Bab 29 - Langkah Awal Perjalanan

10.4K 1.1K 874
                                    

Mending Ananda temenin Raden bobok manja aja deh daripada dateng ke gladi resik wisuda.

============

Wonwoo's Pov

Seseorang pernah berkata bahwa, cinta laksana penyakit influensa.

Awalnya gue gak percaya, malah menganggap sebelah mata dan mencibir itu norak. Tapi, sejak menjalin hubungan dengan Mingyu, pikiran suram gue mengenai hal itu tercerahkan. Ibarat manusia berlumuran dosa, gue taubat dari kesalahan masa lalu dan kembali hidup menjadi pribadi baru.

Iyalah, kalian sendiri tau gimana keras kepalanya gue saat menolak siapapun yang ingin masuk dalam kehidupan bahkan dengan nekatnya mendobrak. Untung aja pertahanan gue cukup kuat, sehingga gak heran kalo banyak yang memilih mundur dan mengucapkan selamat tinggal.

Tapi, beda halnya dengan cowok bernama Ananda Mingyu Dirgasena. Ya Tuhan, Anandaku ..., sesungguhnya gue selalu malu setiap nyebut nama itu. Ada desir-desir aneh yang mendominasi hati saat nama 'Ananda' keluar dari mulut sendiri. Nama yang mengandung efek magis karena gue selalu merasakan cinta saat memanggilnya.

Kalo gue boleh bilang, Mingyu adalah cowok paling bodoh karena gak mau berhenti berjuang. Satu-satunya makhluk paling nekat yang membuat gue si makhluk serba kekurangan terlihat berharga.

Dia gak peduli dengan konsekuensi, jika harus A ya A, gak ada opsi lain. Mingyu punya segalanya, paket sempurna. Dia selalu penuh cara membuat gue membuka mata untuk lebih peka dan penuh rasa.

Cuma Mingyu doang emang yang bisa bikin gue menjadi manusia bernyawa seutuhnya.

Hal ini yang gue maksud sebagai penyakit influensa. Mingyu menularkan kebahagiaan dalam hidup gue yang semula monoton tanpa warna. Ada banyak pengaruh yang faktanya sukses mengubah gue, entah itu hal sepele maupun krusial.

Segala aspek dalam dirinya seperti menemukan pasangan dalam diri gue. Saling menyatu yang fatalnya gak bisa dipisahkan. Betapa sulit untuk lepas dari hidupnya, yang jika benar itu terjadi, gue gak kebayang apakah bisa hidup tanpa dia?

Hebat kan ini bocah, bisa-bisanya mencuri hati sampe gue jadi budak cinta. Mungkin Raden Wonwoo di masa lalu saat melihat Raden Wonwoo di masa sekarang akan merasa geli dan jijik.

Tapi, itu memang fakta, man. Gue rela berubah jika Mingyulah orangnya. Saat memilih dia sebagai pasangan, gue udah putuskan untuk ikhlas dan mau memulai semuanya bersama. Ya, buktinya cincin ini. Untuk apa tersemat di jari manis kalo gue gak percaya?

Kocaknya, gak cuma satu dua orang yang memertanyakan keseriusan gue, bahkan seisi penghuni Griya GSM menanyakan hal yang sama. Gue belum tau respons keluarga terdekat, maka inilah alasan kenapa gue bisa ada di sini, di Griya ATH.

Setelah mengantar Mbakyu Egi nyari tambahan bahan di Tanah Abang, kami fitting baju buat wisuda. Iya cuy, gue udah daftar dan hamdalah masih kebagian kuota buat wisuda bulan November, bersama Mingyu tentunya.

Gue perlu curhat sama Mbakyu Egi, tapi sedari tadi si Nancy gak berhenti ngeledek lewat tampang jahilnya. Seolah dia bisa nebak tujuan gue kemari buat apa.

"Ciye yang diseriusin pacar~"

Hm.

"Ciye yang dikasih cincin, abis wisuda langsung lamaran, kalo bisa cus nikah!"

Hmm!

"Ciyeeeee pipinya merah, Mbakyuuuuu, Mas Wonwoo blushing Mbak! Lucu banget, bentar aku keluarin hape dulu buat diabadikan di album foto aib keluarga."

Deuh, ini bocah belum pernah ditampol sendal terapi apa ya?

"Berisik ya, klepon!"

Gue kesal dong, langsung menyentil jenongnya Nancy. Adek gue meringis kesakitan tapi syukurnya gak lanjut buat fotoin. Bahaya anjir, gue gak pernah menunjukan sisi keuwuan selain sama Mingyu seorang.

[✔] Semester 8Where stories live. Discover now