20. The Truth Untold

977 97 31
                                    

Kau cukup sebatas tahu bagaimana kisah ku.Tidak untuk merasakan sakitnya.Biarkan aku sendiri yang simpan tiap goresan hitam dan kelabunya.

🌙

     Garis perjuangan telah dilewati Taehyung begitu jauh.Bahkan melampaui target yang dapat di konsumsi penalarannya.Namun tetap saja semua berakhir dengan melenggang jauh dari ekspektasi.Prospek untuk menyatukan susunan keluarga yang terburai berujung hancur ditindas kenyataan.Sebuah keluarga kecil bahagia hanya menjadi bagian dari wacana semata.

Langit terlukis cerah, biru dengan awan putih yang berarak menuju ujung batas pandang.Beberapa daun ambau dari genggaman ranting ranting pohon.Mengikuti gerak labil hembusan angin yang berlanjut membawanya tergeletak di atas tanah.Pasrah.Menunggu gerombolan hawa yang lain menggiringnya pindah.

     Taehyun mencengkram pinggiran bangku halte, mendongakkan kepalanya demi merangkum bentang angkasa yang luas dalam pandangannya.Menyogok paru paru nya dengan satu hela oksigen, pandangannya menunduk turun pada jalanan yang sedikit lenggang pagi ini.

Tak sengaja lengan yang berusaha ia pindahkan menyenggol kotak hadiah yang sebelumnya Taehyun letakkan disamping tubuhnya.Jika dipaksa jujur, Taehyun cukup penasaran dengan hadiah tersebut.Seperti mayoritas anak seusianya yang memiliki keingintahuan tinggi, Taehyun mengangkat kotak tersebut keatas pangkuan— siap mengintip benda tersembunyi di dalamnya.

"Eoh, ige mwoya?"( apa ini?)

    Bus melaju konstan dari ujung jalanan.Tapi tak lagi menarik bagi Taehyung jika dibandingkan dengan lenguhan tanya Taehyun yang merambati udara kosong.Memutuskan menoleh dengan harapan bisa menjawab pertanyaan putranya, meski Taehyung sendiri tahu pertanyaan itu tidak ditujukan untuk dirinya.Karena nada bicara Taehyun yang begitu lirih— nyaris seperti bisikan.

"Ada apa Taehyun?"

Kepala Taehyun bergidik, " Tidak apa apa.Taehyun hanya melihat hadiah dari kakek Ryota."

    Sejemang kemudian Taehyung menyeret atensi pada kain merah cherry dengan ornamen emas yang terlipat rapi dalam kotak di pangkuan Taehyun.Cantik dan sepertinya cukup familiar di mata Taehyung.

Belum sempat ingatannya sampai pada titik temu, sebuah catatan kecil yang terselip dipinggiran kotak terlebih dahulu memikatnya.Mengulurkan tangan untuk menarik catatan tersebut keluar dari persembunyian, Taehyung lalu mengeja satu kata yang ditulis pada permukaan kertas.Seketika ingatan yang sempat padam berkobar kembali.Menyala terang dan jelas, sampai Taehyung tak sadar telah menarik lengan Taehyun untuk membawa bocah tersebut mulai berlari.Kembali.

'Sorry'

     Kaori berusaha memberontak dalam dekapan Taehyung.Meski kalah kuat ia masih bersikeras melawan.Taehyun yang berdiri di ambang pintu mulai melangkah masuk dengan ragu ragu.Sepertinya ia harus berada di dekat ayahnya saat ini, karena tak menutup kemungkinan akan ada satu hal yang terjadi setelah Kaori berhasil lepas dari Taehyung.

"Apa yang anda lakukan? Kenapa kembali lagi kesini?" Kaori mendorong tubuh Taehyung menjauh.

"Aku datang untuk istriku."

Hal itu lagi.Sungguh Kaori merasa muak dengannya.Bukti sudah sangat jelas ditunjukkan, tapi pria itu masih saja bodoh dengan mempertahankan opininya "Bukankah bukti bukti semalam sudah jelas? Saya bukan istri anda."

Imam Dari Negri Para Oppa 2Where stories live. Discover now