RA-AYA'42

69.3K 5.9K 435
                                    

"Gak papa, kamu kan gak tau."

"Marah banget kayaknya Papi sama aku,"

"Udah aku bilang kamu gak tau apa-apa gak mungkin Papi marah sama kamu,"

"Kamu liat kan tadi gimana muka Papi?"

Aya mengangguk sambil mengusap punggung Rafa.

Ketika Nevan marah tadi tidak sedikitpun Rafa berkutik apalagi berbicara, Rafa hanya diam mendengarkan amukan Nevan yang ia akui terlihat sangat mengerikan. Baru kali ini timbul rasa takut pada diri Rafa hingga membuatnya harus berpikir berkali-kali jika ingin mencari gara-gara dengan Nevan. Bahkan untuk mengganggu Nevan seperti biasanya Rafa tidak yakin apakah ia masih berani atau tidak.

"Masalahnya apa sih kenapa Papi bisa semarah itu? Mereka pasti musuhan kan?"

Aya mengangguk.

"Om Kevin itu musuh Papi dari jaman sekolah,"

"Berarti mereka udah lama kenal?"

"Udah, emang gak akur dari dulu. Aku tau soal om Kevin tapi aku gak tau gimana muka om Kevin karena Mami Papi gak pernah ngasih tau, mereka cuma cerita soal masalah mereka dulu."

"Rebutan cewek?"

Aya diam sejenak, "ya bisa dibilang gitu sih. Tapi inti permasalahannya karena dendam."

"Yang dendam siapa?"

"Om Kevin, om Kevin dendam sama Papi karena adik nya om Kevin meninggal gara-gara Papi. Adik om Kevin suka sama Papi tapi Papi enggak, ujung-ujungnya adik om Kevin sakit hati terus bunuh diri."

"Gila bunuh diri gara-gara laki-laki,"

"Eh mulutnya," Aya menutup mulut Rafa dengan jemari nya dan dijauhkan oleh Rafa.

"Terus ceritanya gimana lagi?"

"Mami aku punya kembaran,"

"Serius punya?" Rafa tampak terkejut.

"Kenapa gak pernah keliatan?"

"Udah meninggal,"

Rafa terlihat kebingungan dan tidak mengerti mengenai apa yang Aya ucapakan, membayangkannya saja sudah sangat rumit.

"Namanya Raya. Tante Raya ini pacar Papi aku, tante Raya dibunuh sama om Kevin untuk balas dendam sama Papi aku. Waktu tau Mami aku juga deket sama Papi om Kevin ada niat mau bunuh Mami aku, untung aja ketauan terus dia masuk ke penjara. Udah lama banget mereka gak ketemu tapi sekarang mereka balik ketemu."

"Berat banget masalah mereka,"

Aya mengangguk, "makanya Papi marah banget tadi."

Rafa menghela napas seraya menegakkan tubuhnya.

"Kamu gak salah kan gak tau apa-apa,"

Rafa menggenggam tangan Aya.

"Tapi aku harus minta maaf sama Papi,"

Aya tersenyum.

"Kenapa aku jadi takut beneran sama Papi," ucap Rafa sambil memeluk Aya dan menjatuhkan kepalanya di bahu Aya.

"Ceritanya udah gak berani lagi gangguin Papi?" Tanya Aya sambil tertawa dan mengelus-elus rambut Rafa.

"Malu dong sama yang ada di sini,"

Aya menunduk menatap tangan Rafa yang berada di perutnya.

"Kenapa sama perut aku?"

Rafa berlutut di depan Aya.

"Pasti udah ada isinya," Rafa tersenyum sambil mengelus-elus perut Aya.

"Isinya apa?"

"Benih-benih cinta aku,"

RA-AYA [COMPLETED]Where stories live. Discover now