Bab 19 - Dia, Anandaku

12.4K 1.5K 928
                                    

Mantan-mantan lo sebelas dua belas macem bola voli yes, centil sama gatelnya minta di-smash.

================

Wonwoo kira apa yang terjadi kemarin cuma mimpi.

Tapi ternyata kebangun dalam keadaan pipi menghangat dan leher penuh bercak merah bikin dia sadar akan satu hal, kalo nyamuk raksasa yang mengisapnya semalam eksis dan sungguhan.

Ealah, nyamuk mah kekecilan keleus kalo dibandingkan dengan kebongsoran vampir Tegal yang kini menyandang status pacar. Uhuy, pacar Raden Wonwoo katanya. Gimana gak merah itu pipi, bahkan saking gak nyamannya karena ubun-ubun mengebulkan uap panas Wonwoo putuskan untuk mandi besar.

Eeeeh ..., maksudnya mandi dengan air guyuran gayung ukuran besar.

Ngeles aja dulu, tapi emang mereka belum menuju ke tahap itu kok. Masih pelan-pelan asal nyaman—walaupun faktanya kemarin si Ananda kayak mabuk pertamax karena gak mau berhenti ngegas. Mereka udah komitmen untuk menjalani hubungan ini secara tentram dan damai.

Kayak sekarang, setelah mandi dan luluran, terutama di bagian leher yang anehnya si bercak merah gak mau hilang malah makin kentara, Wonwoo mendadak terkena berbagai macam pikiran.

Bangga tentu aja, dia merasa jadi cowok jantan karena berani melakukan skinship dengan seseorang yang disayang. Iyalah, yang kemaren itu ciuman pertamanya, dari si cinta pertamanya, bahkan sentuhan pertama dari orang yang dia berikan hati dan kepercayaan.

Rasanya luar biasa bahagia.

Tapi, Wonwoo juga gak menampik kalo masih takut. Kecemasan akan dianggap serakah bikin dia berpikir untuk menyembunyikan hubungan ini dari publik. Apalagi sejak penghuni GSM tau Wonwoo mencampakkan Mingyu, dia belum siap menerima hujatan gengs.

Ditambah postingan Mingyu dengan Uji yang mengundang opini jika mereka pacaran, tentu akan sangat aneh kalo Wonwoo datang mengaku jika Ananda Mingyu adalah miliknya.

Wonwoo tidak senekat itu.

Biarlah semua berjalan secara perlahan tapi pasti. Jangan kayak otaknya yang pusing setengah mati karena kebingungan gimana caranya nutupin bekas cintanya Mingyu. Secara hari ini dia mau ketemu Dosen Mimin alias Pak Minho.

Setelah absen selama waktu kurang lebih sebulan, Wonwoo kena teguran dari yang maha kuasa dalam hal skripsi. Aslinya, emang dia belum ada niatan untuk memulai. Bahkan semangat untuk ngejar wisuda bulan Agustus menguap begitu aja.

Makanya, siang ini dia mau minta wejangan pada dosen muda itu. Tapi yha kali dalam keadaan penuh bercak merah di leher kayak gini? Tutupin pake apaan coba? Mana koleksi kemeja Wonwoo kerahnya gak setinggi posisi gigitan manja si Ananda, gak lucu ceritanya kalo dipakein plester. Emang Raden turunan ningrat ini bocah alay yang baru belajar cupang-cupangan?

Padahal iya.

Buntu gak menemukan solusi, akhirnya dia milih turun ke bawah. Menyusul Mingyu yang kayaknya membawa serta si Tipul dan bener aja mereka ada di dapur dengan posisi si kucing bobok di atas meja. Saking khusuknya masak, Mingyu sampe gak sadar jika Wonwoo berdiri di sana.

"Heeei, Radennya aku udah bangun? Kok manyun gitu? Minta di sun? Di mana? Bibir atau lips?"

Wonwoo mendengus digombalin pagi-pagi, masih belum sadar juga dengan keadaan yang ada. Tapi karena sayang pacar, cuma manyun-manyun manja yang disalahartikan oleh Mingyu sebagai kode minta kecup sebagai pemberi semangat. Karena lagi bete juga, Wonwoo gak bisa berontak begitu dihujani kecupan basah dari Mingyu.

[✔] Semester 8Where stories live. Discover now