Bab 21 - Our Love is Hotter Than Fire

16.6K 1.4K 796
                                    

Warning

Bab ini mengandung konten dewasa, di bagian awal pula. Jadi, mohon bijak dan berhati-hatilah dalam membaca. Jika merasa risi bisa dilongkap ke pertengahan cerita karena risk at your own, babe! 😘
Enjoy the harmonies~
.

.

.

Kalo sekiranya hubungan ini makin gak sehat, gimana kalo kita udahin aja semuanya?

=================

"Yes, please."

Sedetik setelah mengatakan kalimat itu, Ananda bongsor duduk tegap dengan maksud menunggu. Menunggu pacar manisnya bertanggung jawab mengenai wacana memakan Mingyu. Hei ..., punya nyali juga si Raden menantang Bung Ananda yang kini akal sehatnya nyaris lesap akibat dijajah syahwat.

Tahan Mingyu, jangan terburu-buru.

Tapi, rupanya malah Raden Wonwoo yang diburu waktu. Tanpa hitungan menit, bibir merahnya mengecup bibir Mingyu yang terbuka. Makinlah syok dia melihat pacar tsunderenya yang memiliki gengsi setinggi Monas justru menyerahkan diri di detik itu juga.

Apa sih istilahnya? Ngeledek? Iya, mata kucing Wonwoo yang berubah sayu seolah meledek Mingyu dan menggiring kode meminta dihabisi dalam kurun waktu semalaman.

"Gak, sayang. Kita gak bisa kayak gini. Gue gak mau lo menyesal nanti."

"Kok gitu?" bibir Wonwoo mengerucut lucu. Jika Mingyu gak bikin dinding pertahanan pasti udah abis bibir mungil itu membengkak dalam lumatan ganasnya.

"Masih ada banyak waktu, Raden. Gue gak mau jadi orang egois di sini. Sesayang apapun gue sama lo, gue gak mau merenggut hal berharga yang selalu lo jaga. Jadi, mending kita tidur ya, udah malam juga."

Sayangnya, Raden Wonwoo memilih keras kepala. Menggeleng kasar lalu meremat telapak tangan sang kekasih.

"Gue mau dan lo juga mau. Apa lagi masalahnya?"

"Ini bukan perkara mau sama mau maupun suka sama suka ya, cintaku. Tapi coba pikir lagi deh, apa dengan melakukan hal itu akan menjamin jika perasaan lo masih sama seperti sedia kala? Gue gak mau mengubah pandangan lo dan memberikan kenangan buruk hanya karena nafsu sesaat."

Lagi-lagi Wonwoo menggeleng pelan. "Gak ada yang berubah, Ananda. Gue akan tetap memercayai lo. Apa lo masih belum mengerti juga? Gue gak pernah seyakin ini, bahkan untuk memohon ketika menginginkan sesuatu. Tapi ...,"

"Tapi?"

"Kali ini berbeda, gue gak mau hidup dalam penyesalan dan rasa sakit lagi. Udah cukup kehilangan banyak hal yang gue cintai, baik itu Jaeger, kehangatan Papa dan Daddy, bahkan kesalahan gue di hari kemarin saat membiarkan lo pergi ..., gue gak mau merasakan itu lagi. Rasanya sakit, Ananda."

"Sekarang gak akan ada lagi rasa sakit, Raden. Kita bagi dua ya? Kita hadapi semuanya sama-sama."

Mingyu tersenyum dan mendaratkan kecupan di kening Wonwoo yang tengah mengeratkan genggaman.

"Jangan tolak gue untuk malam ini, Ananda. Gue pengin lo tau perasaan gue dengan ngasih momen 'pertama' cuma buat lo aja."

"Gak lo doang kok, tapi ini adalah momen pertama buat gue. Jadi ..., dini hari begini kita bikin dedek buat Tipul?"

Wonwoo tersipu. "Mana bisa, gue kan cowok."

"Gak ada yang gak mungkin kalo si Kangkung mau mengabulkan. Makanya yang baik sama dia ya, sayang. Sering-sering aja kasih senyum biar kita berakhir happy ending."

[✔] Semester 8Where stories live. Discover now