19.Whalien 52

897 93 31
                                    

Bersamaan dengan tingginya sebuah harapan.Aku juga harus siap untuk satu waktu jika nanti harus jatuh dan dikecewakan.

🌙

©Song Recommendation : Hwang Chi Yeul-A Daily Song©
.
.
.
.
.
.

"Ini tidak mungkin."

Taehyung menatap tak percaya ke arah Ryota.Mencoba menyangkal kabar buruk yang membuat kepalanya serasa dijatuhi rudal untuk kesekian kalinya.

"Memang begitulah kenyataannya, nak."

Taehyung mengambil satu lagi kertas dalam kotak tersebut, memperhatikannya lantas kembali menggeleng, "Semua ini palsu.Dokumen dokumen ini palsu."

Helaan napas Ryota mengalun menelisik selaput pendengaran, "Berpikirlah nak.Berapa waktu yang ku miliki untuk membuat dokumen dokumen palsu? Kau bahkan datang padaku dengan sangat mendadak.Itu surat keterangan kelahiran dari rumah sakit dan akta kelahiran Kaori.Semuanya asli.Kau dapat melihat tahun berapa surat surat itu dibuat."

      Masih tak percaya, Taehyung menggulir bola mata menuruni sudut lembaran di tangannya.Beribu sial, Taehyung harus meneguk salivanya yang terasa pahit menuruni kerongkongan sebab kejahatan takdir yang membenarkan semua perkataan Ryota.Dokumen dokumen itu asli.

"Bagaimana mungkin dia bukan...."
Taehyung tak dapat melanjutkan kata katanya, menunduk pilu seraya meremat surainya berantakan.Syaraf di kepala berdenyut semakin brutal.Menyebar pening menjalari pelipis; Taehyung menangkap wajahnya siap menangis.

"Terimalah kenyataan, nak.Terima fakta bahwa Kaori bukan istrimu.Belajarlah untuk ikhlas dengan takdir hidupmu."

Taehyun mencoba menenangkan ayahnya, melingkari lengan pria itu penuh sayang.Berharap kepedihan sang ayah sedikit terkurangi.Kendati demikian jangan beranggapan bahwa Taehyun tak merasa tersakiti.Bocah itu jua turut hancur.Harapan yang dia simpan tinggi pada petala langit teratas harus lebur jatuh menghantam terjalnya permukaan bumi.Ekspektasinya menjalani masa depan bersama ibu tercinta rela mengabur karena fakta yang menyudutkannya tanpa bisa berkutik.

"Tuan Taehyung yang terhormat, anda sudah mendapatkan kebenaran yang anda cari bukan? Saya pikir semua itu cukup jelas dan jika tidak ada kepentingan lain, silahkan keluar dari rumah saya." Sinis Kaori pada Taehyung yang masih tergugu di tempatnya.Ucapannya angkuh sekali tapi percayalah hati Kaori sedikit terusik melihat Taehyung masih menjatuhkan air matanya.

      Mayoritas kaum adam hanya dikarunia lima persen perasaan dan selebihnya adalah logika yang mereka gunakan dalam mengambil sebuah keputusan maupun tindakan.Oleh karena itu pria jarang sekali menangis seolah organ hati mereka telah dibentengi lapisan baja yang sangat kuat.Tapi satu kali pria menangis, mereka bukannya tampak menjadi cengeng dan lemah.Melainkan dari air mata itulah ketulusannya diketahui.

Kaori akui ia salut akan rasa cinta Taehyung yang begitu tulus pada istrinya.Meski dua belas tahun telah berlalu, pria itu selalu menjaga perasaannya untuk satu wanita yang bahkan tak diketahui bagaimana keadaannya.Apakah ia masih hidup atau tidak, tak ada yang tahu tapi Taehyung masih menunggunya— mencintainya setiap hari.

Namun tetap saja Kaori tak menyukai sisi lain Taehyung.Keras kepala dan egoisnya.Kaori selalu terbakar amarah manakala mengingat bahwa Taehyung pernah kurang ajar memeluknya.Dan kata kata tak sopan pria itu pada Ryota beberapa waktu lalu menjadi tambahan nilai minus tabiat Taehyung untuk Kaori semakin tak menyukainya.

Imam Dari Negri Para Oppa 2Where stories live. Discover now