RA-AYA'04

79.8K 6.8K 449
                                    

Aya menundukkan kepala seraya tangannya memainkan toples kue dan kupingnya yang terpaksa mendengar setiap ocehan yang keluar dari mulut Nevan.

"Aya masih kecil, jangan pacaran dulu."

"Gak ada manfaatnya pacaran gitu,"

"Kak Nia aja yang udah kerja gak pacaran lho masa Aya yang masih kecil udah pacaran,"

"Kak Nia kan cerewet ya gak ada yang mau," balas Aya sukses membuat Nia mendelik tajam.

"Heh!" Tegur Nia tidak terima dengan ucapan Aya.

Aya menatap sejenak Nia yang masih mendelik.

"Putusin aja ya pacarnya itu, lagian kalo Papi liat pacar Aya bukan laki-laki yang baik."

"Papi kan belum kenal makanya bisa bilang kayak gitu,"

"Semenjak pacaran jadi berani kan lawan omongan Papi,"

Aya menghela napas.

"Iya nanti Aya putusin,"

Nevan tersenyum.

"Dua Minggu lagi,"

Senyum Nevan menghilang, "sekalian aja dua abad lagi, sayang."

"Iya semoga bisa," Aya beranjak dari duduknya dan pergi ke lantai atas menuju kamarnya.

Nevan duduk di sebelah Reya.

"Biarin aja mas Aya pacaran,"

"Aya masih kecil, gak!"

"Kamu dulu SMP udah pacaran ya, terus aku pacaran sama kamu waktu aku baru masuk SMA. Kamu bilang pacar Aya bukan laki-laki yang baik? Apa kabar sama kamu, mas?" Reya menepuk-nepuk pelan pipi Nevan.

🎀

"Tiga kursi yang patah,"

Aya melirik Sean yang sedang memperhatikan dengan seksama tiga kursi untuk para penonton basket patah entah bagaimana ceritanya bisa seperti itu.

"Yang bikin siapa?" Tanya Sean pada rekan OSIS nya.

"Ya sekumpulan orang-orang gak berguna itu lah,"

Tanpa diperjelas Sean sudah tahu siapa yang dimaksud.

"Kamu bisa panggil si Rafa sama temen-temennya ke sini?"

Aya mengangguk.

"Temenin aku yuk," Aya mengajak Memei yang sedang duduk sambil bermain ponsel.

"Kamu tau kan dimana kelas kak Rafa?"

"Lah, Lo gak tau?"

Aya menggeleng.

"Kayaknya gak mungkin ada di kelas deh mereka,"

"Terus dimana?"

"Kantin,"

Setibanya di kantin.

Lima orang laki-laki sedang duduk sambil berbicara dan tertawa ditemani dengan soft drink serta makanan ringan di saat jam pelajaran sedang berlangsung.

"Permisi,"

Orang yang pertama kali menoleh adalah Rafa.

RA-AYA [COMPLETED]Where stories live. Discover now