Part 35

41.5K 1.3K 14
                                    

Alex berada di balkon rumah sakit. Dia sedang memikirkan kejadian hari ini. Ada seseorang yang menginginkan gadisnya, tapi siapa? Alex merasa orang ini cukup berpengalaman dengan dia berani menyuruh orang-orang itu untuk menghadangnya.

Saat sedang memikirkan itu Max datang menghampiri Alex. Dia memberi tahu tentang pelaku yang berada di rumah sakit dan kini dia sedang ditemani oleh salah satu bodyguardnya.

Alex memang sengaja membawa pelaku kerumah sakit. Karena Alex masih membutuhkan pria bertato itu. Kunci nya mungkin ada pada dia.

"Lo harus awasi dia Max, jika dia sudah sadar. Gue bakal menanyakan sesuatu padanya." Kata Alex yang sedang menatap pemandangan kota di rumah sakit.

"Baik Tuan, saya pasti akan terus mengawasinya." Kata Max. Max melihat bos nya itu tampak kacau bahkan dia belum mengganti baju nya yang sudah sangat kotor.

"Maaf Tuan, apa perlu saya bawakan baju anda, Tuan?" Tanya Max.

"Siapa mereka? Siapa yang berani sama gue Max." Tiba-tiba Alex menyakan itu.

"Hm..Maaf Tuan, saya akan cari tahu segera." Kata Max.

"Mereka menginginkan Sharen, Max! Gadisku! Milikku!" Bentak Alex.

Max tahu, saat ini Alex sedang kacau. Kejadian tadi membuatnya sangat marah. Dan seorang Alexander takkan membiarkan tersangka utama itu kabur begitu saja. Asal kalian tahu Gerald lebih kejam dibanding Alex.

"Maafkan saya Tuan, mungkin seseorang di masa lalu Nona Nina, Tuan." Kata Max. Sontak Alex langsung menengok ke arah Max.

"Masa lalu?" Tanya Alex.

**

Nina perlahan-perlahan membuka matanya, menyesuaikan mata nya dengan pencahayaan di ruangan itu. Dia melihat ke sekeliling kamarnya tapi tidak orang sama sekali.

Samar-samar dia mendengar suara dari balkon.

"Kaya suara Alex." Gumam Nina. Lalu Nina diam sebentar seperti mengingat sesuatu.

"ALEX!!!!" Teriak Nina sembari dia bangun dari tempat tidurnya dan terduduk.

Alex dan Max mendengar teriakan Nina langsung masuk ke dalam kamar rawat Nina.

"Honey. Ada apa? Kaki kamu sakit? Kepala kamu pusing?" Tanya Alex khawatir memegang bahu Nina.

Nina tak mengindahkan pertanyaan Alex.

"Kamu gak pa-pa? Wajah kamu luka dan lebam Alex. Kamu ada yang luka? Mereka.....mereka gak nembak kamu kan?Kamu gak terluka kan?" Kata Nina khawatir dan membalikkan tubuh Alex mencari apakah Alex benar-benar terluka atau tidak  lalu ia pun menangis.

Melihat Nina menangis Alex memeluk Nina.

"Sssstt... Aku baik-baik aja Honey, seharusnya aku yang nanya sama kamu. Kaki kamu masih sakit?" Kata Alex.

"Kaki aku paling cuma keselo doang. Tapi liat wajah kamu tuh. Luka kaya gitu. Kenapa gak di obatin sih?" Kata Nina kesal.

"Hey, siapa bilang hanya keseleo. Kaki kamu patah. Kamu gak boleh jalan dulu sampai kaki kamu benar-benar sembuh. Dan yang harus nya diobatin itu kamu bukan aku." Kata Alex mencolek hidung Nina dan tersenyum.

"Ih apansih. Terus kamu juga kenapa belum ganti baju?" tanya Nina melihat baju Alex yang kotor

"Aku sudah menyuruh Max membawakan baju aku. Tapi liat dia honey, dia masih saja berdiri disana. Dia tidak mendengarkan aku" Kata Alex menunjuk Max.

Max hanya melotot kaget dia fitnah oleh bosnya sendiri. Tapi tidak mungkin Alex menyangkal kata-kata dari Alex. Dan dia hanya bisa pasrah.

"Max, kenapa kau masih disini. Kau tidak ingin mengambilkan baju untuk lelaki manja ini." Tanya Nina lalu menatap sinis Alex.

My Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now