Bab 23 - Rekonstruksi Hati

10.6K 1.3K 617
                                    

Jangan bikin ambyar dong, Mas. Masa saya harus jatuh lagi ke lubang yang sama? Cukuplah kegagalan cinta saya dulu dengan satu Ananda aja.

==============

"Dek, kamu ngampus jam berapa?"

"Nanti jam 1 siang nih, Mbak. Kenapa?"

Seulgi mengangguk di depan cermin, sibuk menata rambutnya setelah merias diri. Sementara Nancy baru selesai mandi dan keramas menuang hair tonic sebelum rambut dikeringkan dengan hair dryer.

"Mbak kan rencananya hari ini mau ke Jogja selama seminggu sama Mas Jooheon. Nanti kalo mau berangkat ke kampus titip sesuatu buat Mas Wonwoo ya."

Cewek blasteran itu mengangguk dan dibalas elusan sayang dari Mbakyunya yang cantik. Beruntung rasanya menjadi bagian keluarga Raden, sebab selalu dimanjakan setiap saat.

Meskipun Nancy lebih sayangnya sama Mbakyu Egi, mungkin efek sesama perempuan kali ya. Secara kakaknya yang bernama lengkap Raden Seulgi Anggita Prihitani memang idaman semua adik di dunia.

Selama mereka hidup sekamar dalam beberapa bulan baik keperluan jajan, kosmetik, bahkan kasih sayang terkucur deras dari kakak pertamanya. Jadi gak rela kalo nanti Mbakyu Egi nikah dan pindah ke Bekasi, Nancy yang jomblo ini bisa baper karena ditinggal sendiri.

Apa dia harus segera melakukan rekonstruksi hati? Tapi sama siapa? Nancy bukan gagal move on ya, emang belum ada aja cowok yang berani mendekati. Kata temen sekelasnya sih karena Nancy kelewat cantik, jadi mereka yang mau deketin mikir dua kali.

Padahal dia gak peduli sama penampilan, siapapun yang deketin selama baik dan gak neko-neko pasti bakal dapet lampu hijau kok.

Tapi, balik lagi ..., kalau Tuhan belum mengizinkan, Nancy sebagai hambaNya yang sholeha ini bisa apa selain berdo'a dan memasrahkan?

Jam 10 lebih seperempat Jooheon datang menjemput Seulgi menggunakan Pajero, Nancy melambaikan tangan saat mobil yang ditumpangi pergi dan lesap di balik belokan gang.

Kamarnya mendadak sepi dan bikin galau lagi. Maka, Nancy memutuskan untuk siap-siap dari sekarang, sekalian nunggu kelas dengan nongkrong di Griya GSM. Lumayanlah makanan di sana enak, dulu pernah nyicip masakan Mingyu soalnya.

Dengan langkah riang, Nancy berjalan membawa setenteng keperluan khusus obat-obatan untuk Mas Wonwoo. Biasa, Mbakyu Egi emang suka protektif kalo ninggalin adik cowoknya. Apalagi sekarang Wonwoo lagi sibuk menyusun skripsi, tentu kesehatan haruslah dijaga.

Jalan kaki juga gak jauh, cuma beberapa meter aja jaraknya. Nancy disambut senyum matahari Seokmin yang dibalut jaket hijau kebangsaan ojol dengan Jun yang nongkrong di warung nasi uduk Mpok Chaeyeon.

Katanya, "Morning Nancy, mau ketemu brother ya?"

"Iya nih Koko Junet, Mas Wonwoo ada di kamar, kan?"

"Oh ada dong, masuk aja."

"Enak ya jadi Bang Wonwoo dijengukin adek terus."

"Kak Seokmin emang gak ada yang jenguk?"

"Jangan deh, bahaya kalo sampe bapak gue dateng terus tau anaknya ngojek bisa disuruh balik ke Kalimantan buat ngangon kuda. Yang ada malah gak bisa nikahin Kak Jisoo segera."

Nancy meringis melihat wajah Seokmin berubah panik. "Ya udah, aku ke atas dulu ya. Dadah kakak-kakak."

Nancy masuk kostan dan papasan dengan Mamih Beki yang tersenyum syantik, Babeh Ceye lagi mainin burung di belakang gak keburu Nancy sapa sehingga langsung aja menaiki tangga dengan perasaan bahagia.

[✔] Semester 8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang