#16

478 28 0
                                    

Happy reading all

Hari ini menjadi hari dimana aku harus menguatkan hatiku. Hari dimana aku juga harus bersiap untuk hancur. Karena hari ini aku berniat membuka semuanya dihadapan mereka. Aku sudah tidak bisa lagi berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja.

Ternyata aku tidak sekuat itu untuk berpura-pura tidak mengetahui segalanya. Aku memang payah dalam hal berakting, benar-benar tidak berbakat seperti mereka bertiga. Hah, aku menghela nafas kasar. Padahal aku sudah mencobanya seminggu ini dan ku rasa sedikit berhasil. Tapi, semuanya membuatku tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Aku meras semua akan sia-sia jika aku mengikuti apa yang sudah mereka rencanakan untukku. Bukannya aku harus minta maaf? Setidaknya jangan membuat mereka bahagia bukan dengan rencana mereka yang terlihat berjalan mulus untukku.

Sepertinya hari ini memang hari yang pas untuk membuka semuanya, aku mendengar mereka akan bertemu sore ini, dan aku juga sudah mengatakan bahwa hari ini aku ada urusan sehingga mereka pun bertemu ditempat sama yang mereka datangi waktu itu. Tentang waktu dan tempat mereka bertemu aku tak sengaja mendengarnya juga, jadi kenapa tidak sekalian saja.

Sudah aku katakan, aku hanya mengikuti alur yang mereka buat untukku. Setelah mendengar pertemuan mereka aku langsung mencari alasan untuk bisa pergi duluan. Dan disinilah aku, dirumah makan menunggu kedatangan mereka bertiga. Aku sengaja mengganti gamis ku dengan gamis yang jarang ku gunakan dan berbeda dari saat keluar konsan. Aku memakai gamis berwarna dusty dan jilbab warna kuning kunyit.

Cukup lama aku menunggu kedatangan mereka sampai aku melihat mereka bertiga masuk, aku langsung menunduk dan bersikap seperti pelanggan yang lain,sok sibuk hihi.

Untungnya mereka duduk tak jauh dari ku, sehingga aku bisa mendengar sedikit obrolan mereka. Lama mereka duduk dan hanya menikmati makanan yang mereka pesan sampai aku bosan. Apa mereka tak akan membahas terkait hal itu hari ini? Jika tidak, berarti aku harus menanyakan pada mereka.

Namun aku semakin menajamkan pendengaran ku saat akhirnya salah satu dari makhluk ciptaan Tuhan itu membuka obrolan tentang si pemeran bodoh yang tak lain adalah aku.

Sungguh hati ini masih sakit sampai saat ini, setelah malam itu aku mendengar semuanya sendiri dan sekarang aku masih harus mendengarnya kembali. Mungkin aku bodoh dan payah, tapi itu lah aku. Setelah puas mendengarkan mereka, aku pun memilih mendatangi tempat mereka. Aku sudah tidak sanggup mendengarnya lagi, sejak tadi pun tangan ku sudah terkepal untuk menahan amarah yang siap meledak ini. Aku berdiri lalu berjalan kearah mereka, dan berdiri tepat disamping meja mereka.

"Ini buat keb...," Sinta menghentikan ucapannya saat melihat ku berdiri menatap mereka dengan senyuman ku.

Mereka bertiga kompak memandangku dengan pandangan yang berbeda-beda. Satu orang yang ingin ku lihat ekspresinya, Fajar. Ya, tiga makhluk ciptaan Tuhan yang menjadikan ku tokoh bodoh dalam ceritaku sendiri tak lain adalah sahabatku sendiri dan calon suamiku, Sinta, Rian dan Fajar. Aku kembali menatap Fajar, ekspresinya sungguh tak dapat ku tebak. Si jail dan pematah hatiku itu memiliki ekspersi yang sulit ku pahami. Begitu pun kedua sahabatku yang lain.

Sinta jelas sangat terkejut dengan keberadaan ku saat ini, dia bahkan berniat merai tanganku, namun aku mengelaknya. "Aku bi..,"

Aku terkekeh menyela perkataan Sinta yang jelas ingin mengatakan, aku bisa jelaskan. Ckck sungguh FTV banget. Aku memandangi mereka satu-satu, sungguh aku tidak percaya jika mereka bisa melakukan semua ini. Aku tidak percaya mereka ternyata dengan sengaja melakukan semua itu dibelakangku, kebahagiaan yang ku dapat ternyata hasil rekayasa mereka. Mereka pikir aku tidak bisa mendapatkan kebahagiaan ku sendiri apa? Jahatnya mereka. Membuatku jatuh dalam kebahagiaan palsu, lebih parahnya lagi mereka mempermainkan perasaanku.

Mr. Badminton ( COMPLETE √ )Where stories live. Discover now