TTLS 15

271 53 217
                                    

Risalah Hati - Dewa 19
(Cover by: Hanin Dhiya)

🌟🌟🌟

🎵Hidupku tanpa cintamu
🎵Bagai malam tanpa bintang
🎵Cintaku tanpa sambutmu
🎵Bagai panas tanpa hujan
🎵Jiwaku berbisik lirih
🎵Kuharus memilikimu

Bait-bait lagu terdengar mengalun lembut dari suara seorang wanita di ujung sana. Penyanyi tetap yang setiap Sabtu dan Minggu selalu menemani pelanggan restoran dengan lagu-lagu yang ia bawakan. Sebuah piano yang ia mainkan menambah sempurna penampilannya.

Sementara di salah satu meja restoran itu terlihat Hendra dan Sabila tengah menunggu pesanan. Beberapa waktu lalu, entah apa yang Hendra pikirkan, ia mengajak wanita itu makan malam di sebuah restoran sederhana favoritnya.

Seperti biasa, Sabila dengan rambut hitam gelombang, juga tubuh berbalutkan rok biru muda selutut. Lebih dari itu, yang membuat kecantikannya terlihat mendalam adalah kedua bola mata yang tercipta dengan indah di sana. Manik hitam yang sama hitam dengan rambutnya.

Tapi, si Hendra bertubuh tegap dengan garis wajah yang tegas itu sama sekali tak ada ketertarikan dengan wanita secantik Sabila. Rasa bersalah atau sekedar ucapan terimakasih karena menemani mencari Anggi kemarin, membuat Hendra mengajaknya makan malam.

Terlihat jelas bagaimana sikap Hendra saat ini. Meski di depannya, Sabila siap diajak berbincang, kedua mata Hendra sama sekali tak lepas dari layar ponsel di meja. Menunggu kalau-kalau Anggi mengirimi pesan lagi, saat itu juga Hendra akan menelpon kembali. Secepat yang ia bisa.

Sabila menghela napas, sepertinya wanita itu gerah sendiri melihat sikap Hendra.

🎵Aku bisa membuatmu
🎵Jatuh cinta kepadaku
🎵Meski kau tak cinta kepadaku
🎵Beri sedikit waktu
🎵Biar cinta datang karena telah terbiasa

"Yah, aku harap aku bisa," gumam Sabila menanggapi lirik lagu yang ia dengar.

Seketika Hendra mengangkat kepalanya, "Hah? Kamu tadi bilang apa?"

Sabila hanya menggedikkan bahu, tak menjawab.

"Sorry, aku ... aku-"

Sabila tertawa kecil, memotong ucapan gagap pria di depannya.

"Kenapa ketawa?"

Sejenak Sabila menghentikan tawanya, menyisakan seulas senyum.

"Terus, apa aku harus nangis? Karena sekarang lagi dianggurin?"

"Maafin aku ... "

Seorang pelayan datang membawakan pesanan. Dua tenderloin steak terlihat sangat menggiurkan.

"Nggak masalah, toh tiap waktu juga gitu." Sabila mengakhir ucapannya dengan seulas senyum. Senyuman kecil yang lebih terlihat getir. Lalu, saat itu juga, perasaan bersalah tercipta di hati Hendra.

Restoran sederhana ini menjadi tempat favorit Sabila juga, sejak Hendra mengajak kemari. Jika tidak salah, ini adalah yang kelima kali Hendra mengajak makan malam di sini. Tentunya dalam dua tahun terakhir mereka saling mengenal.

🎵Simpan mawar yang kuberi
🎵Mungkin wanginya mengilhami
🎵Sudikah dirimu untuk kenali aku dulu
🎵Sebelum kau ludahi aku
🎵Sebelum kau robek hatiku

🎵Aku bisa membuatmu
🎵Jatuh cinta kepadaku
🎵Meski kau tak cinta kepadaku
🎵Beri sedikit waktu
🎵Biar cinta datang karena telah terbiasa

Twinkle-Twinkle Little Star [✔️]Where stories live. Discover now