RA-AYA'30

61.1K 5.9K 301
                                    

Nevan berdiri di kusen pintu dengan tangan yang terlipat di dada sambil memperhatikan anak gadisnya yang sedang menangis di pukul 23.00 WIB.

Aya masih saja menangisi Rafa yang telah pergi meninggalkannya tanpa memberi kejelasan apapun.

"Rafa juga udah janji sama Aya bakal balik udah jangan nangis," ucap Reya memberi ketenangan sambil menghapus air mata Aya.

"Kalo enggak gimana, hiks!" Aya menangis dengan kepala yang tertunduk menggenggam erat tangan Reya.

"Saran gue udah gak usah lo tungguin lagi cowok kayak dia, masih banyak cowok lain."

Suara tangis Aya kian terdengar karena ucapan Nia.

"Sssttt," Nevan menaruh telunjuknya di bibir menyuruh Nia untuk diam.

Aya menghapus air matanya seraya berjalan ke arah Nevan.

"Papi," panggil Aya mendekati Nevan dengan berlinang air mata.

"Papi bantu Aya, Papi bisa kan cari tau kak Rafa kemana? Kalo emang cuma di ruang doang kan gak mungkin nemuin Aya pas Aya wisuda nanti," kata Aya sambil memegang ujung baju Nevan dan meremasnya.

Nevan mengangguk seraya menyentuh pipi Aya.

"Nanti Papi cari ya, sekarang aja tidur udah malem banget besok sekolah." Ucap Nevan dengan lembut sambil mengelus pipi Aya.

Aya mengangguk dengan perasaan yang cukup lega.

"Kakak tidur di sini temenin Aya," ujar Nevan pada Nia.

"Emang biasanya kalo tuh anak lagi sedih tidur di sini," gumam Nia melangkah menuju tempat tidur Aya dimana Aya sudah berbaring dengan posisi menyamping menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Aya menarik selimut sampai menutupi wajahnya menangis tidak ingin diperhatikan oleh Nia.

"Udah ya udah dua kali lo disakitin,"

"Kak Rafa gak nyakitin Aya!" Balas Aya sambil menurunkan selimut yang menutupi wajahnya.

Nia menoleh, "emang bener bocah kayak lo jangan dikasih pacaran, jadinya kayak gini."

Aya langsung merubah posisi baringnya menjadi membelakangi Nia.

🎀

"Kak Sean!"

Sean yang hendak keluar dari ruang OSIS berhenti menoleh ke arah Aya yang sedang berlari ke arahnya ditemani oleh Memei, bedanya Memei jalan sedangkan Aya berlari.

"Kak Rafa ada di rumah gak?" Tanya Aya saat sudah berdiri di depan Sean.

Sean diam sejenak memperhatikan wajah Aya yang jauh dari kata segar.

Jantung Aya berdetak ketika melihat Sean menggeleng.

"Gak ada," jawab Sean.

"Serius?"

Sean mengangguk.

"Kak Sean tau dimana kak Rafa?" Mata Aya terlihat mulai merah dan suaranya terdengar melemah.

Sean maju selangkah memperhatikan sekelilingnya kemudian menatap Aya dan berbicara dengan pelan.

"Gue tau tapi gak bisa ngasih tau, yang jelas Rafa udah janji kan sama lo?"

Mulut Aya terbuka untuk mengeluarkan suara namun sangat berat rasanya.

"Kata Rafa jangan terus-terusan mikirin dia, jangan terus-terusan sedih, dengerin kalo emang lo pengen ketemu sama dia."

"Tapi aku boleh minta nomor telfon kak Rafa?"

Sean tersenyum kecil sebelum ia pergi.

"Kak Sean!" Panggil Aya dengan mata yang berkaca-kaca.

Sean terus melangkah tanpa memperdulikan Aya yang sedang memanggilnya.

Aya berbalik menatap Memei yang sedang berdiri di belakangnya.

"Gimana dong ini,"

Memei menarik Aya membawa Aya pergi ke tempat yang lebih sepi.

"Lo percaya gak sama kak Rafa?" Tanya Memei ketika mereka berada di rooftop sekolah.

Aya diam sambil memandangi ke arah jalanan dan juga gedung-gedung yang ada di depan matanya.

"Aku takut kak Rafa bohong,"

"Kak Rafa gak pergi gitu aja, kak Rafa gak pergi ninggalin lo. Ya walaupun kita gak tau dia pergi kemana tapi udah jelas kak Rafa sendiri yang bilang kalo dia bakal balik,"

"Tapi lama!"

"Coba dong lo berpikir positif,"

Aya menghapus air matanya diam tidak membalas ucapan Memei.

"Mungkin aja kan kak Rafa lagi lanjut kuliah keluar kota atau keluar negeri, kita gak tau sebenernya gimana dan lo harus coba positif. Yang bikin lo terus-terusan sedih ya pikiran negatif lo itu,"

"Gimana kalo kak Rafa ninggalin aku?"

"Emang lo sama kak Rafa belom jodoh,"

Aya menghentakkan kecil kaki nya mendengar jawaban Memei.

"Tapi kalo emang lo berdua jodoh dan udah takdirnya, mau sejauh apapun jarak lo berdua pasti bisa ketemu, jangan takut." Ucap Memei sembari mengelus punggung Aya.

Aya menopang pipinya di atas pembatas rooftop dengan mata yang berkaca-kaca dan mulai melamun memikirkan Rafa. Lamunan Aya terbuyarkan saat ia teringat sesuatu membuatnya mengalihkan mata pada Memei.

"Memei jujur sama aku, sepupu Memei beneran jadi nikah sama kak Rafa?"

✨🎀✨

Ya udah gak jadi selesai, lanjut.

Untuk yang komen "dikit banget/kurang panjang" lanjutin aja sendiri yah, jangan tau nya protes doang☺️☺️☺️☺️☺️

Follow Instagram ku: audryaprillia04 ✔️

TBC 🔜

RA-AYA [COMPLETED]Where stories live. Discover now