33.Love Maze

982 97 35
                                    

Entahlah, aku yang terlalu naif atau kisah kita saja yang terlampau rumit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entahlah, aku yang terlalu naif atau kisah kita saja yang terlampau rumit.

🌙

"Aku akan pulang pukul enam petang."

Zain mengangguk, memungut perkata yang di urai oleh Taehyung untuk ia rangkai menjadi memo dalam papan catatan di kepala.Menepuk dalam hitungan ganda sepasang dada bidang milik sang suami— yang baru saja ia pakaikan jaket kulit hitam mengkilap, lantas jemari Zain menjauh menggali sekat kosong antar keduanya.

"Hati hati di jalan." Ujarnya kemudian tak lupa membubuhkan cekungan dalam pada permukaan bibir.Menampung segala pesona abstrak yang membuat Taehyung tergila gila padanya dulu— bahkan berlanjut sampai sekarang.

    Taehyung belum jua beranjak, masih memposisikan diri di depan Zain tanpa tujuan yang jelas.Apa yang sedang pria itu nantikan masih buram dalam terkaan.

"Ada sesuatu yang kau butuhkan?"

Taehyung menggeleng, "Buatkan aku bibimbap untuk makan malam nanti, ya."

Jajaran gigi putih Taehyung terlihat rapi, menjadi tumpuan Zain mengukir senyum tipis yang sama, "Tidak perlu khawatir, kau pasti akan menikmatinya nanti."

"Terima kasih.Kau memang yang terbaik."

Setelahnya masih sama, Taehyung masih mematung di tempatnya seolah belum puas dengan senyuman yang Zain berikan.Padahal wanita itu sudah berpikir Taehyung akan pergi mengecek kondisi toko alat musik mereka— yang baru buka lima bulan lalu— seperti yang Taehyung tukaskan sebelumnya.Namun gravitasi menahan Taehyung tetap berada disana, memperberat langkah sekedar bergerak satu jengkal dari tempatnya terdiam membisu.Hingga tabiatnya itu lagi lagi menguji kepekaan Zain untuk bertanya alasan lebih dahulu.

"Kenapa belum berangkat? Apa ada yang ketinggalan?" Zain tergopoh, bersiap melesat bila saja memang ada sesuatu yang Taehyung perlukan.

Respon Taehyung tak jauh berbeda dari sebelumnya.Gelengan pelan dengan tatapan mata yang merasuk dalam.

"Kau melupakan sesuatu, Zain."

"Melupakan a...."

Niat menggelindingkan satu kalimat tanya terpenggal.Zain di bungkam sekelebat bayanh sebuah kebiasaan yang hari ini ia sendirikan.Bertepi dibalik awan awan kesibukan yang melemahkan syaraf ingatan.Ah, mungkin hal itu yang sedang Taehyung harapkan.

Zain meraih tangan Taehyung mengarahkan dahinya ke atas punggung tangan pria tersebut; sesuai kebiasaan yang ia lakukan.Hingga terlukiskan spektrum warna pada bola mata Taehyung dengan binar yang berkilauan dari genangan yang tersinari cahaya.Dia bahagia.Berselimut jutaan kelopak bunga sakura membungkus hatinya yang menghangat karena Zain.Musim semi ternyata berhasil menyusup masuk ke dalam jiwanya.Barangkali mengalir melalui udara yang hilir mudik membelai paru parunya.

Imam Dari Negri Para Oppa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang