RA-AYA'48

69.5K 5.4K 381
                                    

Pukul 05.00 WIB.

Rafa pulang ke rumah setelah pergi selama 5 hari ke negeri Paman Sam untuk menyelesaikan pekerjaannya dan terpaksa menahan rasa rindu yang sudah menumpuk pada sang istri.

Aya sempat marah bahkan menangis ketika Rafa mengatakan bahwa laki-laki itu harus pergi selama 5 hari karena memang dirinya tidak bisa jauh dari Rafa selama masa kehamilan nya, namun pada akhirnya Aya mengizinkan dengan perasaan yang tidak ikhlas.

Untunglah Rafa dapat kembali dengan selamat walaupun Aya tidak ikhlas mengizinkannya pergi.

Ketika Rafa masuk ke dalam rumah tidak ada siapapun yang terlihat, Rafa terus melangkahkan kakinya ke arah tangga sambil menyeret kopernya.

"Ntar kalo gue udah punya rumah sendiri bakal gue bikin lift biar gak capek-capek gendong koper sampe atas," dumel Rafa mulai menaiki tangga sambil mengangkat koper nya.

Saat sudah berada di depan kamar Rafa membuka pintu yang untungnya tidak di kunci, Rafa mengintip Aya dari celah pintu dan terlihatlah Aya yang masih tertidur pulas dengan satu tangan berada di atas perut buncitnya.

Secara perlahan-lahan Rafa masuk ke dalam kamar menyeret kopernya dengan pelan agar tidak menimbulkan suara.

Rafa sengaja pulang di waktu Subuh untuk memberikan kejutan pada Aya.

Dengan hati-hati Rafa duduk di tempat tidur dengan kedua kakinya yang berada di luar tempat tidur, Rafa menyentuh punggung tangan Aya yang masih berada di atas perut kemudian ia mengecup singkat kening Aya.

Aya terlihat tidak terusik, masih tertidur dengan pulas.

Ketika Rafa beralih mencium pipi Aya barulah Aya mulai menggeliat namun tidak juga membuka matanya. Rafa kembali menciumi Aya, menciumi seluruh wajah Aya.

Rafa tersenyum saat kedua mata Aya terbuka, Aya menatap lama Rafa seperti tidak yakin bahwa orang yang ada di depannya adalah suaminya.

"I'm home,"

"Kangen!" Aya langsung melingkarkan tangannya di leher Rafa memeluk Rafa dengan sangat erat.

Rafa terkekeh ikut membalas pelukan Aya.

"Lho kok malah nangis?" Rafa terkejut melihat Aya mengeluarkan air mata.

"Kangen," ulang Aya sedikit terisak.

"Uluhluh, kacian." Rafa mengelus-elus pipi Aya dengan jempol seraya menjatuhkan pipinya di kening Aya.

"Ntar pergi-pergi lagi gak?"

Rafa menggeleng, "yang kemaren terakhir."

"Awas kalo bohong!"

Rafa tertawa kemudian mengangguk.

"Oh iya aku udah beliin baju buat anak kita," Rafa menjauh dari Aya untuk mengambil koper nya dan meletakkan nya di dekat kaki Aya.

Aya beralih duduk di tempat tidur sambil memperhatikan Rafa yang sedang membuka koper.

"Nih, aku yakin kamu juga suka sama baju yang aku beliin."

Aya mengeluarkan baju yang Rafa maksud dari paper bag bewarna putih dengan terdapat gambar sebuah boneka beruang serta merek dari baju tersebut.

Aya tertawa setelah melihat baju yang Rafa belikan untuk anak mereka nanti.

"My first Gucci," Aya membaca tulisan yang ada di tengah-tengah baju tersebut.

"My first Gucci," Aya membaca tulisan yang ada di tengah-tengah baju tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RA-AYA [COMPLETED]Where stories live. Discover now