05.Begin

1.4K 173 41
                                    

Hidup terus berlanjut, tak selamanya akan berhenti pada satu titik.Ada saatnya aku harus menutup luka lamaku.Bangkit dan tersenyum; aku siap untuk memulai


🌙

"Eomma."

Kata asing dari negri seberang itu terasa ambigu bagi Kaori.Apa anak laki laki ini tengah menyebutnya oma? Apakah Kaori setua itu?

"I am not your grandmother kid." Kaori berusaha melepaskan cengkraman anak itu perlahan.

Anak itu menggeleng keras, " Eomma, eomma Zain.Ini Taehyun, putramu.Taehyun merindukan eomma."

"Apa yang kau katakan? Aku bukan ibumu, kau mungkin salah orang."

"Ku mohon jangan berbohong.Kau ibu ku kan?" Taehyun bersikeras berusaha membujuk wanita dihadapannya untuk mengakhiri candaan yang sama sekali tak lucu baginya.

Sementara itu Kaori dibuat kewalahan, pikirannya mendadak lelah bahkan sebelum mulai bekerja.Bagaimana mungkin dirinya yang belum pernah menikah bisa memiliki anak.Kaori menatap Haruna, mencari pembelaan dari gadis tersebut.

"Dia bukan ibumu, nak.Dia manager hotel ini.Dia nona Kaori bukan Zain ibumu.Kau salah orang, mungkin Nona Kaori dan ibumu hanya mirip." Tutur Haruna pelan.

"Tapi—"

Jemari Taehyun melemah, seiring dengan timbulnya satu fakta yang sedari tadi ditutupi keegoisannya yang membuta.Ibunya sudah meninggal.Taehyun sempat melupakan itu.

   Kedua bola mata sebening embun itu bergulir menatap sekali lagi sosok cantik yang ada dihadapannya.Paras itu sama dengan milik sang ibu, tapi dia bukan ibu Taehyun. Yang Taehyun tahu ibunya sesosok wanita muslimah sederhana dengan pakaian panjang dan balutan hijab bukan wanita karir syarat akan mode seperti ini.Mungkin benar apa yang dikatakan wanita tadi, mereka berdua hanya mirip.

Hari ini Taehyun berusaha membantah takdir namun sekali lagi hanya berakhir menjadi abu.Sekuat apapun Taehyun mengelak, Taehyun tetap saja kalah.

🍃

  Taehyun menyembunyikan wajahnya dalam tundukan, menyentuh setetes air mata yang membuat jalur menuruni pipinya.

"Maaf, sepertinya saya memang salah orang.Anda memang bukan ibu saya, saya ingat sekarang kalau ibu saya sudah tiada." Kalimat terakhir Taehyun mengabur.Ia menekuk tubuhnya— bersusah payah untuk menghalau dirinya menangis.

Kaori bukan tipe orang yang suka ikut campur dengan hidup orang lain, tapi Taehyun sudah berhasil menyentuh perasaan iba di dasar hatinya.Kaori tak buta dengan binar polos yang menyimpan segudang harapan itu.Pun adanya berkubik kubik rindu yang ditahan, menunggu pelabuhan yang tepat untuk menyandarkan semuanya.Pasti anak ini tersiksa karena kehilangan ibunya.

Dengan mengesampingkan segala bentuk egonya, Kaori mengarahkan jemarinya mengelus sebentar pucuk kepala Taehyun.

"Tidak apa apa."

   Akan seperti inikah rasanya usakan lembut sang ibu? Segala hal yang ada pada wanita bernama Kaori ini membuat Taehyun membayangkan bahwa saat ini yang tengah mengusap kepalanya adalah Zain, ibunya.Hingga perlakuan itu berhasil menarik senyum untuk timbul meski harus berperang dengan rasa sakit yang meluluh lantakkan batin terdalam.

"Maaf telah mengganggu waktu anda.Saya permisi." Taehyun pamit dengan sopan melangkahkan kaki kecilnya menuju lift.

"Kasihan sekali dia." Lirih Haruna mengarahkan kepalanya untuk membalik demi melihat tubuh Taehyun yang sudah raib dibalik pintu lift.

Imam Dari Negri Para Oppa 2Where stories live. Discover now