00.Intro

7.3K 339 46
                                    

Rangkaian kisah yang kuperoleh hari lalu masih tersimpan dengan apik.Kadang menghadirkan tawa dan tak jarang juga melahirkan tanya
Bisakah aku mengulang tanpa harus mengenang?

🌙

Sore menawarkan kehangatan sinar jingga mentari yang memperkuat semangat seorang lelaki mengelus pipi halus bayi digendongan wanita yang duduk di ayunan bersamanya.Masih tak percaya bahwa apa yang ia harapkan selama ini diwujudkan oleh tuhan.Kehadiran malaikat kecil yang semakin menyempurnakan pernikahannya dengan sang istri.Kim Taehyun telah menjadi dunia baru untuk Taehyung dan Zain.

"Taehyun lucu sekali, Zain.Dia tampan seperti ku bukan?" pipi Taehyun yang masih sedikit merah menggoda Taehyung untuk tetap membelainya.Zain tertawa kecil menatap bergantian Taehyung dan Taehyun yang sedang terlelap dalam gendongannya.

"Kau mengaku bahwa dirimu tampan?"

"Tidak sombong sih tapi kau tahu sendiri aku pernah merajai nominasi The Most Handsome In the World."Aku nya dengan wajah congkak yang sengaja dibuat buat.

Entahlah apa maksud Taehyung berbicara seperti itu tapi yang pasti Zain semakin memperlebar senyuman mendengarnya.

Telunjuk Zain menyentuh pipi Taehyun namun sama sekali tak mengusik tidur bayi kecil yang masih berusia dua minggu tersebut.

"Wajahnya memang persis denganmu.Mata, hidung, bibir bahkan ekspresinya saat tidur pun sama denganmu." Berulang telunjuk Zain mengelus pipi putranya sembari menatapnya lamat lantas tersenyum pada Taehyung yang sedari tadi memperhatikan ia berceloteh.

"Tapi kuharap dia jadi seseorang yang taat seperti ibunya."

Tatapan penuh cinta dari Taehyung berhasil menerobos iris mata Zain.Semakin mengangkat lengkungan yang terpatri dibibirnya.Sangat membahagiakan baginya momen sederhana seperti ini.

"Terimakasih telah membuat kebahagianku semakin lengkap.Terimakasih telah melahirkan putra kecil kita.Aku mencintaimu.Mari kita besarkan Taehyun bersama sama."

Tangan Taehyung sudah merangkul sisi kiri lengan Zain,merapatkan tubuh sang istri sebelum mendaratkan kecupan penuh perasaan didahi Zain.Dan Zain menghayati kecupan Taehyung dengan memejamkan kedua matanya.

"Taehyun nya appa.Cepat besar, ne."

Taehyung merendahkan posisi tubuhnya, membungkuk hingga posisi wajahnya lurus diatas wajah Taehyun.Mencuri satu kecupan di masing masing pipi putranya.Taehyun menggeliat kecil saat Taehyung menjauhkan wajahnya, membuat bayi kecil tersebut berkali lipat lebih menggemaskan.

Sudah tak bisa dijelaskan lagi bagaimana Taehyung harus mengekspresikan kebahagiaannya.Rasanya rona mega merah yang menggantung terkalahkan oleh perasaan yang tengah membuncah dihatinya.Kebahagiaanya benar benar telah terlengkapi.Taehyung merasa menjadi pria paling bahagia saat ini, sebelum, "Appa."

Terjaga.Seseorang mengguncang pelan lengannya, kedua bola mata yang belum terbiasa dengan cahaya lampu mengerjap pelan.Pening mendera ketika kepala yang tergeletak diatas meja itu ia angkat perlahan.Samar samar ia melihat bayangan anak berusia tiga belas tahun yang memandanginya dalam diam.Sepertinya menunggu ia terbangun.

Kepingan nyawa yang berceceran telah terkumpul didalam tubuh Taehyung.Matanya kini bisa melihat jelas wajah polos putranya, Taehyun.

"Appa sudah sembahyang isya?"

Seketika Taehyung tersadar bahwasanya ia tertidur dimeja kerja sepulangnya ke rumah.Hari ini ia merasa sangat lelah hingga ketiduran.Jam tangan yang masih menghuni pergelangan kirinya mencoba ia lirik, pukul 21.30.Ia telah tertidur sekitar satu setengah jam.

"Astagfirullah ayah lupa.Terimakasih Taehyun sudah membangunkan appa."

Surai hitam Taehyun diusapnya pelan.Bocah itu nampaknya menyukai perlakuan sang ayah, terbukti dengan senyum simpul yang terbit saat telapak tangan Taehyung menelusur puncak kepalanya.

"Ayah solat dulu ya." Taehyung mendorong kursinya kebelakang lantas bangkit untuk segera mengambil air wudhu.

"Appa."

Panggilan lirih dari Taehyun membuat langkahnya terhenti, kepalanya menengok kearah sang putra yang tengah memandang kearah lain, lebih tepatnya pada album foto yang terbuka diatas meja.

"Jangan lupa do'a kan eomma ya."

Demi tuhan, rasa sesak menghantam dada Taehyung dengan sangat keras.Oksigen yang ia hirup terasa tercekat sampai di tenggorokan.Tatapan polos Taehyun semakin membuat denyutan dihatinya menjadi nyata.Apalagi ketika foto yang diambil dua belas tahun lalu tertangkap oleh netranya, Taehyung hanya bisa menghela nafas dalam untuk mengurangi kepedihan.

"Ne.Appa pasti akan mendoakan eomma."

Jawab Taehyung akhirnya dengan sebaris senyum yang teramat pilu.Manakah sebenarnya perasaan yang harus ia ungkapkan.Apa yang ia semogakan telah dikabulkan.Taehyun tumbuh menjadi seorang anak yang ia idamkan, memang sudah sepatutnya ia tersenyum akan hal itu.Tapi kenapa Taehyung harus merasakan pilu di waktu yang bersamaan? jawabanya karena sebuah kehilangan.

TBC

Assalamu'alaikum semuanya,
Huhuhu sequel IDNPO akhirnya WahyuTel publish

Maafkan typo yang masih ada dan kuharap ini tidak mengecewakan.Tinggalkan kesan kalian untuk part awal sequel IDNPO yang WahyuTel buat

Jangan lupa juga klik tombol bintang dipojok bawah.

Sekian dan terimakasih

#Salam hangat dari WahyuTel😊


Sabtu, 13 April 2019

Imam Dari Negri Para Oppa 2Where stories live. Discover now