TTLS 14

260 57 218
                                    

Purnama melingkar sempurna, dingin malam semakin mencekam. Jam dinding tua yang menempel di tembok sebuah hotel bintang tiga, baru saja berdentang. Kedua jarumnya kompak menunjuk ke angka dua belas. Terlihat seorang pria dan wanita berjalan sambil bergandengan tangan, melangkah menuju lift.

Sementara itu, di sebuah gang, di depan rumah sederhana, seorang wanita tengah meringis kesakitan. Tamparan pria di depannya mampu membuat wanita itu jatuh terduduk di tanah, menyangga tubuh dengan kedua tangan. Terlihat raut wajahnya sangat marah. Sama marahnya dengan si pria. Keduanya saling menatap tajam. Tapi tentu saja pria itu lebih kuat dan berkuasa dibanding si wanita. Hoh! Wanita itu bahkan tak bisa melayangkan tamparan walau hanya sekali. Ia tak berdaya. Tak mampu.

Orang-orang di dalam rumah itu tak peduli. Mereka asyik dengan kegiatan masing-masing. Pria dan wanita yang saling merayu, yang kemudian berakhir di sebuah kamar. Beberapa yang lain -yang menganggur- saat ini hanya memperhatikan. Menonton dari dekat bagaimana pria itu menampar, memaki, menendang wanita itu tanpa ampun.

Tak ada usaha pembelaan atau sekedar menghentikan pria bengis itu. Ya, mereka hanya menonton. Sampai wanita itu tersungkur tak berdaya. Lemah, tak mampu berdiri. Jangankan berdiri, duduk saja ia tak mampu. Kalah!

Bukan mereka tak ingin menolong, tapi mereka tak mampu. Takut. Gemetaran. Menolong rekannya, mungkin akan membuat keadaan semakin runyam, lalu mati konyol bersama.

Beberapa meter di sana, terlihat seseorang berjalan masuk ke dalam gang. Lampu gang tak begitu jelas menyorot tubuhnya. Entah ia malaikat atau bukan, wanita yang tengah sekarat itu berharap sosok itu datang untuk menolong.

Ia Ferdi.

Pria itu kemari untuk menemui kakaknya. Ia mengetahui kalau Clara sedang bermain-main di gang itu. Padahal, sehari sebelumnya, Clara sudah berjanji akan berhenti menjadi wanita malam. Wanita itu mengangguk mantap sambil tersenyum di depan sang adik. Tapi bukan Ferdi namanya, jika ia bodoh. Diam-diam Ferdi meletakkan alat pelacak di dalam tas kecil kesayangan Clara.

Ferdi yang baru saja pulang dan mendaratkan tubuh di sofa, serta-merta bangkit berdiri kala mengetahui arah pergi Clara. Dari sekian banyak tempat, memang gang inilah yang sering dikunjungi kakaknya untuk menemui pelanggan. Selain murah juga jauh dari jangkauan polisi.

Satu gang buntu berisi sederetan warung makan. Warung yang hanya buka di siang hari. Sementara malam hari, satu-satunya rumah bercat hijau itulah yang menerima pengunjung.

Ferdi tau kalau rumah sederhana itu tidak sesederhana yang terlihat. Di dalamnya ada banyak kamar kosong yang disewakan untuk pria hidung belang bersama kupu-kupu malam. Rumah itu pernah digerebek bahkan disegel oleh pihak kepolisian. Tapi dengan hebatnya, hanya berselang seminggu, tempat pelacuran itu kembali beroperasi.

"Oh, ada Pak Polisi rupanya?" ucap pria itu dengan suara berat. Penampilan Ferdi sangat memperlihatkan citra dirinya sebagai anggota kepolisian meski tak mengenakan seragam. Rambut cepak dan tubuh tegap. Bahkan pakaian kasualnya tetap terlihat rapi. Anggaplah penilaian itu salah, tapi seseorang dengan postur tubuh dan penampilan seperti itu, datang kemari. Siapa lagi kalau bukan 'badut' dari kantor polisi sebelah?

Ferdi tak menggubris pria itu. Ia bahkan tak peduli dengan wanita yang tengah tersungkur dengan luka parah. Ia hanya berlalu melewati dua orang itu dan beberapa pasang mata yang berdiri di luar memperhatikan adegan kekerasan. Tak peduli, bukan urusannya. Ia hanya akan masuk ke dalam dan mencari Clara.

Ia celingukan untuk waktu yang lama, hingga seorang wanita berjalan menghampirinya dengan tingkah menggoda. Sebelum wanita itu sampai, wanita lain menepuk bahu Ferdi dari arah belakang. Membuat pria itu seketika membalik badan. Tampak seorang wanita dengan dress biru ketat tersenyum sempurna. Wanita itu menengok sebentar ke arah belakang Ferdi, mengusir wanita yang hendak menggoda Ferdi, hanya dengan isyarat lambaian tangan.

Twinkle-Twinkle Little Star [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang