17.Blood, Sweat And Tear

1K 109 44
                                    

Terkadang kita perlu berlari lebih cepat.Meninggalkan segala ketakutan dibelakang.Berdegap pada keringat dan air mata yang berderai demi satu tujuan yang diharapkan.

🌙

Panas.

Taehyung merasakan pipinya seperti mendapatkan jamahan bara api yang menjalar sampai dekat telinga.Menyulitkannya sekedar bernapas sebab tak percaya bahwa ia baru saja di tampar oleh wanita yang Taehyung yakini adalah istrinya.

Mungkin otak Taehyung akan berproses lambat memikirkannya lebih serius.Tangan yang dahulu sering di gunakan mengusap surai dan menenangkannya hari ini digunakan untuk melukainya.Bukan.Taehyung tak berbicara soal luka fisik disini.Rasa sakit di pipinya bahkan masih kalah banding dengan rasa sakit di hati Taehyung saat ini.

Taehyun melongo ketika menyaksikan kelima jari Kaori menghakimi wajah ayahnya dengan spontan.Memaksa Taehyun membekap mulutnya yang ternganga karena rasa terkejut. Sementara itu si pelaku justru melecutkan tatapan benci kepada ayah Taehyun lengkap dengan deru napas yang memburu hebat— menandakan emosinya tengah terpancing.

     Persetan dengan konsekuensi.
Jikalaupun Taehyung membalas dirinya dengan sebuah pukulan, Kaori sudah tidak peduli.Pria itu sama sekali tidak mengindahkan apa itu sopan santun.Kaori merasa harga dirinya di lukai karena kelakuan Taehyung.Ia terkesan seperti wanita murahan yang dengan mudahnya bisa di sentuh sembarang pria.

"Zain ... kau menamparku?"

"Anda memang pantas mendapatkannya, tuan.Dan sekali lagi saya tegaskan, saya Kaori bukan Zain." Sarkasme, tapi Kaori sudah terlanjur geram dengan Taehyung.

"Kau itu Zain istriku!"

"Jangan membual tuan.Apa alasan anda menyimpulkan hal demikian?"

Taehyung merogoh sakunya tergesa, mengeluarkan dompet berwarna coklat tua, merogoh sesuatu yang terselip bersama tumpukan kartu.Foto istri tercintanya.

"Lihatlah! Bukankah ini dirimu."

Separuh tenaga Kaori menguap bersamaan dengan tulang kakinya yang mendadak lemas.Susunan kosa kata pada pita suaranya terburai entah kemana, melenyapkan diri masing masing sampai Kaori tak tahu sekedar melanjutkan konversasinya dengan Taehyung.

Bagaimana bisa wanita dalam foto itu memiliki wajah yang sama persis sepertinya dirinya? Duplikasi yang sangat detail, bahkan sampai lipatan mata dan lekukan di bibir.Hanya saja wanita yang baru Kaori tahu bernama Zain itu mempunyai binar polos yang berbanding terbalik dengan dirinya.Satu nilai yang bisa ia jadikan sebagai sanggahan.

"Foto ini tak membuktikan apa apa.Itu bukan saya.Anda tahukan di dunia ini manusia memiliki kembaran? Mungkin saja istri anda mirip dengan saya."

"Lalu apa perlu ku katakan bukti lain?Tentang kalung yang kau pakai.Aku memberikan kalung itu padamu di hari pernikahan kita.Aku memesannya khusus untukmu, ada ukiran bulan sabit dan huruf 'K' dibalik liontin kalung itu."
Terang Taehyung mengungkap semua kebenaran yang membeludak memenuhi otaknya.
Kaori meremat bandul kalungnya erat.Bagaimana bisa pria ini tahu?

"Apa yang anda bicarakan.Hadiah pernikahan apa? Asal Anda tahu, ini kalung pemberian mendiang ibu saya." Jawab Kaori penuh keyakinan. Karena begitulah sekiranya fakta yang ia dengar dari Ryota, meskipun Kaori sendiri tak ingat kapan kalung itu diberikan sang ibu padanya.Setahu Kaori ia memakai kalung itu sejak lama.Mungkin saja diberikan saat Kaori masih sangat kecil.

"Kau tak mengingat apapun tentang kita, Zain?"

"Sudahlah tuan berhenti bertingkah seolah olah saya ini istri anda.Saya pernah mendengar dari putra anda bahwa ibunya sudah meninggal.Saya harap anda dapat menerima takdir itu dan tolong berhenti mengganggu saya."

Imam Dari Negri Para Oppa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang