirnya sampai ke telinga bokap gue dan lo tahu apa yang akan terjadi? Papa pasti langsung turun tangan." Jelasnya.

Lelaki Pilihan (Season 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang