#14

421 26 0
                                    

Happy reading...

Setelah mengajak mereka semua kekebun binatang dan mengantarkan mereka pulang kerumah kembali dengan selamat dan pastinya perasaan yang bahagia. Aku pun melangkahkan kakiku untuk pulang ke kosan kembali. Hari ini cukup lelah mengurus mereka.

Apalagi ditambah aku sengaja tidak membawa mobil hari ini. Karena mungkin Sinta yang jauh lebih membutukan karena dia yang sedang ada urusan. Aku pun meregangkan ototku yang terasa kaku setelah memastikan semua anak-anak telah dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Hanya tinggal Adji, lala dan ibu mereka yang  masih tinggal dengan ku.

"Kakak pamit dulu ya, jangan lupa kalian harus selalu belajar dan jadi anak pinter." pesanku.

"Kakak kenapa ngga nginep aja dirumah Adji aja kak?" celetuk Adji. Aku pun tersenyum padanya.

"Iya nak, rumah ibu masih cukup buat menampung nak Nova kok." kekeh ibu Adji. Aku pun mau tak mau ikut terkekeh kearah beliau.

"Terimakasih bu, tapi kasihan Sinta. Dia dikosan pasti sendiri." tolak ku halus.

"Kamu juga kasihan. Pulang sendiri, apa lagi ini sudah malam, nak." kali ini ibu Lala juga ikut menimpali.

"Ngga papa bu, Nova udah pesen ojek kok. Bentar lagi nyampe." ujarku meyakinkan mereka.

"Nah itu kayanya." tunjukku pada tukang ojek online yang mendekat ke arah kami, dan aku pun bersyukur karena itu benar ojek online yang sedang ku tunggu.

"Aku pamit dulu bu. Dahhh semua." pamit ku. Mereka semua pun menjawab dengan serempak

Aku pun akhirnya pulang dengan menggunakan ojek online. Untung saja aku sudah pesan ojek onlinenya sebelum oppo cantik ku kehilangan nyawanya karena aku lupa tidak membawa pb untuk mengisi batre. Bagaimana jika tadi aku belum sempat memesan? Yang ada aku harus menunggu taksi dipinggir jalan, hiks.

saat ini jam sudah menunjuka pukul tujuh malam lebih, aku pun meminta tukang ojek untuk berhenti ditempat makan kesukaanku lebih dulu. Aku ingin membeli makanan untuk Sinta, barang kali si nyonya dalil itu belum makan dan sedang kelaparan didalam kosan. Kalau pun sudah makan kan bisa dimakan nanti.

Aku pun melangkahkan kaki ku memasuki rumah makan sederhana yang sudah menjadi langganan ku ini. Meskipun rumah makan ini sederhana, namun rasa tak kalah dengan makanan restauran gedean yang ada di jakarta, benar-benar seenak itu.

Aku pun berhenti ditempat pemesanan, saat aku akan memesan makanan. Mataku menangkap objek yang membuatku menghentikan niatku dan melangkahkan kaki ku ke arah objek itu.

Saat jarakku dengan objek itu hanya tinggal beberapa langkah lagi, aku langsung memutar tubuhku memunggungi tiga makhluk ciptaan Tuhan itu. Tiga makhluk Tuhan yang sepertinya belum melihat kedatangan ku. Kenapa aku langsung membalikan tubuhku? Apa kalian tahu alasannya? Itu karena aku sangat dibuat terkejut dengan  apa yang baru saat aku dengar, salah satu dari mereka mengucapan hal yang membuatku mematung dan tak bisa bergerak untuk sesaat.

Aku pun masih setia berdiri dengan posisiku sampai akhirnya air mataku jatuh secara kasar membasahi pipi tembemku. Rasanya benar-benar menyakitkan mendengar semua itu, hingga aku ingin sekali pergi saat ini. Tetapi justru kakiku saat ini sulit sekali untukku gerakkan hingga aku memilih setia mendengar pembicaraan tiga makhluk itu. Semakin banyak juga yang aku setelah mendengar pembicaraan mereka. Namun air mataku juga semakin mengalir deras membasahi pipiku, aku takut isak tangis ku lolos karena hatiku yang terasa sakit mendengar semuanya.

Aku menarik nafas ku dalam, meskipun sesak didada. Aku bersyukur karena keadaan rumah makan ini tidak terlalu ramai. Aku bersyukur tidak menjadi tontonan pengunjung lain, karena air mataku masih saja tak ingin berhenti, justru semakin deras lolos seiring dengan ucapan yang keluar dari tiga makhluk itu secara bergantian.

Aku membekap mulutku dengan kedua tanganku, mencoba menahan isakan yang hendak keluar, tidak elit jika aku terisak disini. Dimana ketiga makhluk itu masih belum menyadari keberadaanku dan masih setia dengan pembicaraan mereka yang semakin membuat hatiku terasa nyeri.

