02.Mom

2.9K 253 19
                                    

Aku dan kamu, tersekat ruang serta waktu.Dimana diantaranya mengarung sebuah perasaan pilu bernamakan rindu

🌙


    Aula terlihat lebih penuh hari ini.Setiap Juli suasana akan selalu seperti sekarang.Peringatan hari jadi sekolah dan penyambutan libur musim panas memang identik dengan sebuah pentas yang disaksikan oleh wali murid.

         Taehyun mencoba mengintip dari celah tirai saat drama yang diperankan Daejin tengah berlangsung.Saliva terteguk dengan kasar.Taehyun tiba tiba saja merasa gugup.Berbagai spekulasi bermunculan kala bola matanya mengedar kearah barisan para penonton.Bagaimana jika penampilannya nanti buruk? atau bahkan hancur?Keraguan semakin dirusak akan ketidakhadiran sang ayah.Dimanakah ayahnya sekarang? Taehyun butuh ayahnya.Setidaknya jika pria itu datang ia bisa mendapatkan sedikit lebih keberanian.

     Tangan Taehyun mendadak berkeringat ketika mc menyebut namanya.Denyutan jantung bergerak cepat sampai mampu membuat tubuhnya melemas.Ia melongo menengok kearah Daejin yang baru memasuki belakang panggung.

"Hey kenapa kau malah bengong disitu? Cepatlah ke panggung."

Bibir tanpa poles berwarna merah muda alami digigit bagian bawahnya.Bias wajah pasi masih tertahan seolah enggan meluntur; justru semakin gencar menghakimi Taehyun saat namanya dipanggil sekali lagi.

"Daejin aku takut."Taehyun meremat jemarinya sendiri.

"Tidak usah takut, Taehyun.Kau pasti bisa.Semangat." Dukungan Daejin menyuplai sedikit rasa percaya diri untuk Taehyun, meski dalam hatinya ia masih takut akan gagal mempersembahkan yang terbaik.Ini adalah pentas pertamanya disekolah dan Taehyun takut mengecewakan.

      Sebaris kalimat basmallah ia lenguhkan sebelum pada akhirnya mengayun tungkainya menuju panggung.Taehyun membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada seluruh hadirin yang menyaksikan.Kondisi jantungnya kembali tidak baik mana kala ia masih tak mendapati presensi sang ayah.Apa ayahnya tak akan datang hari ini?

🍃

    Kaki jenjang dipaksa berlari oleh sang pemilik, menyusuri area sekolah yang nampak lebih sepi dari biasanya.Sol sepatu yang menapak pada ubin menghasilkan suara yang sanggup menghidupkan suasana lorong yang senyap.Beruntung ia sedikit lebih tahu gedung gedung disekolahan anaknya sehingga ia tak perlu bersusah payah mencari aula yang menjadi tempat tujuannya.

Setelah mendapat izin meninggalkan lokasi syuting, Taehyung segera bergegas melajukan mobilnya menuju sekolahan sang putra.Kemarin ia sudah terlanjur mengiyakan permintaan Taehyun untuk menghadiri acara yang diselenggarakan oleh sekolah, maka Taehyung pun menepati janji itu.

Peluh sedikit menetes pada kulit tan yang menjadi ciri khas nya.Syuting beberapa saat lalu sudah berhasil menurunkan tingkat energi tubuhnya, tapi demi sang putra Taehyung  tetap memaksakan kakinya melangkah cepat.Semoga saja ia belum terlambat menyaksikan penampilan pertama Taehyun.

      Pintu aula terbuka, memancing berpasang mata menaruh pandangan ke satu titik.Taehyung berjalan santai memasuki aula, tak merasa risih sekalipun dengan tatapan yang mengikuti setiap jengkal langkah kaki jenjangnya.Disalah satu bangku kosong yang berada tepat didepan panggung Taehyung mendaratkan pilihannya.Duduk nyaman disana melihat Taehyun yang ternyata tengah menatap ke arahnya juga.

Pria berusia empat puluh tahun itu tersenyum.Telapak tangan kanannya mengepal lalu ia angkat keatas sebagain bentuk lain dari sebuah seruan semangat yang urung ia ucapkan.

   Lelaki kecil diatas panggung turut tersenyum.Ketakutannya perlahan melunak, ayahnya telah datang dan memberi sebuah semangat untuknya.Bahkan pria itu kini tengah sibuk dengan sebuah handycam yang tearah padanya.

Imam Dari Negri Para Oppa 2Where stories live. Discover now