36.Outro

2.3K 129 47
                                    

Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran ( yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran ( yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit

_Sayyidina Ali Bin Abi Tholib_

🌙

    Sepintas langit itu nampak seperti gumpalan arum manis yang selalu ada dalam perayaan festival musim panas. Jingga lembut— dengan ombak di bawah kakinya yang bergelung pasang menghantam bibir pantai.Berpadu padan dengan nyiur nyiur di tepian pulau yang tak jua lelah melambaikan kasih pada segerombol burung camar yang bergerak melintasi samudra.Indah.Menawan.Kendati sederet kelebihannya tak akan pernah membuat tempat tersebut setara dengan surga, namun bagi sosok itu, tempatnya sekarang adalah bilik kenangan yang sudah cukup banyak menuntun ia merasakan apa itu kebahagiaan.

Kursi berayun teratur dari barat ke timur dan berlanjut seperti itu berulang ulang.Sosok di atasnya hanya diam mengabadikan senja dari teras villa yang tersiram cahaya mega.Pun sesekali tangan keriputnya mengangkat cangkir di atas meja untuk menyeruput teh hitam tanpa gula yang menjadi minuman wajibnya tiap sore— menggantikan cairan kopi kesukaannya di waktu dulu.Meskipun sekarang ia masih menyukai minuman berkafein tersebut, namun ia sadar tubuhnya mungkin tidak bisa menolelir zat itu lagi.

   Perputaran waktu tak terasa semakin membuat ia bertambah tua.Banyaknya uban bagai disebar memenuhi kepalanya.Kendati demikian ia masih belum beristirahat.Dia masih menanti seseorang menepati janji padanya.Entah sepertinya ia bertahan hanya untuk hal itu.Dan sore ini ceruk bibirnya dapat menggambarkan senyum yang sempat melenggang entah sedari kapan, ketika pundak rentanya di genggam halus dari belakang oleh seseorang.Lalu keluar sosok itu— yang telah ia nantikan sekian lama untuk menepati janji.

"Apa ayah senang berada disini?"

Pria tua di kursi goyang terdiam berpikir, "Sebenarnya tidak juga, aku sudah berkali kali datang ke pantai ini.Tapi karena disini ada kalian aku senang."

Taehyung tertawa pelan disusul gelak yang sama oleh Zain, Taehyun dan Ryota sendiri.

"Akhirnya setelah sekian lama kalian datang kembali.Aku bahkan sampai tak percaya cucuku ini sudah bertambah dewasa saja." Celoteh Ryota seraya mengelus surai Taehyun yang duduk bersimpuh di dekat kursi goyangnya.

Pemuda berusia enam belas tahun tersebut tersenyum simpul, menepuk pelan paha sang kakek angkat tempat tangannya bertumpu, " Lain kali kami akan datang lebih sering untuk mengunjungi kakek."

   Ryota tersenyum sumbang, terselip perasaan yang sekiranya tabu untuk ia lahirkan lewat penuturan.Yang barangkali akan merusak momen berharga yang telah lama ia idamkan.Maka Ryota benahi kembali ekspresinya dengan simpul di kedua ujung bibir dengan lebih ikhlas.

"Tentu saja harus seperti itu.Kalau tidak awas saja kalian.Akan ku kirim seluruh pekerja ku ke rumah kalian untuk berdemo."

Sekali lagi tawa tercipta antara mereka dengan Ryota yang mulai memindai satu persatu wajah di sekitarnya.Ah, ternyata begini rasanya.Hari yang menjadi impiannya sewaktu dulu benar benar tiba.Meski sedikit bergeser dari rencana, namun sekali lagi semua di dunia tak pernah ada yang sempurna.Beginilah yang sudah tuhan siapkan untuknya.Dan sepatutnya Ryota bersyukur, untuk sebuah perkumpulan keluarga.Pada suatu senja.Dengan anak, menantu, cucu serta istri tercinta, Preeda— yang senantiasa ada di dalam hatinya.

Imam Dari Negri Para Oppa 2Where stories live. Discover now