TTLS 28

172 33 30
                                    

Ray berjalan mondar mandir di ruang tamu. Zain dan Desta hanya berdiri mematung. Sementara itu Tari baru saja menidurkan Nara. Mengingat apa yang baru saja terjadi, gadis kecil itu tak dibawa ke Rumah Putih, tempat anak-anak tinggal.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, seorang pria muda tengah berlutut di atas lantai marmer. Wajahnya menampakkan seberkas penyesalan.

"Jadi, apa yang kamu tau soal temenmu itu? Kenapa dia ada di sana?"

"Dia ada di sana buat ngikutin Irwan. Seseorang bernama Hendra yang meminta bantuannya untuk cari keberadaan Anggi."

"Emang dia siapa? Kakak Anggi?"

"Bukan. Mereka berteman sejak lama."

Ray mengangguk-angguk mendengar penjelasan Reza.

Benar. Reza adalah AR, penyedia informasi bagi Ray. Posisinya di kepolisian memang tak seberapa penting, tapi setiap informasi yang diberikan Reza menjadi sangat penting manakala menyangkut kepentingan pribadi dan pekerjaan Ray.

"Dekati dia dan cari tahu apa yang terjadi."

"Aku mengerti."

"Pergilah."

Reza berjalan keluar. Ray tadinya sempat marah atas apa yang terjadi beberapa waktu lalu, ketika Zain dan Desta hampir tertangkap polisi. Reza terbilang telat menyampaikan pesan, hingga membuat dua anak buah Ray berada di ujung tanduk.

"Buat sementara, jangan ada pergerakan."

Pesan terakhir Ray untuk ketiganya. Pria itu lantas pergi menuju ruang kerja di lantai dua.

🌟🌟🌟

Reza dan Bagas sampai di kantor polisi hampir bersamaan. Keduanya sempat bersitatap meski hanya sesaat. Reza bersama rencananya. Dan Bagas yang belum mengetahui apa-apa.

"Dari mana saja kalian?" Suara Ferdi menyambut dua orang itu di ruang rapat.

Ferdi dan beberapa anak buahnya tengah duduk di balik meja, dengan setiap orang mendapat berkas kasus yang sedang dibahas. Bagas sempat melirik sebentar sampai akhirnya ia kaget ketika mendengar penuturan Reza yang tiba-tiba.

"Ada seseorang di sana ketika korban tertabrak kereta."

"Siapa yang nggak tau itu? Divisi kriminal sedang menyelidiki kasusnya dan mencari tau siapa orang itu. Sedangkan tugas kita, menyelidiki kepemilikan narkoba yang disembunyikan dalam bungkus snack."

"Orang itu ... adalah istrinya."

Bagas semakin membelalak.

"Apa maksudmu?" Ferdi bangkit dari kursi.

"Ada seorang saksi yang sempat melihat mereka berdua bertengkar."

Ferdi tertawa kecil. "Jangan melucu. Kalau kamu bisa ketemu saksi semudah itu, seharusnya Divisi Kriminal sudah menemukannya lebih dulu."

Ferdi duduk kembali. Sementara Bagas masih berdiri di posisi yang sama, tangannya menggenggam erat di udara.

"Istri korban ada di rumah temannya. Ada kasus KDRT yang ga dilaporin."

Bagas bernapas lega. Ia kemudian duduk di salah satu kursi yang masih kosong.

"KDRT?"

Reza kini mengerti. Tadinya ia berkata begitu supaya Anggi keluar dari persembunyian. Tapi siapa sangka kalau pria di sampingnya (Bagas), merencanakan hal itu bersama Hendra.

Baiklah, tak apa. Setidaknya kini ia tau apa yang terjadi.

"Nah, sampe mana kita tadi?" Ferdi kembali memulai rapat.

Twinkle-Twinkle Little Star [✔️]Where stories live. Discover now