RA-AYA28

64.7K 6K 680
                                    

Di ruang tamu ada Nevan dan Reya sedang bercerita, Rafa dan Aya yang sedang memainkan ponsel milik Aya karena sampai saat ini Rafa belum juga mempunyai ponsel sedangkan yang terakhir, Nia, gadis itu hanya diam dengan wajah yang murung.

"Muka kakak jangan kayak gitu dong kan cantiknya langsung hilang," kata Reya sambil menata rambut Nia.

"Kesel! Kenapa mendadak gini!"

"Papi kan udah bilang sama kakak beberapa hari yang lalu,"

"Seharusnya kemaren dong bilangnya!"

Nevan beranjak dari duduknya ketika mendengar suara bel rumah berbunyi.

"Nah udah dateng, kakak siap-siap Aya sama Rafa berhenti dulu main handphone nya."

Aya langsung menaruh ponselnya diantara dirinya dan Rafa karena laki-laki yang hendak dikenalkan pada Nia sudah datang.

Nevan masuk ke dalam rumah diikuti dengan laki-laki bertubuh tinggi berisi, berkulit putih, berwibawa dan tampan pastinya.

"Waah, ganteng." Kata Aya dengan pelan yang hanya didengar saja oleh Rafa.

Rafa menoleh dengan ekspresi tidak suka.

Merasa ditatap oleh Rafa Aya ikut menoleh. "Kenapa?"

"Emang dasar mata lo genit banget,"

"Kok jadi marah? Kak Rafa bukan siapa-siapa aku gak boleh marah dong."

"Kok gitu sih ngomongnya?"

Nevan yang kebetulan duduk berdekatan dengan Rafa langsung menyenggol kaki laki-laki itu agar tidak lagi mengeluarkan suara.

"Kakak kenalan dulu dong," ujar Nevan pada Nia setelah Rafa dan Aya diam.

Nia menatap tanpa ekspresi laki-laki yang sedang tersenyum ramah kepadanya.

"Aku Ansel," kata nya seraya mengulurkan tangan kanan.

"Nia," balas Nia menjabat sebentar tangan Ansel.

"Oh iya yang ini anak saya paling kecil," Nevan memperkenalkan Aya.

"Kenalin aku Aya," Aya terlebih dahulu mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

"Ansel, namanya lucu ya."

Aya tertawa tanpa mengetahui bagaimana ekspresi Rafa saat ini.

"Kalo yang ini..."

Rafa menatap Nevan yang sedang memperkenalkan dirinya.

"Ini pacar anak saya, namanya Rafa."

Rafa dan Ansel saling berjabat seraya tersenyum.

"Kalo gitu ngomong-ngomong deh berdua," kaga Nevan seraya bangkit berdiri.

Reya melepaskan tangan Nia yang sedang menarik ujung bajunya.

"Banyak-banyakin ngomong," bisik Reya sebelum pergi bersama Nevan, Rafa dan Aya.

🎀

Beberapa orang pemuda tengah duduk di sebuah warung seraya bercerita dan sesekali menyesap rokok mereka.

"Nguji emosi gue banget UN matematika tadi,"

"Gue nanya sama si Yuni malah dikadalin anjir,"

"Gue pake metode cap-cip-cup kelar!"

"Gue lah jawab sambil merem,"

Mereka tertawa walaupun sebenarnya candaan itu sudah sangat garing.

RA-AYA [COMPLETED]Where stories live. Discover now