TTLS 22

158 34 50
                                    

Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Sejak Dini
(By: humasnewsbnn)


Great! Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Tepat di saat Ferdi mengakhiri ceramahnya soal narkoba. Sedikit disengaja memang, karena Ferdi mengerti bagaimana rasanya mendengarkan suatu materi di saat seharusnya pulang.

Murid-murid kelas dua, SMA 01 Alam Jaya, berhamburan keluar dari aula dengan riuh. Beberapa siswi ada yang merencanakan pergi menonton film terbaru, nongkrong di kafe, atau menonton pertandingan futsal teman sekelas. Sementara beberapa murid laki-laki, seperti yang tadi disinggung; ada yang bicara soal futsal nanti sore, rencana weekend, atau bahkan materi pelajaran.

Wait! Pelajaran?

Sambil tetap melangkah keluar dari aula, Ferdi memerhatikan punggung dua siswa yang tadi sempat tersenyum ramah saat melewatinya.

Dan apa? Materi pelajaran? Ck-ck-ck. Ferdi menggelengkan kepala. "Mereka pasti masuk dalam kategori murid rajin," gumamnya.

Setelah menuruni beberapa anak tangga, Ferdi dan rekan-rekannya sampai di halaman sekolah.

Menapaki sekolah ini, membuat Ferdi teringat sekelebat tentang masa-masa SMA-nya. Ini memang bukan tempat ia sekolah dulu, tapi tetap saja aura sekolahan membuat otaknya meraih ranting-ranting kenangan. Benar yang orang bilang, masa SMA adalah masa yang tak akan terlupakan.

Satu per satu siswa keluar melalui gerbang sekolah. Beberapa pandangan tertuju pada seorang gadis SMA berambut panjang yang tengah berdiri menunggu seseorang. Mengenakan seragam yang sangat berbeda; rok sepan hijau dan baju putih yang dibalut blazer dengan warna serupa roknya.

"Dia dari sekolah elite yang ada di depan, kan?"

"Udah jelas kali dari seragamnya."

"Maksudku, ada apa dia ke sini? Mau pindah ke tempat kita?"

"Hahaha, mana mungkin."

Celotehan para gadis yang terdengar jelas di semua telinga.

Berbeda dengan remaja laki-laki yang justru terpesona.

"Orang kaya emang kelihatan beda, Bro. Lebih mulus. Kalo diibaratkan mobil nih ya...." Suara remaja berambut cepak itu terhenti ketika kepalanya dipukul dari arah belakang.

"Apaan sih, Fer?!"

"Kalian duluan aja. Aku mau samperin dia."

"What? Ferdi si otak buku, nyamperin cewek? Dunia udah kebalik, ya?"

Tanpa menanggapi ucapan Angga, Ferdi berjalan lebih cepat menuju gerbang sekolah.

"Soal cewek, antara otak buku dan otak mesum," ujar Dika menekankan kata 'mesum' ke arah wajah Angga, lalu melanjutkan kalimatnya, "emang beda kelas."

"Apa?!"

Sementara itu di depan gerbang sekolah, gadis-gadis yang selama ini hanya terdiam dalam kekaguman mereka pada Ferdi —si kutu buku yang jago basket— mulai iri. Bahkan beberapa remaja laki-laki sama halnya.

"Ada apa, Nggi?"

"Emm, aku mau balikin jaket kamu," ujar Anggi seraya menyerahkan sebuah paper bag berisi jaket milik Ferdi.

"Kenapa buru-buru? Nggak dibalikin juga gak masalah."

"Bukan gitu. Aku juga mau bilang makasih ... soal kemarin."

Twinkle-Twinkle Little Star [✔️]Where stories live. Discover now