RA-AYA'39

68.4K 6.1K 566
                                    

"Udah ada yang ngurus semuanya kenapa kamu malah ikut-ikutan sih, ditambah kamu lagi sibuk-sibuknya kerja ya jadi sakit gini kan." Kata Aya sambil memeras handuk kecil dan menempelkannya ke kening Rafa.

"Panas kamu kenapa gak turun-turun juga padahal udah minum obat, udah di kompres." Aya menempelkan punggung tangannya di pipi dan leher Rafa untuk memeriksa apakah badan Rafa masih panas atau tidak.

"Jaga kesehatan apalagi tuh status udah mau berubah," sahut Nevan yang sedang berdiri di ujung tempat tidur sambil melipat kedua tangannya.

"Akhirnya om perhatian," Rafa masih sempat-sempatnya menyahut padahal kepalanya terasa begitu sakit dan pusing.

"Nyaut terus," Nevan memukul kaki Rafa dibalas kekehan kecil oleh Rafa.

Nevan datang ke apartemen Rafa untuk menemani Aya yang sedang mengurus Rafa.

"Gak mungkin Rafa ditinggalin di sini sendirian," kata Aya pada Nevan.

"Jadi maksud Aya mau di bawa ke rumah gitu?"

Aya mengangguk.

Nevan menatap Rafa yang sedari tadi terus memejamkan mata, ketika berbicara tadi pun matanya masih tertutup.

"Terserah Aya, tapi kalo dia nyusahin diusir aja."

Aya tersenyum lega, "kamu ikut ke rumah aja ya."

Rafa membuka kedua matanya.

"Gak sekalian semua barang-barang aku dibawa? Bentar lagi kan kita nikah,"

"Udah dikasih hati jangan minta jantung kamu ya,"

Rafa menatap Nevan, "om gak ada ngasih hati ke saya apalagi jantung. Kalo pun dikasih saya gak mau, makasih."

Aya menahan Nevan untuk tetap sabar.

"Kali ini aja, Rafa kan lagi sakit Papi ngalah ya."

Nevan menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan secara perlahan.

"Oke," balas Nevan sambil tersenyum, pada Aya.

"Jaket kamu yang mana biar aku ambil," Aya berjalan ke arah lemari Rafa.

"Yang ada gambar harimau nya itu." kata Rafa sambil menunjuk jaketnya yang berwarna biru dengan nada sedikit sombong, mumpung di depan calon mertua.

🎀

"Bentar lagi kak Nia dateng," ucap Aya sembari mengelus kepala Rafa.

"Mau ngapain?"

"Ya mau diobatin dong,"

"Gratis, kan?"

Aya tertawa kemudian mengangguk.

"Mana yang lagi sakit," Nia datang sambil membawa tas diikuti Nevan dan Reya dari belakang.

Aya beranjak dari tempat tidur dan berdiri di dekat Reya.

"Beneran sakit lo? Ntar bo'ongan," kata Nia sambil mengeluarkan stetoskop dari tas nya.

"Belom pernah denger azab soal dokter yang zalimi pasien nya?"

Nia mencibir ucapan Rafa seraya mengarahkan stetoskop nya ke dada Rafa.

"Rafa gak papa kan kak Nia?" Aya sudah bertanya padahal Nia baru saja memeriksa detak jantung Rafa.

RA-AYA [COMPLETED]Where stories live. Discover now