Part 28

34.5K 1.4K 2
                                    

"Evan kita mau kemana sih?" tanya Nina,  mereka kini sedang berada di dalam mobil. Evan mengajak nya pergi sepulang sekolah tapi dia tak meberitahu tujuan nya.

"Tenang aja Nin,  mana mungkin aku mau celakain kamu.  Aku kan sayang sama kamu." Jelas Evan.

"Ya tapi kita mau kemana. Aku penasaran Van." Kata Nina dengan gelisah. Karena tak seperti biasa Evan mengajak pergi tanpa memberitau nya..

"Sampai.. " Kata Evan,  memberhentikan mobilnya di depan sebuah hotel.

"Kita ngapain disini Van. Kamu jangan macem-macem Van." kata Nina semakin menjadi takut.

"Tenang sayang,  aku kesini cuma mau ambil barang suruhan mama.  Tante aku nginep disini.  Udah ah kamu jangan tegang gitu." Kata Evan. Evan menggandeng tangan Nina untuk turun dari mobilnya.

Mererka menuju lantai 12, dan Evan langsung membuka pintu salah satu kamar.

"Ayo masuk." Ajak Evan.

"Aku tunggu di sini aja.  Kamu ambil sana barang nya." kata Nina.

"Kamu ikut masuk aja yuk. " tangan Evan langsung menarik tangan Nina.  Nina masuk kedalam kamar itu tapi tak ada seorang pun disana dan sepertinya kamar itu pun tidak pernah ada yang menempati. Nina langsung melihat ke arah Evan dia sedang mengunci pintu kamar itu.

"Van, kenapa di kunci.? Tante kamu mana?" tanya Nina dengan takut.

"Aku kunci biar gak ada yang ganggu kita Nin.  Tante aku? Tante aku kan ada di Makassar." Jelas Evan dan mulai mendekat kearah Nina.

"Van kamu mau apa? Kamu janji sama aku kan kamu gak bakal macem-macem." Kata nina.

"Nin, aku sayang sama kamu. Aku mau kamu menjadi miliku seutuhnya. Aku gak bisa nahan semua ini Nin." Jelas Evan masih mendekati Nina.

"Evan kamu mau apa!? Aku mau pulang! Awas kamu! " kata Nina mencoba mendorong badan Eva. Namun Evan menahan dengan tangan nya.

"Nin... Aku mau kamu,  aku sayang kamu Nin.. Aku cinta kamu Nin. " kata evan menggengam tangan Nina.

"Evan,  aku tau kamu sayang sama aku.  Tapi gak kaya gini Van. Aku mau pulang sekarang minggir kamu!"

"Harus gimana agar kamu sayang dan cinta sama aku."

"Evan aku mau pulang!"

"Enggak Nin,  aku mau kamu. Aku mau kamu.  Aku mau tubuh kamu. Aku minta sama kamu. " kata Evan dengan sorotan mata aneh.

Nina menjadi sangat takut,  takut Evan akan melakukan hal-hal yang tak di inginkan. Evan mulai memeluk NiNa dengan erat dan mencium leher Nina, Nina bergerak mencoba melepaskan Evan.

"Evan jangan Evan.. Ku mohon.. " pinta Nina.

"Aku ingin kamu Nin. Aku udah nahan ini lama sekali Nin.. Please Nina." Kata Evan. Tangan Evan mulai membuka kancing seragam sekolah Nina.

"Evan jangan Evan....... "

Evan lalu mendorong tubuh Nina ke atas kasur. Lalu Evan menindihi tubuh Nina dan mulai mencium semua leher Nina dengan cepat dan menghisap kulit leher Nina dan tanganya masih membuka kancing baju Nina.

"Evan!!!  Sadar Evan...."

"Nina aku cinta kamu!"

Kancing bagian atas sudah terbuka teelihat jelas tanktop milik Nina. Nina menggelengkan kepalanya sambil menangis.

"Evan ku mohon jangan.. Hikss... Kamu kenapa jadi kaya gini sih.  Hiksss...."

