RA-AYA'53

71.3K 5.6K 450
                                    

"Yeeeey Papi pulang!" Al bersorak kegirangan melihat ayahnya yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Rafa merenggangkan kedua tangannya dengan mata yang terpejam serta bibir yang mengerucut.

"Oleh-oleh?"

Rafa membuka kedua mata dengan ekspresi datar menatap anaknya yang sedang mengulurkan tangan.

"Seharusnya Papi dipeluk, dicium, salim tangan Papi. Bukannya langsung minta oleh-oleh,"

"Iya tapi oleh-oleh dulu," Al naik ke atas koper Rafa dan tertawa geli ketika dirinya ikut bergerak di atas koper yang sedang Rafa seret.

"Eh udah pulang,"

Rafa langsung menghampiri Aya dan memeluknya dengan erat.

"Kangen," ucap Rafa sembari menggoyangkan tubuh Aya ke kanan dan kiri.

"Lebay,"

Keromantisan Rafa dan Aya terbuyarkan seketika mendengar suara childish dari belakang Rafa.

Rafa menatap Al yang masih duduk di atas koper sambil memasukkan kepalanya ke celah pegangan koper.

"Kok udah balik ke rumah?" Tanya Rafa dengan tangan yang melingkar di pinggang Aya.

"Kamu kan hari ini pulang ya aku sama Al pulang ke rumah, lagian di rumah Papi Al jahil banget sama Ica. Udah si Ica hobi ngomel-ngomel ditambah Al suka jahil ya udah deh aku bawa aja Al pulang,"

Rafa mengangguk mendaratkan ciuman di bibir Aya.

"Ada Al jangan kebiasaan deh," kata Aya sembari melirik Al yang sedang memperhatikan mereka.

Rafa merubah posisinya yang sedang membelakangi Al menjadi menyamping lalu kembali mencium Aya tepat di depan anak mereka.

Setelah mencium Aya Rafa menatap Al dengan seringaian.

"Gak boleh ciuman di depan anak," kata Al dengan nada sok dewasa.

Rafa tidak peduli dan kembali mencium Aya untuk yang ketiga kalinya namun Aya langsung menghindar.

"Gak baik diliat sama Al, mandi sana abis itu makan."

"Turun gak?"

"Enggak!"

"Ikut masuk ke dalem lemari ya karena ntar koper nya mau masuk lemari,"

"Siiap!" Al memberi hormat kemudian memegang pegangan koper dengan kedua tangannya.

Rafa menyeret koper sekaligus anaknya melangkahkan kaki ke arah lift yang ada di dekat tangga untuk menuju ke lantai atas.

🎀

"Cepetan lompat,"

"Papi bohong nanti Al gak di tangkep,"

"Di tangkep cepetan, lagian kan pake pelampung."

Al yang sedang berdiri di tepi kolam renang memperhatikan ayahnya yang berada di dalam kolam renang. Al menyentuh pelampung tangannya seperti memastikan bahwa pelampung yang ada di kedua lengannya masih menggembung.

"Kalo Al gak lompat?"

"Bukan anak Papi, tapi anak lemah."

Nyali Al langsung muncul mendengar ucapan Rafa, Al tidak terima dengan apa yang Rafa katakan sehingga ia langsung mengambil ancang-ancang.

Rafa mengulurkan kedua tangannya sambil berhitung satu sampai tiga.

Tepat di hitungan ketiga Al langsung lompat tanpa ditangkap oleh Rafa, Al tidak tenggelam karena dia sudah memakai pelampung di lengannya namun tetap saja Al terkejut karena tidak merasakan sentuhan tangan ayahnya.

RA-AYA [COMPLETED]Where stories live. Discover now