Apa ini? Apa yang baru saja ku dengar Tuhan? Kenapa baru sekarang semuanya ku ketahui. Kenapa? Itulah salah satu pertanyaan yang ada dikepala ku. Sejujurnya sangat banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan pada mereka, dan sejujurnya aku pun ingin membalikan tubuhku kearah mereka dan mengatakan lelucon macam apa ini? Kenapa lelucon mereka begitu menyakitkan untukku.

Namun aku lagi-lagi hanya seorang Nova yang takut menerima konsekuensi dari semuanya. Dan kali ini aku justru dihadapkan pada akibat dari pilihanku sendiri. Akibat yang sangat menyakitkan dan menyayat hati. Aku tidak tahu harus melakukan apa saat ini, kepalaku terasa pening dan teras ingin pecah. Rasanya ini benar-benar seperti mimpi buruk, mimpi yang merenggut segalanya. Membuat aku bertanya-tanya, kenapa harus aku yang merasakannya, kenapa harus aku yang ada diposisi ini?

Aku gadis tolot, pengecut, munafik yang hanya bisa diam dan menjadi tokoh bodoh dalam ceritaku sendiri. Kenapa? Kenapa aku tidak menjadi tokoh pintar saja dalam ceritaku sendiri. Kenapa aku justru memilih menjadi tokoh bodoh dalam ceritaku. Kenpa cerita ku berakhir seperti ini?

Menjadi tokoh bodoh yang sudah pasti tidak tau apa pun tentang alur dan ending dari ceritaku. Terimalah apa yang selalu kau hindari Nova, dan makanlah kenyataan pahit ini sendiri, ujar dewi jahat yang ada didalam tubuhku.

Ditengah tangisku, aku tersenyum kecut. Itu memang benar adanya, makanlah dan telan lah kenyataan ini. Pikirkan apa yang akan diambil selanjutnya, dan hadapilah semua konsekuensi dari apa yang kau ambil dengan berani. Berhentilah mencemaskan dan menakutkan konsekuensi dari setiap tindakan yang kau ambil, atau kau akan merasakan sakit yang lebih dari ini.

Aku menarik nafas ku dalam, memutuskan untuk melangkah menjauh dari tiga makhluk itu. Aku sudah cukup mengetahuinya dan aku juga sudah cukup mengatahui alur yang mereka buat untuk ku, si tokoh bodoh dalam cerita ku sendiri.

Langkah beratku membawa ku kesebuah jalan sepi yang biasanya sangat membuatku takut. Tapi ini lah yang aku butuhkan. Keadaan sepi yang seperti ini lah yang bisa membutku menangis dan berteriak histeris sesuka ku.

Aku menumpahkan semua tangisku, sekeras-kerasnya yang ku bisa. Aku berteriak sekencang yang ku mampu.

Isakkan demi isakan keluar seakan memberitahuku betapa tersayatnya hatiku ini Betapa hancurnya hati ku dan betapa pedihnya hati ini, kenapa aku harus merasakan ini semua? Kenapa semua terjadi disaat aku akan memulai segalanya.

Bodoh, itu lah aku saat ini. Bodoh karena terlalu yakin dan bodoh karena terlalu mempercayai semuanyanya.

Aku terkekeh disela-sela tangis ku." Si bodoh yang menjadi tokoh utama dalam permainan ini," gumamku.

"Mereka terlalu pintar untuk ku yang bodoh ini, mereka sunggu berbakat dalam memainkan peran mereka. Dan kenapa aku justru buruk dalam memainkan peranku. Harusnya aku menjadi pemain berbakat juga seperti mereka." gumamku seperti orang gila.

Aku pun memejam kan mataku, mencoba menahan semua rasa sakit ini. Jika mereka bisa menjadi pemain yang berbakat dalam ektingnya, aku pun harus bisa memainkan peran tokoh bodohku dengan baik seperti mereka.

Mulai sekarang aku akan memainkan peran bodohku dengan sangat baik, hingga mereka tidak menyadari betapa bodohnya aku sebenarnya. Aku akan melakukannya, aku akan mengikuti peran yang sudah aku dan kalian pilihkan. Peran bodoh tentunya.

Menghapus kasar air mata ku dan merapikan gamis biru toska yang ku pakai, aku pun melangkahkan kaki ku untuk sampai dikosan. Aku tidak boleh terlihat hancur dan meyedikan dihadapan sahabatku itu. Aku juga tidak boleh terlihat rapuh dimatanya atau dia akan sedih dan mengetahui semuanya. Aku tidak mau mereka mengetahui semuanya sebelum aku selesai memeran kan peranku.

Mari kita lihat siapa yang akan menang dalam permainan ini. Siapa yang akan menjadi pemeran terbaik dalam cerita yang mereka pilih ini. Akan aku pastikan juga, ini akan menjadi hal yang mengejutkan untuk mereka. Akan aku buktikan bahwa aku juga bisa menjadi peran bodoh yang baik.

"Kita lihat, sejauh mana mereka akan membohongiku." gumamku.


Selamat malam. Ohayau...

Malam ini aku updet lagi ya guys..

Semoga suka..

Jaaa...

Mr. Badminton ( COMPLETE √ )Where stories live. Discover now