Evan tak menghiraukan Nina, lagi-lagi Evan mencoba mencium bibir Nina, tapi Nina selalu menghindar dengan cara menengok ke arah lain.

Evan mulai meraba-raba perutnya meskipun masih terhalang oleh tanktop miliknya.

"Kamu cantik Nin..." Evan muka mencium perut Nina. Nina mencoba bangun,  namun kedua tangan nya di cengkeram oleh Evan..

Nina tak tahu harus berbuat apa.  Dia hanya menangis, dia pasrah untuk semua. Nina menangis

Melihat tak ada pemberontakan dari Nina.  Evan mendongakan wajah nya melihat wajah Nina yang sedang menangis seperti nya ia tersadar.

Tiba-tiba Evan bangun. Dan melihat Nina yang masih menangis sambil menutup bagian dada nya yang terbuka.

"Nin maafkan aku.. Aku... Aku.. Gak tau...."

"Kau jahat Van..!!!! Aku benci kamu!!!!! " Nina bangun langsung mengancingkan seragam nya dan keluar dari kamar itu.

Evan masih mematung,  masih memikirkan apa yang baru saja dia perbuat.

Flashback off.

Nina sudah sadar,pertama dia membuka mata yang dilihat adalah sosok Alex sambil menggenggam tanganya.

"Alex.." Sapa Nina.

"Kamu gak sekolah? Kerjaan kamu gimana?" Tanya Nina.

"Hai honey.  Sekolah sama kantor aku itu urusan kedua,  kamu adalah urusan aku nomer satu." Jelas Alex masih memandang Nina.

"Ada yang mau kamu ceritain sama aku?" Tanya alex

Nina bingung apa yang di maksud oleh Alex. Melihat ekspresi Nina,  Alex menjelaskan.

"Di supermarket kamu pingsan,  terus ada cowok disamping kamu. Apa dia yang buat kamu masuk rumah sakit kaya gini? Aku ingin memberi nya perhitungan dari aku honey."Jelas Alex santai.

Nina lalu mengingat kejadian disupermarket, dia bertemu dengan pria yang sudah membuat nya hampir kehilangan mahkota nya sebagai perempuan.

"Dia....." Jawab Nina lirih.

"Dia?" Tanya Alex.

"Dia pernah hampir memperkosa aku Alex. Dia Evan,  teman aku waktu aku di bogor. Dia suka sama aku,  dia baik sama aku.  Tapi aku gak tau tiba-tiba dia berubah jahat sama aku.  Dia bahkan hampir memperkosa aku,  aku takut,  aku--"

"Udah jangan diteruskan, maaf...maaf aku telah bertanya seperti ini honey." Kata Alex dia takut Nina akan histeris kembali.

"Dia pria jahat Lex... Dia datang lagi, dia kembali mencari aku.  Aku takut, aku taku... Aku takut dia akan--"

"Honey, hey sudahh...  Ada aku disini,  aku gak bakal biarin dia atau siapapun menyentuh kamu Honey. Kamu milik aku, aku Alexander." Kata Alex memeluk Nina erat,  wajah Alex menahan amarah yang sangat besar.

"Aku akan membalas dia dengan caraku honey,  aku janji." kata Alex.

Evan,  seperti nya malaikat maut mu sedang menunggu mu! Batin Alex.

***
Beberapa hari kemudian Nina sudah keluar dari rumah sakit dan sudah bersekolah seperti biasa.

Alex sedang berbicara empat mata dengan Max.

"Cari tau siapa Evan. Sekarang Max!" perintah Alex.

"Baik Tuan." jawah patuh Max.

"Akan kubunuh dia,  berani nya dia menyentuh milikku Max. Tidak ada yang boleh menyentuh milik Alexander. Jika itu dilanggar orang itu akan kubunuh!" Kata Alex.

Gerald, batin Max

"Saya permisi dulu Tuan," Max lalu meninggalkan Alex.



Tbc.

My Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now