Part 44

37.5K 1.4K 23
                                    

Terimakasih yang sudah membaca, mem vote dan memberi komentar. 🙏🙏🙏

Alex dan Max memang sedang berada di ruang meeting. Alex dengan serius mendengarkan presentasi client nya sedangkan Max mencatat apa hasil dari presentasi itu. Banyak perusahaan yang memang tertarik bekerjasama dengan perusahaan Alex. Bukan hanya perusahaan Alex yang menjanjikan tetapi dengan seorang Alexander penerus Abraham Corp yang memang sudah pandai mengelola perusahaan sendiri diusia nya yang sangat belia.

Sikap Alex yang tegas dan tak terbantahkan itulah orang mempercayai Alex, bahwa dia tak kan tergoyah dengan apa yang sudah di pilihnya. Sesuatu yang Alex inginkan atau milikki tak pernah menjadi orang lain tanpa seizin nya.

Siang itu meeting telah usai, Alex dan Max pun telah berada di ruangan Alex. Mereka sedikit membicarakan hasil meeting yang baru saja mereka hadiri.

"Max, kau telepon orang tua Nina untuk datang ke Jakarta dan urusan pekerjaan mereka bisa di handle oleh orang lain dulu." Kata Alex.

Dia ingin membuat surprise dengan kehadiran orang tua Nina. Meskipun Nina belum tahu siapa bos dari orang tuanya.

"Baik Tuan. Saya akan menelepon nya." Kata Max. Lalu mengambil ponsel di saku nya dan terlihat nama Nina di layar ponselnya. Max lalu melihat kearah Alex.

"Tuan, nona Nina menelepon saya." Kata Max. Alex yang ingin memejamkan matanya dan merebahkan dirinya di sofa. Mendadak mengubah posisinya menjadi duduk. Dan memberi isyarat agar Max mengangkatnya dan me loudspeaker agar Alex dapat mendengar.

"To-long. Se-sak" Kata Nina. Alex lalu membelalakan matanya dan merebut ponsel Max. Saat dia akan menjawab dia mendengar suara Nina kembali.

"To..long.. Aleeeeeex" Sambung Nina lalu tidak ada suara dari Nina kembali. Wajah Alex panik dan marah.

"Halo! Honey! Kamu denger suara aku? Honey kamu kenapa? Halo honey? Honey jawab aku honey, kamu kenapa?" Tanya Alex yang sudah berdiri dari duduk nya.

"Sharen jawab aku!!!!! Kamu kenapa!!!" Teriak Alex, namun tak ada sautan dari Nina.

"Tuan.. Ponsel anda berbunyi." Kata Max, ya memang ponsel Alex yang ia taruh di meja berbunyi dan tertera nama Alvano disana.

Alex dengan cepat mengangkat telepon dari Al.

"Halo Al Sharen--Sharen pingsan Lex, lab sekolah kebakaran!!!" Kata-kata Alex dipotong oleh ucapan Alvano terlebih dahulu.

Alex lalu berlari keluar dari ruangan nya tepat saat pintu lift khusus terbuka Alex langsung masuk dan menuju bassement untuk mengambil mobilnya. Alex berkendara dengan ugal-ugalan dia sangat khawatir kepada Nina. Kebakaran? Sekolah nya kebakaran? Itu tidak mungkin pasti ada sabotase dari seseorang. Sekolah Alex mempunyai beberapa security alarm dan terjaga.

Dan di belakang Max mengikuti Alex yang membawa mobil ugal-ugalan tersebut. Tak henti-henti mobiL Alex membunyikan klakson membuat para pengemudi lain berhenti mendadak dan meneriaki Alex.

Alex akhirnya sampai di sekolah yang sudah penuh dengan murid yang berhamburan di luar sekolah. Langsung saja Alex mencari Sharen yang ternyata sudah mendapat perawatan medis di mobil ambulance.

"Sharen" Panggil Alex dengan wajah khwatir nya. Alex melihat Nina yang sedang berbaring namun dalam keadaan sadar.

"Sharen" Alex mendekat kearah Nina dan menggenggam tangan Nina.

"Honey, gimana keadaan kamu? Kita kerumah sakit sekarang ya. Ayo." Alex membantu Nina untuk bangun.

"Alex aku udah gak pa-pa kok. Gak usah kerumah sakit ya." Jawab Nina dengan suara lemah.

My Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now